"Ini, kalau ditanya jangan bilang ya kalau aku yang ambil minuman ini." Gabby meletakkan minuman bersoda dan kacang di meja dekat sofa.
"Jadi kamu lagi nyuruh aku untuk berbohong?" Tanya Michael sambil ngambil minuman yang ada di hadapannya, "Makasih ya."
Gabby memutar bola matanya lalu duduk di sebelah Michael, "Sedikit berbohong kan tidak masalah."
Dalam sekejap Gabby sudah menghabiskan empat bungkus kacang, dia menjilat tangannya lalu melihat Michael, "Kamu kenapa nggak makan?"
Michael menggelengkan kepalanya, "Aku lihat kamu makan saja sudah kenyang."
"Haah," Gabby mengelus perutnya, "Aku harus berhenti makan, nanti malam menunya seafood."
--
Sejak diberitahu oleh istrinya kalau Gabby akan menginap disini membuat Daniel rajin memancing. Pria itu sedikit merasa lega saat mengetahui kalau Agnes tidak ikut. Bukannya apa-apa hanya saja dia ingin memanjakan Gabby tanpa mendengar omelan istrinya.
Untuk makan malam Daniel sudah menyiapkan ikan bakar, kepiting, cumi-cumi goreng tepung, dan kerang saus padang. Untuk masalah masakan seafood Daniel memang jago mengolahnya.
Makan malam kali ini sengaja di luar ruangan, Gabby bersikeras ingin makan sambil menikmati udara malam yang dingin. Makan seafood sambil mendengarkan gemericik air di kolam membuat mereka makan dengan tenang.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan seluruh makanan itu. Daniel tersenyum saat melihat Gabby makan dengan lahap. Namun pandangannya menjadi dingin saat dia melihat Michael.
"Hey Gabby, jangan makan yang berlebihan. Nanti perutmu sakit!" Perintah Daniel dengan halus. Tentu saja Daniel senang melihat anaknya makan banyak, hanya saja Agnes sudah memberi peraturan agar Gabby makan setidaknya dua piring saja.
"Huh baiklah," Gabby menjilat tangannya, "Lagipula aku juga sudah kenyang."
Tiba-tiba Gabby melihat Michael mengambilkannya selembar tisu. Perempuan itu mengambilnya lalu tersenyum lebar.
"Suamiku pengertian sekali," Gabby mengelap mulutnya, "Makasih ya."
Suami?!
Daniel mendengus dengan kesal lalu memanggil dua pembantunya. Dia menyuruh mereka untuk menyiapkan dua kamar agar Gabby dan Michael tidur terpisah. Bisa-bisa Daniel kena serangan jantung saat melihat mereka tidur bersama lagi.
Sebelum memasuki kamarnya, Gabby melambaikan tangannya ke arah Michael, "Jangan kangen ya!" lalu membanting pintu kamarnya.
Michael melihat pintu kamar Gabby lalu membuka pintu kamarnya. Kamar yang ia tempati termasuk besar dan bersih. Hanya saja di dalam kamar itu cuman berisi tempat tidur dan satu meja kecil.
Karena tidak ada lemari, Michael membiarkan bajunya di dalam tas bawaannya. Dia berganti baju tidur, membuka selimut di ranjangnya lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.
Udara malam itu termasuk dingin untuk musim panas. Michael sedikit menyesal karena tidak membawa kaos kaki. Dia menghela nafas lalu menutup matanya, berusaha untuk tidur.
--
Saat tengah malam Gabby merasa tubuhnya hampir jatuh dari tempat tidur. Dia mengerutkan keningnya lalu membenarkan posisi tidurnya. Setelah dia berhasil tidur dengan posisi yang nyaman, dia dapat mendengarkan nyamuk yang berdengung.
Gabby mengibas rambutnya, berusaha menjauhkan nyamuk itu dari kupingnya. Tidak lama kemudian dia merasakan kakinya gatal. Perempuan itu terus menggaruk kakinya tapi rasa gatalnya tidak hilang-hilang.
