Siang itu matahari bersinar dengan ceria, menerpa seluruh sudut ibu kota yang sibuk dan ramai. Namun, dalam keceriaan dibawah terpaan sinar matahari yang riang dan terik itu, seseorang tengah duduk termangu di sebuah bangku taman di dalam area gedung perkantoran Petersson Communication.
Wajahnya muram seolah awan mendung menyelimuti benaknya. Wanita itu tampak putus asa dengan apa yang sudah ia perjuangkan selama ini. Hubungan cintanya dengan pria selalu berakhir tragis. Ia menundukkan kepalanya sambil menutup seluruh wajahnya yang merah karena tangisan yang tak henti - henti mendera dirinya.
Di sampingnya, Andien, sedang berusaha semampunya untuk meredakan tangisan Lisa yang bergumuruh, tak henti - hentinya membanjiri riasan wajahnya yang mulai terlihat berantakan.