Chapter 7 - (cold) 5`

—Kau membuatku masuk ke dalam ruang yang selalu ku coba 'tuk hindari.

Hari itu pun dimulai. Dimana, Giovanna harus menuruti semua keinginan Arka dan menemani Arka kemana pun ia pergi.

Arka merasa sangat senang bisa sedekat ini dengan Giovanna, tujuannya ternyata tidak sia sia selama ini.

To: Giovanna.

Gi, gue kasih jadwal ni ya buat 7 hari kitaaa

Day 1: balik sekolah; ke timezone sampe jam 4; makan; baru balik.

Day 2: balik sekolah; tungguin gue jum'atan dulu *biasanya engga padahal; ke vila punya mama gue; baru balik.

Day 3: balik sekolah; kita ganti baju dulu trus main mengelilingi indahnya kota; dilanjut dinner.

Day 4: dari jam 10 kita ke bioskop; trus ke kafe punya abang gue.

Day 5: balik sekolah; ke Planetarium yu, udah lama gue gak kesana

Day 6: ke tempat spesial gue aja abis balik sekolah tentunya, karena gue tau lo gak akan mau di ajak bolos:v papa lu bakal ngamuk;)

Last day: terserah lo deh mau ngapain dan kemana aja, gue ikut aja. Tapi kalo lo gak mau kemana mana, ya terpaksa gue paksa ikut ke suatu tempat.

[sent: 5.47 AM]

Arka tersenyum sendiri saat membaca pesan yang ia kirim kepada Giovanna, padahal Giovanna sendiri belum membaca nya apalagi membalasnya.

Gak sabar nunggu gini ya allah.

Ucap Arka dalam hati yang kemudian berangkat ke sekolah lebih pagi dari sebelum nya.

Arka berangkat ke sekolah nya pada jam 6.10 AM, sangat pagi bukan? Tapi tetap saja ayahnya lebih pagi dibanding dengannya.

Saat ia sampai di kelasnya, belum ada siapa siapa disana. Hanya menampakkan ruang kelas yang kosong tak berpenghuni.

Sedari tadi, ia terus saja tersenyum mengingat apa yang akan ia lakukan bersama Giovanna selama 7 hari ke depan.

+×÷

Giovanna yang baru saja selesai mandi, di kejutkan oleh notifikasi dari ponselnya. Karena biasanya jarang ada notifikasi yang masuk, apalagi pagi hari.

Dilihat, ternyata itu notifikasi dari Arka tentang jadwal mereka seminggu ke depan. Giovanna yang membaca nya pun mendesah berat bercampur lelah.

Idup gue gini amat ya.

Batinnya yang menggerutu sendiri. Lalu, Giovanna langsung bergegas untuk menuju sekolah.

Setelah sampai di sekolah, Giovanna di kejutkan oleh kehadiran Shakira dengan suara yang cukup besar untuk di dengar di pagi hari.

"Gi! Pagi-pagi gue udah dateng!1! Gak nyangka banget gue bisa dateng pagi. Rekor telah terpecahkan." Ucap Shakira dengan muka sok keren nya.

Giovanna yang melihatnya hanya diam dengan pandangan lurus ke depan. "Ah diem aja lo, kapan sih lu bisa jadi cerewet kayak dulu lagi?" Tanya Shakira sembari menghela nafas berat.

Yang di tanya pun hanya diam tidak berkutik melihat pemandangan di hadapannya yang padahal tidak ada apa apa nya.

Tiba tiba Shakira teringat sesuatu, "Ah iya! Ah cie yang mau ikut olimpiade 2 minggu bareng sama cowok cowok lagi. Ah, ada si Aldyan juga." Ucap Shakira yang berharap dirinya lah yang berada di posisi Giovanna.

"Gue gak ikut." Ucap Giovanna dengan menghela nafas berat.

Shakira melotot tidak percaya, "Are you seriously, bruh?!" Tanya Shakira yang memberhentikan jalannya.

Giovanna menjawab nya hanya dengan mengangkat bahu nya pelan.