Gabby tidak bisa tidur lagi, dia berdiri lalu menyalakan lampu kamar. Dia melihat kakinya dipenuhi oleh bekas gigitan nyamuk. Meskipun tadi ayahnya sudah memasang obat pengusir nyamuk, entah kenapa nyamuk-nyamuk itu tetap hidup.
"Dasar nyamuk gila! Aku ini ngantuk!" Gabby mengelus kakinya, berharap rasa gatalnya hilang.
Tiba-tiba di telinganya dia dapat mendengar beberapa dengungan nyamuk. Gabby kembali mengibaskan rambut di dekat telinganya. Perempuan itu dapat melihat beberapa nyamuk sedang berterbangan di dekat rambutnya.
Gabby berjalan lalu membuka tasnya, dia mengeluarkan lotion anti nyamuk. Dia sedikit memarahi dirinya karena lupa untuk memakai itu sebelum tidur. Gabby mengoleskan lotion itu di seluruh tubuhnya lalu menutup botolnya.
Meskipun begitu, saat Gabby kembali berusaha tidur dia mendengar kembali dengungan nyamuk. Dia mengibas rambutnya dengan kesal lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Saat Gabby mau memasuki dunia mimpi dia tiba-tiba teringat Michael.
"Astaga," Gabby melepas selimutnya lalu duduk dengan cepat, "Aku lupa memberikan Michael lotion anti nyamuk!"
Gabby berdiri dari tempat tidurnya lalu keluar kamar sambil membawa lotion anti nyamuk. Dia membenarkan rambutnya, mengecek bau mulutnya lalu mengetuk pintu kamar Michael.
"Hoi Michael," Gabby mengetuk pintu kamar Michael, "Bangun dong, aku lupa ngasih kamu lotion..."
Belum selesai berbicara pintu kamar Michael terbuka dengan pelan.
"Michael, maaf ya." Gabby melangkahkan kakinya ke dalam kamar Michael, "Kamu pasti digigit nyamuk ya?"
Michael mengusap mata kanannya, "Hmm, iya."
"Coba aku lihat." Tanpa banyak bicara Gabby menyalakan lampu kamar Michael.
Karena melihat kamar yang tiba-tiba terang membuat Michael menyipitkan matanya. Gabby menarik tangan Michael dan memutar badan laki-laki itu. Mata perempuan itu terbelalak kaget saat melihat banyak benjolan bekas gigitan nyamuk.
"Bagaimana bisa bekas gigitan nyamuk mu lebih banyak daripada aku," Gabby memegang salah satu bekas gigitan nyamuk di lengan Michael, "Rasanya mereka suka menggigitmu."
Gabby mengelus tangan Michael yang terdapat tiga benjolan bekas gigitan nyamuk, "Gatal ya?"
"Nggak kok." Michael menutup matanya, berusaha menahan rasa gatalnya. Laki-laki itu memiliki kulit yang sensitif, biasanya jika dia digigit nyamuk bekasnya akan hilang dalam waktu empat sampai lima hari.
"Bohong! Di kulitmu ini banyak benjolan!" Gabby mengerutkan keningnya, "Tubuhmu mau aku olesi lotion anti nyamuk nggak?"
"Kamu kelihatannya ngantuk, jadi gak usah." Michael menggelengkan kepalanya.
"Jangan pedulikan aku." Gabby menarik tangan Michael dan menyuruhnya untuk duduk diatas tempat tidur.
Gabby membuka botol lotion anti nyamuk dan mengoles itu di tangan Michael. Laki-laki itu mengikuti gerakan tangan Gabby lalu melihat wajah perempuan itu. Rambut Gabby terlihat acak-acakan, di mata kirinya ada kotoran, tapi wajahnya terlihat segar. Perempuan itu mengerucutkan bibirnya lalu meniup bekas gigitan nyamuk yang ada di tangan Michael.
