Chereads / 12 Stars for The Moon / Chapter 42 - Arsen

Chapter 42 - Arsen

Ternyata kepergian mereka tadi membuat ana dan dilna marah besar bahkan saat mereka muncul di hadapan keduanya mereka langsung mendapatkan tatapan tajam dari ana dan dilna. Tapi para guardian terdahulu maupun yang sekarang sama sama mengabaikan mereka berdua dan melangkah masuk untuk duduk di sofa. Tapi bukannya mereka bisa duduk di sofa ana malah menahan mereka dengan kekuatannya dan menatap mereka meminta penjelasan. Bahkan ana dan dilna sampai memasang senyuman miring mereka dengan tatapan tajam dan membuat beberapa dari mereka ketakutan walau tak semua.

"Kalian itu kemana saja" ucap dilna dengan wajah yang memerah marah

"Di luar, kami hanya bercerita lalu hujan turun" jawab neron dengan santai dan hal itu membuat ana maupun dilna menarik telinga neron

Suara teriakan neron membuat para guardian lain langsung menyingkir bahkan caesar langsung berteleportasi meninggalkan para guardian yang bingung harus bagaimana. Eros dan daniel langsung berlari keluar dengan membuat dinding es dan kristal dan menyatu menjadi satu. Sungguh indah karena warnanya biru dan ungu yang tercampur di dalam dinding itu. Mereka tak pernah berfikir bahwa dilna dan ana jika marah akan sangat menyeramkan. Dan dapat di pastikan oleh guardian lain kalau telinga neron akan memerah panas. Tak lama ana datang dengan menggunakan sayap putihnya sampai dia berhasil menghancurkan dinding daniel dan eros. Suara pecahan dinding itu membuat ana tertawa jahat sampai dilna datang dan mengunci pergerakan mereka.

"Kalian ini sudah berani melawan kami" ucap dilna menatap sepuluh guardian sekarang dan lima guardian terdahulu yang diam membeku karena kekuatan dilna

"Maafkan kami" jawab mereka bersama sama dengan berharap dilna dan ana kembali seperti biasanya

"Baiklah asalkan kalian setuju ana menjaga tanah suci anthera dan aku ikut kalian" ucapan dilna membuat ana menatap tajam padanya

Bahkan seluruh guardian hanya bisa diam tak berani menjawab sampai caesar datang dan menyuruh ana maupun dilna tenang. Caesar yang sejak tadi menonton dari atas pohon merasa lelah juga melihat drama tak bermutu ini bahkan caesar merasa kesal juga melihat dilna dan ana tak ada habisnya adu mulut bersama. Melihat dilna dan ana yang tenang para guardian mulai di lepaskan dari kekuatan pengunci dilna. Nafas lega terdengar dari para guardian yang sudah bisa duduk dan menonton bagaimana caesar mengungkapkan pendapatnya. Dilna dan ana hanya mengangguk angguk menatap satu sama lain dengan tatapan tajam. Dan caesar menyadari hal itu membuat keduanya diam dengan manik yang menatap caesar. Tak butuh waktu lama sampai keduanya setuju walau memang perdebatan mereka tak selesai begitu saja karena ana yang masih tak setuju itu hanya bisa pasrah saja.

"Dilna akan ikut karena memang ketujuh guardian itu kenal dengan dilna dan kelima guardian terdahulu juga ikut karena mereka teman. Kalau kami pasti pergi karena memang kami harus mencari hewan suci dan batu keberuntungan kami. Lalu ana tenanglah disini dan siapkan segala hal yang pasti akan di butuhkan para guardian terdahulu itu, kau tau kan mereka vampire. Kalian harus setuju karena aku tak menerima sanggahan kalian" jelas caesar panjang lebar dan hal itu ternyata ampuh untuk membuat semuanya bungkam

"Tapi belum tentu juga kita akan berangkat air suci saja kita masih belum dapat" ucap caesar lagi

"Itu akan aku urus nanti, kau tau para angel itu memang begitu selalu datang telat tak berguna mereka" jawab dilna yang terlihat kesal mengingat soal air suci yang belum mereka dapatkan

"Dari pada memikirkan air suci yang kapan akan datang, lebih baik kita bersantai karena aku tau kalian semua lelah bukan" lanjut dilan menyuruh semuanya untuk mengikutinya

Mereka berada di luar ruangan dan menyuruh yang daniel membuat lapisan kristal karena tanah yang basah akibat hujan. Suasana yang tenang ternyata membuat para guardian dapat berdiam diri dengan berbaring bersama. Mereka saling menatap langit dan memikirkan hal yang sama. Untung saja hujan tadi hanya sebentar dan mereka dapat berbaring di luar dengan alas kristal dari daniel. Semuanya seperti memikirkan sesuatu yang sama tapi mereka enggan untuk mengatakannya. Bagi para guardian sekarang hari ini seperti hari istirahat yang paling mereka tunggu tunggu walau harus dulu mendengarkan adu mulut antara dilna dan ana. Tapi mereka senang bisa beristirahat walau hanya sebentar karena mau bagaimana pun nyawa mereka akan menjadi sasaran para iblis maupun fallen angel. Mengingat soal takdir mereka bahkan para guardian terdahulu sampai harus mendapatkan takdir yang sama padahal mereka hidup kembali untuk mendapatkan takdir yang indah. Tapi nyatanya takdir mereka sama saja dan malah menjadi umpan bagi iblis maupun fallen angel.

Jika tau akhirnya seperti ini mungkin dulu arsen tak bertanya apakah mereka bisa hidup kembali. Tapi sekarang mereka ingin menikmati takdir mereka dengan baik walau memang tak akan mudah tapi mereka ingin yang terbaik selama mereka bisa hidup di dunia ini. Walau memang dunia ini kejam bagi mereka tapi bukankah semua orang juga mendapatkan takdir yang berbeda beda dan pasti sulit untuk mereka lalui. Seperti para guardian sekarang dan guardian terdahulu mereka juga harus berjuang dengan keras supaya takdir mereka bisa berubah ke arah yang baik. Walau sulit mereka pasti bisa merubah takdir mereka, takdir yang mengikat mereka pasti bisa berubah suatu saat nanti. Bukan kematian dan kekalahan yang akan mereka dapatkan tapi kemenangan dan kehidupan yang akan mereka dapatkan. Hanya itu yang mereka inginkan dan mereka pasti bisa mewujudkan nya.

"Aku belum mengatakan semua ini pada kalian tapi itu semua aku lakukan karena tak ingin mematahkan semangat kalian" ucap arsen masih menatap langit yang cerah

Semuanya menatap arsen dengan pandangan bingung tentu saja arsen menyadari itu tapi dia juga bingung harus menjelaskan bagaimana. Mau bagaimana pun dia merasa takut akan sesuatu yang dia saja tak tau apa. Karena mimpi yang dia dapatkan pasti memiliki arti walau dia tak tau pasti akan hal itu. Mimpi itu dia dapatkan setelah daniel mengatakan soal mimpinya. Mimpi aneh yang dia dapatkan waktu itu membuat arsen terkejut tapi dia tak memikirkan terlalu dalam mimpi itu. Tapi setelah dia melihat para guardian lain arsen merasa bahwa mimpi nya ada artinya dan dia ingin mengatakan semuanya pada yang lain. Tapi dari mana dan bagaimana dia menjelaskan nya pada yang lain. Arsen bingung tapi dia harus mengatakan dan menjelaskan semuanya rasa takutnya karena arsen harus percaya pada yang lain.

"Aku bermimpi"