Tepat sebelum kelas siang dimulai, Jason membuka pintu ruangan itu.
Seketika itu, ruangan yang awalnya berisik menjadi hening seketika. Tapi tidak lama kemudian, ruangan itu kembali ramai, seperti tadi.
Gabby pelan-pelan menoleh untuk melihat kondisi Jason. Dia menghela nafas lega saat ia melihat ekspresi wajah Jason terlihat baik-baik saja. Pipi ataupun bibirnya tidak terdapat memar atau luka satupun.
Jason tidak terlalu peduli dengan tatapan mata yang mengarah ke arahnya. Kalau misalnya dia peduli sedikitpun, dia nggak mungkin bisa bertahan bekerja di tempatnya.
Jadi, sekelompok perempuan yang awalnya jatuh hati terhadapnya, sekarang berubah drastis, tidak mempengaruhi Jason. Toh, hidupnya tetap baik-baik saja tanpa tatapan hati mereka tidak mampu memberinya makan.
Jason melihat ke deretan meja depan, dan melihat sosok perempuan yang sedang menunduk. Dia memainkan rambutnya dengan bolpoin yang ada di tangannya.