"Masih gatal?" Tanya Gabby lalu kembali meniup tangan Michael.
"Sudah nggak." Jawab Michael.
"Bohong, aku akan mengoles lebih banyak lagi." Gabby membuka botol losion itu.
--
Setelah menghabiskan satu botol, Michael dapat merasakan tubuhnya basah karena lotion itu. Meskipun lotion itu tidak menghilangkan rasa gatalnya tapi laki-laki itu merasakan tubuhnya lebih enakan.
Gabby menghirup bau lotion itu lalu menggaruk rambutnya, "Aku masih ada satu botol lagi. Ayo kita olesi tubuh kita dengan ini lagi, biar tidak ada nyamuk yang berani menggigit kita."
Michael mengerutkan keningnya, dia berpikir kalau omongan Gabby tidak masuk akal. Tapi laki-laki itu menganggukan kepalanya sambil tersenyum, menyetujui ide Gabby.
Setelah selesai Gabby menutup botol itu lalu perempuan itu berdiri, "Nanti kalau tangan dan kakimu sudah kering, kamu bisa tidur lagi."
Michael memegang pergelangan tangan Gabby, "Jangan pergi."
"Ada apa? Katanya kamu ngantuk." Gabby melihat wajah Michael.
Michael menggigit bibir bawahnya, "Bi- eh erm," Laki-laki itu melepas pergelangan tangan Gabby, "Bisa temani aku sebentar?"
"Hahaha," Gabby duduk di sebelah Michael, "Kangen ya?"
"Nggak, jangan terlalu percaya diri." Michael menggerakan tangannya, berusaha mengeringkan tangannya.
"Baiklah karena aku baik hati aku akan menemanimu." Gabby menyenggol lengan Michael.
Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi. Kamar Michael dipenuhi oleh nyanyian jangkrik diluar jendela. Mendengarkan itu membuat Gabby merasa ngantuk, perempuan itu mengusap matanya.
Kalau Gabby ketiduran sekarang pasti kepalanya akan jatuh di pundak Michael. Mengingat posisi mereka yang sangat dekat. Tidak lama kemudian Gabby tidak dapat menahan rasa kantuknya.
Seperti deja vu, Michael dapat merasakan pundaknya terasa berat. Laki-laki itu menoleh dan melihat Gabby sedang tidur di pundaknya. Wajah perempuan itu terlihat lelah dan benjolan merah menghiasi kulit Gabby.
Di dalam kamar yang dipenuhi oleh nyamuk, Gabby dapat tertidur di pundak Michael. Laki-laki itu dapat merasakan kepala Gabby yang semakin lama semakin menurun. Michael menangkap kepala Gabby dan membenarkan posisi tidur perempuan itu.
Saat Michael dapat merasakan lotion di tubuhnya kering, laki-laki itu berdiri dengan pelan. Dia mengangkat tubuh Gabby dan menaruhnya di atas tempat tidur. Michael berdiri lagi dan mematikan lampu kamar.
Karena tempat tidurnya hanya cukup untuk satu orang, Michael sedikit mendorong badan Gabby. Dengan perlahan dia menutupi tubuhnya dengan selimut yang sedang dikuasai Gabby.
Merasa ada tubuh orang lain sedang tidur di sebelahnya membuat Gabby mendekatkan tubuhnya. Michael menaruh tangannya di bawah kepala Gabby dan tidur menghadap perempuan itu.
--
Besoknya saat Daniel ingin membangunkan Gabby dia tidak dapat menemukan anaknya di kamarnya. Dengan cepat pria itu melangkahkan kakinya ke kamar Michael. Daniel membuka dengan keras pintu kamar Michael dan merasakan kepalanya menjadi pusing.
Daniel melihat anaknya sedang tidur bersama Michael lagi. Posisi tidur mereka sangat dekat, seperti dari kepala sampai kaki semuanya bersentuhan. Pria itu memijat kepalanya lalu mengetuk pintunya dengan keras.
"Bangun!"