Chapter 66 - Pengkhianat

Gabby berjalan dengan pelan ke arah kolam ikan, dari tadi jantungnya berdegup dengan kencang. Saat ada pegawai ayahnya yang sedang melihat ke arahnya, dengan cepat Gabby bergaya seakan-akan sedang mencari Nara.

Setelah tidak ada yang memperhatikan Gabby berlari ke arah kolam ikan. Perempuan itu meregangkan badannya sebentar lalu mencelupkan kakinya untuk mengukur suhunya.

Tiba-tiba Gabby mendengar suara berat dari belakangnya.

"Bisa nggak sih kamu nggak bikin masalah? Kamu mau ngapain sekarang?" Daniel melipat tangannya di depan dadanya.

Daniel berjalan mendekat dan menarik pelan tangan Gabby, "Kamu mau berenang? Ayo kita pergi ke kolam renang umum. Jangan berenang disini! Kamu tahu kan disini banyak ikan?"

Gabby memiringkan kepalanya dan dapat melihat Michael yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka. Gabby menyipitkan matanya lalu menggerakan mulutnya, pengkhianat. Perempuan itu melihat Michael membuka mulutnya tapi Gabby cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

"Aku ini lagi nggak mau berenang! Michael berbohong kepadamu yah, mana mungkin aku berenang di sini!" Gabby mengerutkan keningnya.

Daniel menaikkan alisnya, "Oh ya? Kalau gitu tolong jelaskan kepada ayah kenapa kamu ada di sini?"

"Udara di dalam kamar itu panas sekali! Jadi aku memilih untuk keluar dan menghirup udara segar." Saat Gabby melihat wajah ayahnya yang kelihatan ragu, dia melanjutkan, "Ayah aku mau tanya, sebenarnya anakmu itu siapa sih? Aku atau Michael? Ibu saja sekarang lebih perhatian kepada Michael daripada aku. Apa ayah juga ingin seperti ibu?"

Setelah mendengarkan curahan hati anaknya, Daniel langsung merasa bersalah. Dia menarik tangan anaknya lalu memeluknya, "Maafkan ayah, tentu saja ayah mempercayaimu."

"Kalau menurutmu udaranya panas gimana kalau kita beli es krim diluar?" Daniel melepas pelukan anaknya.

Gabby menganggukan kepalanya dengan cepat, "Memang ayah itu ayah yang terhebat."

Daniel membalik badannya lalu melihat Michael, "Cepatlah siap-siap. Aku akan mengajakmu makan es krim diluar."

Michael menganggukan kepalanya lalu melihat Gabby. Perempuan itu membuat wajah konyol ke arahnya lalu mengalihkan pandangannya. Setelah itu Gabby berjalan menjauh meninggalkan ayahnya dan Michael diluar.

--

Sejak kejadian tadi siang, Gabby tidak memberi Michael perhatian sama sekali. Dari makan es krim diluar, makan malam, sampai jam tidur pun Gabby tidak mengajak Michael bicara. Jangankan bicara melihat ke arahnya saja tidak.

Tentu saja Michael sudah berusaha membuka percakapan, hanya saja Gabby tidak mendengarkan. Perempuan itu sengaja mendengus saat mendengar Michael mengajaknya bicara.

Seperti kenakan-kanakan memang, hanya saja Gabby merasa dikhianati oleh Michael.

"Malam ini kamu tidur di kamarmu sendiri ya Gabby." Perintah Daniel.

Gabby menepuk-nepuk dadanya sambil menganggukan kepalanya, "Tentu saja, aku akan tidur nyenyak sampai besok pagi. Pegang janjiku yah." Suara perempuan itu sengaja dikeraskan agar Michael mendengarnya.

Michael menundukkan kepalanya lalu menyeret kakinya ke dalam kamar tidurnya.

--

Kenyataan yang sebenarnya adalah tadi malam Gabby tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain karena kupingnya dipenuhi oleh dengungan nyamuk Gabby juga masih menyimpan dendam kepada Michael.

