Chereads / The end of our story / Chapter 8 - bab 08

Chapter 8 - bab 08

Hari sudah mulai gelap,lampu-lampu diajalan sudah dihidupkan,adzan magrib sudah mulai bergemuruh jalan pun mulai sepi dirkarnakan sudah terlalu sore

Vania bersyukur rindu nya selama dua minggu ini tidak terbalaskan dengan apa yang ada di pikiran vania akhir-akhir lalu,bukan berarti dia senang kalau dirga kecelakaan,justru ini yang lebih menyakitkan

vania pernah berpikir dirga itu orangnya suka melakukan hal-hal yang tidak baik,seperti bermain dengan wanita,suka dunia malam,balapan,buat onar dan banyak lagi 100% kan dia orang kaya,ganteng,tajir,siapa yang tidak tertarik dengan nya?jawabannya banyak,walaupun vania adalah salah satu dari mereka

Yah..sudahlah nyatanya dirga anak baik-baik,dia menghilang bukan karna hal aneh-aneh bukan? Tapi karena kecelakaan,marah tidak ada yang memberi tahu dengan vania?untuk apa juga mereka memberi tahu?vania bukan siapa-siapa,

Tapi apa salah kalau vania hanya ingin mengenal lebih dalam orang yang dia sayangi, dia hanya takut kisah cintanya yang lalu akan terulang lagi

Dan sinilah vania berada disebuah kamar VIP rumah sakit,dia mengupas kulit jeruk untuk dirga,Ya,dirga telah sadar beberapa menit yang lalu dan keadaannya saat ini sudah mulai membaik

"Ini"ucap vania memberi jeruk yang sudah di kupasnya barusan

"Suapin"kata dirga membuat pipi vania merah,dengan senang hati vania menyuapkan buah jeruk ke mulut dirga"Maksih"

"Kamu harus makan banyak buah-buah dan sayur-sayuran agar darah kamu kembali normal,kemarin kamu kehilangan banyak darah sebelum di operasi"kata vania yang masih menyuap satu demi satu butir buah jeruk ke mulut dirga

Dirga mendengus"Aku tidak suka sayur"

"Bubur?"

"Tidak sama sekali"ucap dirga memanyunkan bibirnya membuat vania terkekeh

"Lalu kamu suka apa?"

"Aku suka nya kamu"

Bless vania terdiam pipi nya memerah sangking malunya"Eh-em"Refleks Vania menormalkan kembali suaranya

"Kamu temanin aku ya malam ini"ucap Dirga

"Iya dari awal aku udah izin ke bunda untuk nemanin kamu dirumah sakit"kata Vania memetik satu buah anggur dan menyuapkannya ke mulut Dirga

Dirga menyelipkan rambut Vania yang terjuntai ke telingan ditatapnya intens sang sadis itu"Aku suka sama kamu"

Empat ucapan sebelas kata mampu membuat pipi Vania memerah,badannya seakan mati rasa mendengar ucapan Dirga barusan,jantungnya berdetak kencang,mungkin jika di tanya detakan jantungnya terdengar dari luar atau tidak?jawabannya iya

Vania memalingkan wajahnya kesebalah berisiniatif untuk menormalkan wajahnya kemudian ia menatap kembali mata biru tajam dirga namun nyalinya kecut melihat mata itu membuatnya tak berani gerak ataupun berbicara'gue harus gimana nih?'pikir nya

"Kenapa diam?"

"I..ini...a--aku bukak ku--kulit jeruk nya lagi ya.."Gagap Vania mengalihkan pembicaraan

Dirga membuang jeruk yang ada gi genggaman Vania,membuat sang empu terkaget"Jawab pertanyaan aku"ucap Dirga pandangannya hanya satu arah yaitu ke Vania

Vania menelankan ludahnya susah payah,dirga kalo udah kesal seram juga,gue harus jawab apa nih pikir Vania lagi"Aku bi...bingung mau jawab apa"