Shakira kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas, "Argh! Come on dude! Masa Papa lo gak ngebolehin lo ikut olim si? Ah, gue tau! Kayaknya karena member olim nya cowok semua deh. Papa lo kan anti banget sama anak gadisnya yang satu ini kalo di deketin sama cowok." Ucap Shakira sembari menepuk dahi nya pelan.

Giovanna menggeleng, "Alasan lain," Ucapnya dengan wajah datar.

Shakira mengerutkan keningnya gagal paham, "Hah?" Tanya nya.

Giovanna melanjutkan kalimat sebelumnya, "Maybe." Ucap nya dengan memutar bola matanya malas.

Shakira yang masih bingung pun, tidak tahu harus menjawab apa. Lalu ia malah mengalihkan, "Anterin kantin dulu, belum sarapan." Ucap Shakira yang langsung menarik Giovanna menuju kantin sekolah.

15 menit berlalu setelah Shakira melahap nasi uduk kantin, mereka berdua pun menuju kelas karena belum menaruh tas.

"Eh? Kamu." Ucap Bu Melati dengan senyum manis yang di tujukan kepada Giovanna.

Giovanna hanya tersenyum kaku. "Kamu mau apa? Biar ibu yang traktir deh di kantin." Ucap Bu Melati yang merasa tak enak karena waktu itu ia langsung begitu saja memberi 4 kamus tebal.

Giovanna menggeleng pelan, "Gak usah bu." Ucap nya dengan senyum tipis yang kaku.

"Eh? Gak papa, ayo." Ucapnya yang sudah mau mengajak Giovanna menuju kantin.

Giovanna melambaikan tangannya tanda tidak, "Engga bu, gak papa." Ucap Giovanna merasa tak enak.

"Ah, yaudah deh. Makasi loh ya." Ucap nya sembali menepuk pelan bahu Giovanna 2 kali.

Giovanna hanya tersenyum kecil sembari mengangguk pelan.

Bu Melati mengeluarkan ponsel nya, "Kalian, tolong kasih tugas ke kelas X-2." Ucap Bu Melati sembari membaca pesan di ponselnya.

"Kebetulan kami emang kelas X-2 bu." Ucap Shakira sebelum Bu Melati melanjutkan ucapannya.

Bu Melati mengangguk paham, "Baguslah kalau begitu. Yasudah, kalian di beri tugas oleh Bu Rifa untuk mengerjakan peta konsep bab 6 di perpustakaan, harus selesai hari ini juga. Dan setelahnya pelajari dan pahami lebih lanjut." Ucap Bu Melati menjelaskan kepada Shakira dan Giovanna.

Mereka berdua lantas mengangguk sebelum berpamitan pergi menuju kelas.

Mereka menuju kelas dan setelah sampai, Giovanna langsung duduk dan Shakira mengumumkan di depan kelas bahwa ada tugas, ketambah Shakira menjadi salah satu seksi keamanan dari tiga seksi keamanan di kelas.

Bisa bayangkan jika Shakira sudah teriak karena terlalu berisik, anak kelas langsung diam semua karena suara lantang Shakira yang memekakkan telinga.

Semua anak kelas X-2 menuju perpustakaan IPS bersama untuk mengerjakan sejarah. Yaiyalah masa ngerjain fisika__-

Giovanna dan Shakira bagaikan kembar siam dengan tubuh terpisah. Mereka selalu berdua, dengan kepribadian, sifat dan watak yang berbanding terbalik.

Mereka selalu berdua kemana mana. Sampai aneh jika hanya ada satu diantara mereka.

Dan sekarang, Shakira malah memasang earphone nya, duduk di tempat paling pojok. Sama sekali tidak mencari buku, malah bersantai seakan balkon di rumahnya.

Giovanna yang tidak suka menunda tugas dan langsung mencari rak buku kelas X. Apalagi ini yang memberi nya guru killer macem Bu Rifa. Bu Rifa itu sekali semprot, langsung menyambung ke semua topik. Ketambah, dia adalah guru sejarah yang pandai berkata kata, kadang saja melontarkan quotes terselip.