Pagi hari itu Gabby dengan malas menyeret kakiknya ke ruang makan. Di meja makan saja perempuan itu sengaja duduk berjauhan dengan Michael. Gabby duduk di seberang ayahnya, dia mengambil makanan sambil terus menguap.

"Kamu kenapa nak?" Daniel berdiri dari kursinya dan menyentuh kening Gabby, "Badanmu nggak panas, apa tadi malam kamu nggak bisa tidur?"

Gabby menggelengkan kepalanya, "Tadi malam aku tidur nyenyak kok."

Saat Gabby melihat piringnya dia merasa ada mata yang tertuju padanya. Perempuan itu menoleh lalu mengangkat alisnya saat Michael melihat ke arahnya. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya dan melanjutkan makan.

Baru kali ini Gabby merasakan apa itu dikhianati. Kalau saja tidak ada ayahnya disini mungkin saja dia akan melempar roti ke wajah Michael.

Setelah sarapan, Gabby pergi keluar untuk jalan-jalan mengelilingi kolam. Kali ini ayahnya menyuruh tante Shelly untuk mengikutinya. Takut Gabby akan membuat masalah yang akan mencelakai dirinya.

Gabby berlari sambil memegang tali Nara, anjing itu hari ini sangat bersemangat. Gabby hampir saja terjatuh karena anjing itu berlari dengan kencang seperti serigala. Jika tantenya tidak melihat ke arahnya perempuan itu akan mencelupkan kakinya ke dalam kolam.

Setelah beberapa saat Shelly memasukkan handphonenya ke sakunya. Dia berdiri sambil memegang perutnya, "Gabby, tante ke toilet dulu ya. Jangan bikin masalah selama tante gak ada disini!"

"Siap tante," Gabby melambaikan tangannya, "Pergi yang lama saja." Bisik perempuan itu.

Saat Shelly masuk ke dalam rumah dia berpapasan dengan Michael. Wanita itu memegang pundak Michael, "Aduh perut tante sakit, tolong temenin Gabby diluar sebentar ya."

Gabby mengelus kepala Nara lalu melepas tali di lehernya, "Sekarang pergi lah, aku akan main disini sebentar."

Setelah tali di leher Nara sudah dilepas, anjing itu berlari masuk kedalam rumah. Baru kali ini Gabby mengetahui ada anjing yang tidak suka bermain diluar. Perempuan itu mengalihkan pandangannya dan melihat kolam ikan sambil tersenyum misterius.

Saat Gabby mengelilingi kolam ikan dia merasakan ada seseorang yang mengawasinya. Dia menoleh dan melihat Michael sedang berdiri tidak jauh darinya. Laki-laki itu menggigit bibir bawahnya lalu berusaha untuk tersenyum.

Gabby memutar bola matanya lalu kembali membelakangi Michael. Dia berjalan menjauh dan berdiri di ujung kolam. Gabby dapat melihat ada bayangan hitam yang berjalan mendekat.

Gabby mendengus dengan kesal lalu berjalan menjauh, meninggalkan bayangan itu. Ternyata meskipun Gabby berjalan menjauh bayangan itu tetap mengikutinya. Perempuan itu mengerutkan keningnya lalu membalik badannya.

"Jangan ikuti aku!" Teriak Gabby.

Michael melihat wajah Gabby dengan takut-takut. Mata laki-laki itu terlihat seperti binatang yang sedang tersesat di hutan.

Setelah mengatakan itu Gabby membalik badannya dan kembali berjalan. Perempuan itu memperhatikan bayangan Michael tidak mengikutinya. Setelah beberapa saat bayangan itu kembali mengikutinya.

"Berenang di sana itu bahaya." Bisik Michael, "Seperti yang aku bilang, di kolam itu ada banyak ikan."

Gabby menoleh sebentar lalu mengalihkan pandangannya lagi.

"Kemarilah." Panggil Michael, suaranya terdengar seperti orang yang sedang kesakitan.

