"Duh gue kenapa sih! Sudah jelas - jelas Oscar itu brengsek masih aja gue pikirin!" Lisa mengumpat dengan kesal ketika pikirannya tidak dapat ia alihkan. Bayang - banyang wajah tampan Oscar sepertinya enggan beranjak dari benaknya. Entah apa yang merasuki Lisa setiap kali pria itu datang dan bertemu dengannya, perasaan Lisa selalu galau.
Seolah, pria pemilik perusahaan telekomunikasi multinasional itu menyihir Lisa agar sulit untuk dilupakan.
"Lis, udah stop. Lo udah mulai terobsesi sama bajingan bule satu itu. Masa lo nggak inget pagi tadi dia manis ke lo abis itu siangnya dia jahat ke lo, gitu aja terus muter - muter nggak kelar - kelar!" umpat Lisa lagi dalam benaknya.