Lagi, seperti saklar lampu di ruang tamu, suasana hati Chloe berubah dengan cepat dalam hitungan detik. Pipinya masih dibasahi oleh air mata, hanya saja bedanya kali ini wanita itu sudah tidak terisak. Ia mengalihkan pandangannya dari langit malam yang gelap dan hanya diterangi oleh bulan dan beberapa bintang kecil itu dan kembali melihat wajah samping Randy.
"Randy, kamu kan sudah gak terlalu muda lagi. 29 tahun loh.. Apa kamu gak ada niat untuk mencari pacar dan segera menikahi pacarmu nanti? Biasanya di usia seperti kamu dan aku ini, orang tua kita pasti mengharapkan cucu."
Pertanyaan Chloe berperan seperti pisau dapur yang menusuk - nusuk hatinya yang bergetar. Randy hanya bisa, untuk kesekian kalinya, tersenyum tipis dan tidak tahu harus menjawab apa. Entah kenapa, setiap kali Chloe menyinggung topik mengenai mencari pacar atau kapan ia akan menikah, Randy selalu merasa tidak nyaman.