Saat tidak menerima jawaban Michael melanjutkan, "Aku salah, maafkan aku Gabby," Michael menundukkan wajahnya, "Aku khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi padamu."

Gabby menggigit bibir bawahnya, ingin rasanya dia berbalik lalu memeluk Michael. Hanya saja egonya akan tersakiti jika dia langsung memaafkan laki-laki itu. Gabby tetap berdiri dengan diam dan mengabaikan Michael.

Di sekitar mereka hanya terdengar bunyi gemericik air yang pelan. Gabby melangkahkan kakinya mendekat ke kolam, dia melepas sepatunya dan memasukkan ujung jari kakinya. Saat itu dia merasakan ada yang menarik lengannya.

"Hey apa yang kamu lakukan?!" Saat Gabby menoleh dia melihat wajah tantenya, bukan Michael, "Kamu beneran ingin mati ya? Jangan berenang di sana!"

Gabby menggelengkan kepalanya, "Kakiku panas makanya aku masukkan sebentar ke dalam air."

"Cepat kemari, jangan sampai ayah atau ibumu melihat ini," Shelly kembali menarik lengan Gabby menjauh dari kolam, "Di dalam sana itu ada ikan tahu nggak sih?! Itu bahaya bisa saja kamu..."

Gabby melepas pegangan tantenya, mengambil sepatunya dan berlari masuk ke dalam rumah.

"Dasar remaja nggak takut mati." Shelly menggelengkan kepalanya.

--

Besok lusa Agnes datang sambil membawa bermacam buah-buahan dan kue kecil. Kedatangan ibunya membuat Gabby tidak bisa keluar dan berdiri dekat dengan kolam ikan.

Saat makan malam Agnes menyadari ada yang salah. Dia melihat ada banyak bekas gigitan nyamuk di tubuh Michael. Bekas gigitan itu ada di tangan, kaki, dan bahkan di wajahnya Michael.

Agnes menaruh sendoknya dan menyuruh Michael berdiri dan duduk di sebelahnya. Wanita itu mengawasi bekas gigitan nyamuk di tangan Michael, "Kenapa ada banyak gigitan nyamuk di tubuhmu?"

"Bukannya suamiku sudah memasang obat anti nyamuk di kamarmu?" Agnes mengerutkan keningnya, "Dan apa kamu nggak pakai lotion anti nyamuk dari Gabby?"

"Ini nggak gatal kok tante." Michael tersenyum, berusaha meyakinkan ibunya Gabby. Sebenarnya laki-laki itu tidak bisa tidur nyenyak selama dua hari karena rasa gatal itu.

Daniel dan Gabby sama-sama tidak mengangkat wajahnya, sibuk melihat piring mereka. Melihat itu membuat Agnes merasa benar-benar ada yang salah disini. Wanita itu memanggil pegawai Daniel untuk membawa lotion pengurang rasa gatal.

Gabby menengadahkan wajahnya dan melihat tubuh Michael yang dipenuhi bekas gigitan nyamuk. Ada perasaan bersalah karena dia sengaja tidak memberinya lotion anti nyamuk ke Michael.

Gabby melihat ibunya mengolesi tubuh Michael dengan losion pengurang rasa gatal. Perempuan itu menghembuskan nafasnya lalu mendorong piringnya. Dia mengelap mulutnya lalu berdiri dari kursinya.

"Aku sudah kenyang, aku naik dulu." Gabby berjalan meninggalkan meja makan.

"Hey, kenyang apanya?" Daniel menelan makanannya, "Makananmu belum habis."

Gabby tidak mendengarkan dan tetap berjalan menjauh.

Melihat anaknya yang pergi meninggalkan meja makan membuat Agnes mengerutkan keningnya. Apa Gabby dan Michael sedang bertengkar? Biasanya kedua anak itu seperti amplop dan perangko, kemana-mana selalu pergi berdua.

"Michael, apa kamu lagi bertengkar dengan Gabby?" Tanya Agnes sambil mengoles lotion di tangan Michael.

Note :

Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^

- Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705

- Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205

- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805