Saat Giovanna sudah menemukan rak untuk kelas X, namun sayangnya buku sejarah berada di paling atas. Dengan ukuran tubuh yang 'kurang tinggi', membuatnya susah menggapai buku tersebut.

Saat ia sudah mencoba beberapa kali, namun bagaimana jika takdir tidak berpihak padanya sekarang.

Tiba tiba saja ada seseorang dari belakang dirinya yang mengambil buku tersebut.

Drama banget anjir.

Batin Giovanna, dan saat menoleh ia di kejutkan oleh seseorang yang membuatnya memandang orang tersebut sengan malas.

Orang tersebut adalah Raya, anak satu kelas dengannya. Yaitu, perempuan tertinggi se-angkatan. Bagaimana tidak tinggi, ia seorang atlet renang dan lompat pagar. Maksudnya lompat tinggi.

Giovanna saja hanya se-dagu Raya. Pendek memang, tapi mau bagaimana lagi. Ia sudah minum susu, dan renang sebulan sekali jika ia tidak mager.

"Makasi Ray." Ucap Giovanna dengan senyum tipis.

Raya malah mengernyit bingung, "Ha? Orang ini buat gue." Ucap Raya yang pergi begitu saja dengan langkah tenang tanpa dosa.

Heh jerapah! Ambilin gue kek apa, udah tau gue tinggi kesamping.

Batin Giovanna yang kesal sendiri dan greget. Dilihatnya, Shakira yang sedang asik sendiri dengan earphone di telinganya dengan mata terpejam.

Lagi pula, Shakira dan dirinya hanya beda 2 cm  lebih tinggi Shakira.

Tiba tiba ada seseorang (lagi) yang menghampirinya. "Gak bisa ngambil tuh minta tolong orang lain, bukannya malah gini. Udah tau tinggi." Ucap seseorang tersebut dengan suara yang tidak asing.

Arka.

Giovanna hanya diam tidak menjawab. "Nih bukunya, lain kali minta bantuan orang lain. Karena kita hidup juga butuh bantuan manusia lain." Ucap Arka yang seperti guru yang sedang menasehati murid.

Giovanna hanya mengangguk lalu pergi secepatnya dari hadapan Arka.

Saat sudah berada di hadapan Shakira yang memejamkan matanya, Giovanna menepuk bahu Shakira pelan. Tapi Shakira malah melotot hampir mengumpat karena kaget.

Ada ya seksi keamanan sableng kayak gini.

Batin Giovanna yang memerhatikan Shakira dengan datar, lalu pandangannya beralih ke buku paket. Shakira melakukan hal yang sama dan langsung mencopot earphone nya.

Mereka berdua langsung membuat peta konsep dengan cara masing masing,dan mengambil materi bab 6.

Saat sudah hampir selesai, Giovanna di kejutkan oleh datangnya Arka bersama 4 kawannya menghampiri mereka berdua.

Giovanna melirik Shakira yang masih fokus dengan buku paket, dan tidak sadar akan kehadiran Aldyan.

Giovanna hanya bisa membuang napas pasrah.

Arka langsung duduk di hadapannya sambil memperhatikannya yang sedang membuat panah.

"Setelah panah, harusnya ada hati disana." Komen Arka yang membuat ke-empat temannya dan Shakira menoleh ke arah kami berdua.

Shakira mengernyit kebingungan, dan menoleh ke hadapannya sudah ada Aldyan yang sedang membaca buku. Pipinya langsung bersemu merah muda.

Jay berdecak pelan, "Bucin dasar." Ucap nya tidak habis pikir dengan salah satu temannya bisa menjadi budak cinta seperti itu.

Nazo menambahkan, "Kebanyakan makan micin kayaknya, amandel loh awas." Ucap nya dengan cengiran lebar.

Aldyan mendongak dan melihat Shakira yang sedang salah tingkah, "Ini perpustakaan, berisik banget sih." Ucap nya serius dengan alis berkerut dan kemudian kembali membaca.

"Biasa kayak orang gila juga di kelas." Ucap Alian yang sedang memandang ponselnya.