Dirga terkekeh melihat Vania yang gugup menurut Dirga wajahnya saat gugup menggemaskan,diraihlah tangan munggil gadis itu memberikan ketenangan untuk nya"Aku tau,kita tidak bisa menuntut semua orang untuk menyukai kita,bahkan yang pernah menyukai pun akhirnya juga pergi,bisa berpaling dan bisa saling membenci"ucapnya memberi jeda"Tapi,aku suka dengan mu vania,kau adalah gadis sederhana,baik ceria dan banyak lagi menurutku menarik,berbeda dengan gadis lain yang pernah aku temui,aku memang bukan orang baik,keras kepala,kasar,aku juga bodoh,dan ceroboh,maka dari itu aku mau,kamu mengajari ku bagaimana cara menjadi orang yang lemah lembut"

Vania terdiam masih belum percaya dengan apa yang diucapkan oleh Dirga tentang dirinya"Ak...aku"ucap Vania hanya menunduk

"Hey lihat aku,aku sayang pada mu,kamu mau jadi orang yang berarti untuk ku vania?"ucap dirga,namun sang empu menunduk dan diam,membuat dirga terasenyum masam"Aku salah ngomong ya?"

"Aku mau"balas Vania cepat dan beberapa detik kemudian ia menutupkan wajahnya dengan kedua tangannya

Dirga mengerutkan dahinya,kemudian dia tersenyum"liat dong muka nya"ucap Dirga melepas kedua tangan Vania dari wajahnya,dan benar saja dugaan Dirga pipi Vania memerah dan panas"Kamu sakit baby?kenapa wajahmu merah sekali"kekeh Dirga

"A..aku malu"

Dirga tertawa renyah melihat gadisnya saat ini"Gemess pengen cium"kata Dirga memajukan wajahnya

Vania memundurkan wajahnya dari Dirga"No!nanti bunda marah"

Dirga mencubit pipi Vania yang cubby"iya iya gak akan kok,besok-besok aku mintak ijin dulu sama bunda untuk cium kamu"

"Aku rasa bunda gak ijinjin"

"Siapa bilang?"

"Aku"

"Apapun itu kalo aku yang mintak ijin pasti dibolehin sama bunda"kata Dirga membuat Vania melotot

"Udah malam,kamu harus tidur"ucap Vania menyelimuti Dirga dan membereskan sampah-sampah makanan yang mereka makan tadi ke tong sampah

"Kamu tidur dimana"tanya Dirga

"Disofa"

"Gak boleh"

"Gak boleh apanya?"kata Vania bingung

"Kamu gak boleh tidur disofa nanti badan kamu sakit-sakit aku gak mau itu terjadi"jeda dirga,ia menggeserkan badannya ke ujung ranjang"Sini"tepuk Dirga ke ranjang tersebut

"Enggak!nanti kamu apa-apain aku"tolak Vania menggeliat ngeri

"Gak akan sayang"

Vania terpaksa naik ke atas ranjang dirga,ranjang di rumah sakit itu lumayan besar cukuplah untuk dua orang walaupun agak sempit,Vania membaringkan tubuhnya di sebelah Dirga,Akibat gugup dan malu,Vania memilih membelakangi lelaki itu,namun setelah beberapa detik kemudian Vania merasakan tangan berat memeluk perutnya ia menoleh ke sang perut ternyata benar Dirga memeluknya

"Boleh kan aku meluk kamu?"tanya dirga di angguki Vania,maklum masih baru-baru pacaran bang Dirga mau ambil kesempatan dalam kesempitan dulu

"Dirga.."

"Iya?"

"Kita ini pacaran ya?"tanya Vania sambil merasa geli karena Dirga mengelus-ngelus perutnya menggunakan jempol tangan

"Iya,kenapa kamu mau kita nikah?"

"Eh...bukan gitu"

"Trus kenapa?"

"Mau nanya aja"

"Dirga.."

"Yes baby.."

"Nanti ada yang masuk keruangan ini gimana?"

"Gak akan ada yang masuk"

"Kamu yakin?papa kamu?"

"Iya,Papa nemanin erika dirumah"

"Ohh"

Dirga mengeratkan pelukannya"udah jangan bawel,tidur ini udah malam"kata dirga diangguki Vania,dan mereka tertidur 

"Semoga mimpi indah"

.

.

.

.

.

.

.

.🌾🌾