Jeremy dan Martin berlari mengejar bola itu dan siap-siap untuk meminta maaf. Tapi saat mereka melihat Michael langkah mereka langsung terhenti. Martin berjalan kembali ke arah Billy.
"Bos.. Ha... Bos." Martin menepuk pundak Billy.
"Apa sih?" Billy melihat tangan kosong Martin, "Mana bolanya?"
Martin mengatur nafasnya lalu menunjuk ke arah Michael sedang duduk, "Bola kita mengenai kepala Michael, bos."
"Panggil dia." Senyuman jahat muncul di wajah Billy. Dia berpikir ini adalah saat yang tepat untuk membalas dendam.
"Hey! Michael kesini kamu!" Teriak Martin sembari menghampiri laki-laki itu.
Jeremy menoleh ke arah suara itu lalu mengalihkan pandangannya ke Michael, "Hey! Dipanggil tuh."
Saat Martin dan Jeremy berada di hadapan Michael, laki-laki itu tetap mengabaikan mereka. Jeremy menghembuskan nafas, "Bos kita memanggilmu! Kupingmu dimana?!"
Billy mendengus kesal lalu berjalan mendekati mereka, "Angkat dia." Perintahnya dengan nada dingin.
Martin dan Jeremy menarik tangan Michael, memaksa laki-laki itu untuk berdiri. Setelah Michael berdiri dia dapat merasakan dagunya diangkat oleh jari telunjuk Billy.
"Sudah tuli ya sekarang? Dari tadi kami sudah memanggilmu tahu." Ketus Billy sambil tetap mengangkat dagu Michael.
"Kenapa kamu nggak datang ke hadapan bos kami tadi?" Seru Jeremy, tangannya dilipat di depan dadanya.
"Waktu festival seni berakhir hampir semua cewek memujamu, tahu gak?" Timpal Martin, anggota baru geng Ular Hitam.
Billy memiringkan kepalanya saat mendengar tentang festival seni. Dia mencengkram dagu Michael, "Bahkan ayah dan ibuku memujamu, mereka berharap kalau kamu adalah anak mereka. Ini semua salahmu!"
"Pacarku saja kemarin memutuskan ku saat dia melihatmu." Lirih Jeremy.
"Ini semua salahmu!" Ulang Billy, dia melepas cengkraman dagu Michael saat tidak mendapat jawaban darinya. Sedari tadi Michael hanya diam dan melihat wajah Billy dengan wajah datar.
Tiba-tiba ide yang jahat muncul di benak Jeremy. Dia tersenyum lebar lalu mendekatkan mulutnya di telinga Billy, "Bos, gimana kalau kita menyuruh Michael untuk mencium sepatu kita? Jika dia melakukannya kita akan memaafkan dia."
"Ide bagus!" Mata Billy berbinar saat mendengar ide anak buahnya.
Billy mundur dua langkah, yang diikuti oleh Jeremy dan Martin. Laki-laki itu menunjuk Michael, "Kalau kamu mencium sepatu kita, aku akan melepaskanmu!"
Melihat tidak ada tanggapan dari Michael, Martin mendekatinya dan memaksanya untuk duduk di lantai. Martin mendorong kepala laki-laki itu mendekat ke sepatu Billy.
"Lepaskan aku!" Seru Michael, wajahnya memerah.
"Hahaha, apa kamu bilang? Aku tidak bisa mendengarmu." Billy mengarahkan sepatunya ke wajah Michael.
"Lepaskan aku! Aku mohon lepaskan aku!" Michael berhasil melawan dorongan Martin dan berguling ke sebelah. Menjauh dari sepatu mereka yang baunya sudah sampai di hidung Michael.
Billy mengalihkan pandangannya dan melihat ranting pohon yang jatuh tidak jauh dari mereka. Laki-laki itu mengambil ranting itu lalu memberi perintah, "Tahan dia. Aku akan memberinya pelajaran."
--
"Eh gila! Geng Ular Hitam ada di belakang sekolah! Sepertinya mereka akan menghajar Michael!" Teriak teman kelas Gabby.
"Apa?!" Mata Gabby terbelalak kaget mendengar itu. Tanpa berpikir panjang dia berlari secepat kilat ke arah belakang sekolah.
Selama perempuan itu berlari dia hanya bisa berbisik, "Tunggu sebentar ya suamiku. Aku akan datang menyelamatkanmu."
Sesampainya di lapangan belakang sekolah Gabby langsung melipat baju seragamnya. Dia berjalan mendekat dan melihat Michael sedang berdiri dan mengarahkan lututnya ke perut Billy.
"Aduuh!" Teriak Billy kesakitan.
Langkah Gabby berhenti saat melihat Billy yang terkapar di tanah, tanpa dia sadari mulutnya menganga karena terkejut. Perempuan itu tidak menyangka kalau Michael berani untuk membela dirinya.
Bukan hanya Gabby yang terkejut, bahkan Billy dan anak buahnya pun terkejut. Billy berusaha berdiri sambil memegang perutnya, dia melihat wajah Michael. Laki-laki itu menyadari ada yang berbeda dari aura yang dikeluarkan Michael. Aura laki-laki itu membuat Billy bergidik ketakutan.
"Jangan macam-macam lagi sama aku." Ujar Michael dingin.
Bibir merah Michael terbuka secara perlahan, "Ini hidupku, tolong jangan ganggu aku lagi. Sampai kamu menggangguku lagi, jangan salahkan aku kalau aku nanti menghajarmu."
Keringat mulai bercucuran di wajah Billy, dia menghapusnya dengan lengan bajunya. Memberi isyarat kepada anak buahnya untuk berdiri di sebelahnya, "Siapa takut michelle?"
Sebelum Billy membalik badannya dia tersenyum lalu meludah ke tanah dan berjalan menjauh. Jeremy dan Martin berjalan di belakang Billy, seakan-akan mereka adalah satpam.