Tawa Nazo pecah, sampai membuat beberapa murid melirik ke arah mereka dengan pandangan menukik tajam.

Jay mengangguk, "Tau tuh, sok sok an jaim. Jaim ke siapa sih?" Tanya nya yang tidak berniat mendapatkan jawaban.

Aldyan berdecak tidak karuan.

"Ganggu aja lo semua." Ucap Arka melirik teman temannya dengan tajam.

Alian mendongak sebentar, "Giovanna aja gak merasa terganggu." Ucap nya yang kembali menunduk memainkan ponselnya.

Saat Jay hendak menambahkan, langsung di potong terlebih dahulu oleh Arka. "Merasa ke ganggu kok. Liat aja alisnya udah berkerut gak fokus gitu." Ucap Arka yang kembali memandang Giovanna.

"Gausah segitunya merhatiin anak orang Ka, risih karena lo liatin kali." Ucap Aldyan yang masih fokus dengan bukunya.

Arka memandang Aldyan dari sudu matanya, "Anjing." Ucap nya yang kembali memperhatikan Giovanna.

Ni anak mau nya apa ngeliatin terus, ada belek? Upil? Kutu? Gue gak kutuan deh.

Batin Giovanna yang menjadi lupa dengan tema konsep yang ia pilih tadi.

"Gi." Panggil Arka yang mengharuskan Giovanna untuk mengangkat kepalanya.

Giovanna hanya bergumam tidak jelas, karena tidak ingin menanggapi Arka sebenarnya.

Arka tersenyum kecil, "Ingetkan sama hari ini kita mau ngapain sampe kedepannya?" Tanya Arka mengingatkan Giovanna.

Giovanna mengangguk perlahan.

Kini Arka tersenyum puas, "Jangan sampe lupa ya." Ucapnya seraya mengacak acak rambut Giovanna, dan tidak sengaja menyenggol pulpen Giovanna dan mencoret sebagian kertas hasil kerja keras Giovanna.

"Waduh Arka, modus nya berlebihan si." Celetuk Nazo dengan menggeleng gelengkan kepala nya.

Jay tertawa senang melihat wajah khawatir Arka, "Lo ngapain si." Ucap nya dengan memegang perut kesakitan.

Alian mendongak lama memerhatikan, "Gi, sabar ya. Kayaknya ujian terbesar di idup lo itu ngadepin seorang Arka yang cerobohnya minta ampun." Ucap Alian dengan prihatin karena sikap Arka.

Aldyan memerhatikan mereka berdua, "Goblok lo." Ucap nya seraya menoyor kepala Arka.

Arka bengong dan tersadar kembali, "Maaf Gi! Masya Allah, idup Arka kok gini banget ya?" Ucap nya seraya mengelus dadanya yang bidang.

Giovanna mengangguk dan hendak melanjutkan lagi, namun di hentikan oleh lengan Arka yang memegang lengannya. Giovanna mendongak bingung.

"Gue aja sini." Ucap Arka yang langsung mengambil alih buku Giovanna beserta penggaris dan pulpen. Tidak lupa buku paket, karena Shakira sudah selesai mengerjakannya.

Giovanna menolak, "Gak u-" Ucapannya terpotong oleh Arka, "Salah gue, gue harus tanggung jawab.  Lo pasti udah baca kan tadi materinya? Jadi gue bisa ngerjain dengan leluasa, dan lo juga udah paham sama materinya." Ucap Arka yang sudah mulai menulis di bukunya.

Tulisannya rapi, tidak seperti tulisan lelaki biasanya. Namun, pasti berbeda antara tulisannya dengan tulisan Arka.

"Cih, Arka sok rajin. Kalo ada PR nge-rangkum PKN aja minta di tulis in sama tetangga." Ucap Nazo mencibir.

Jay melirik ke arah Giovanna yang sedang memerhatikan Arka yang sedang menulis. "Gi, gue saranin mending lo cek deh buku Arka. Apalagi PKN, itu tulisan beda semua. Kalo macem sejarah, bukunya kosong. Matematika, bukunya cuma coret coret bucin. Mau gue bawain?" Tanya Jay dengan mengangkat kedua alisnya.

Arka berdecak, "Berisik banget si lo, gue tampol baru tau rasa lo ya." Ucap nya yang masih serius menyalin yang sudah Giovanna kerjakan tadi.

"Eh, buku PKN Arka kan ada di gue." Ucap Alian dengan wajah polos.

Aldyan ikut menawarkan, "Bawain aja ke Giovanna, biar tau ni bocah satu pemalasnya naudzubillah." Ucap nya.

Giovanna hanya menggeleng pelan, "Gak usah." Ucapnya kecil membuat mereka semua mengalihkan perhatiannya kepada Giovanna.

Sampai Arka yang sedang sibuk, mendongak memerhatikan Giovanna tidak percaya.

Giovanna malah terlihat bingung, namun ia bisa mengendalikan urat wajahnya sehingga menjadi datar seperti biasanya.

15 menit berlalu, Arka sudah selesai mengerjakan tugas milik Giovanna dan menyerahkannya kepada Giovanna.

Giovanna memgambilnya dan menaruhnya di meja perpustakaan. Karena ia sedang sibuk dengan ponselnya. *tumben.

Bel istirahat berbunyi nyaring, membuat Arka dan 4 teman nya beranjak pergi menuju kantin. "Gue tinggal ya." Ucap Arka seraya melambaikan tangannya kepada Giovanna seraya tersenyum manis.

Giovanna hanya diam tidak mengangguk ataupun membalas senyum, melambai balik pun tidak.

Shakira terpaku melihat kejadian yang beberapa menit lalu ia lihat dengan mata kepala sendiri.

"EH GI! ANJEER, SEJAK KAPAN LO DEKET SAMA SI ARKA? GAK CERITA NI KEBIASAAN. LO KENAPA CUEK BANGET SI? KESEMPATAN EMAS WALLAHU." Ucap Shakira yang langsung meledak dan menjadi jadi.

Kagak ada si Aldyan langsung kayak toa masjid lagi.

Giovanna merasa lelah dengan sikap satu temannya itu. "Btw, comblang in gue sama Aldyan dong please." Ucap Shakira seraya menyatukan kedua lengannya, memohon.

Giovanna menghela napas berat, "Dia orangnya cuek, lo liat sendiri kan tadi?" Tanya Giovanna kepada Shakira.

Shakira mengangguk, "Gue gak peduli se-cuek apapun dia, kalo gue berjuang pasti bisa kan? Demi tadi dia serius baca buku itu langsung bikin gue meleleh di tempat. Elo si! Kenapa gak bilang kalo mereka dateng? Setidaknya kan kalo lo bilang, gue bisa merapikan tampilan dan membuat muka ter-kontrol. Argh! Pokoknya demi ya! Tadi dia ganteng banget!1!" Ucap Shakira dengan kalimat terkahir, ia jadi malu sendiri dan menutup wajahnya.

Sinting!

Batin Giovanna seraya tersenyum kecil melihat tingkah temannya yang tidak waras.

Tiba tiba ponselnya bergetar dan melihatkan notifikasi dari line.

Arka J added you by phone number.

Giovanna memencet tombol tambah teman, dan sekarang ia berteman dengan Arka di line miliknya.

Kemudian, terdapat satu notifikasi pesan yang muncul di ponselnya.

From: Arka J

Gi, kayanya jadwal kta ke museum gabisa. Soalnya gue ada acara lain di hari itu.

Giovanna hanya membaca nya dan tidak ada niatan sama sekali untuk membalasnya.

Giovanna langsung memasukkan ponsel ke sakunya. Dan pergi beranjak menuju kelas bersama Shakira.

+×÷

big thanks for y'all who read my story,

don't forget to meet me on:

wattpad @foleyys

tiktok @crushnyakuroo (i'm in love with haikyuu!)

instagram @alvisdfg / @foleyys / @kakashihatakeyy

line ID avocads

telegram @crushnyakuroo