Lingkaran sihir yang waktu itu ternyata membawa kami ke dunia lain dan bereinkarnasi saat itu aku hanya seorang bayi yang tidak bisa berbicara. Aku ingin segera menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi saat itu, mengapa ada lingkaran sihir di gudang sekolah? Bukannya itu hal yang aneh. Aku juga berpikir bagaimana keadaan gadis itu apakah dia ikut reinkarnasi juga?.
Saat aku terbangun yang pertama kulihat adalah seorang gadis kecil mungkin itu adalah kakakku. Di kehidupan sebelumnya aku tidak mempunyai seorang kakak maupun seorang adik. Aku hanyalah anak tunggal. Mungkin itu yang membuat hidupku terasa sangat membosankan dan menyedihkan.
Kakak ku sangat senang mempunyai adik. Dia sendiri sangat menyayangi adiknya yaitu aku.
4 tahun kemudian...
"Kakak lagi latihan sihir ya?" tanyaku yang baru bangun dari tidurku tadi.
"Ahh...Elios, sudah bangun ya bagaimana tidurmu?" tanyanya mengabaikan pertanyaanku tadi.
"Nyenyak sekali kak" balasku
"Kakak latihan sihir untuk masuk kesekolah 1 tahun lagi nanti kamu juga sekolah lho" katanya.
"Aku tahu, aku sering baca buku tentang sihir ku sendiri kok dan mencoba untuk mempraktekannya nanti" kataku.
"Sihir mu api ya? elemen yang cocok untuk mu ya selalu semangat" katanya.
"Tetapi ada hal yang tidak ku mengerti kak saat membaca salah satu buku sihirnya" kataku.
"Apa itu? siapa tau kaka bisa menjawabnya" kata kakakku.
"Hal yang ku tidak mengerti adalah kekuatan perasaan, kekuatan pertemanan dan api iblis(Demon fire)" kataku menyebutkan hal yang tidak ku mengerti tadi.
"Kekuatan perasaan ya? apakah kamu mempunyai orang yang kamu cintai?" tanyanya.
"Mungkin keluarga termasuk kakak" kataku.
"Nah, semakin kuat perasaan itu maka semakin kuat juga kekuatan mu sama seperti halnya kekuatan pertemanan, semakin kuat ikatan pertemananmu maka semakin kuat juga kekutanmu" jelasnya.
"Singkatnya jika kamu mempunyai orang yang ingin kamu lindungi itulah yang memicu kekuatan itu" lanjutnya.
"Sekarang paham kan?"
Aku terkejut mendengar penjelasan tadi seperti hal yang baru kuketahui karena di kehidupanku sebelumnya aku tidak pernah mendengar hal itu. Di hidupku yang baru ini aku sepertinya memiliki sesuatu yang berharga atau sesuatu yang harus ku lindungi seperti keluarga dan teman-temanku saat sekolah nanti. "Memangnya aku bisa mempunyai teman nanti?" gumamku dalam hati.
"Aku mengerti kak, terimakasih atas penjelasannya kak Lia" kataku
"Tapi api iblis itu apa?" satu hal yang tertinggal dalam penjelasannya tadi.
"Sepertinya mengerikan sekali untuk dibahas lebih baik kita tanya ke ayah dan ibu saja" ajak kak Lia
"Memang benar sih ada baiknya kita tanyakan ke ayah dan ibu saja" kataku
Kami pun pergi menghampiri ayah dan ibu.
Sedikit perkenalan namaku di dunia ini ada Elios Vermilion aku adalah anak kedua dari keluarga ini dan anak pertamanya adalah kakakku yaitu Eliana Vermillion aku suka memanggilnya dengan Kak Lia. Kak Lia mempunyai sihir cahaya seperti ibu sedangkan aku memiliki sihir api seperti ayah. Sihir api ayahku bikan lah sihir api biasa. Ayah ku dijuluki sebagai king of firee, mungkin aku juga ingin seperti ayahku. Begitu juga dengan ibuku dijuluki sebagai Queen of light.
"ayah ibu" seru mereka beruda.
"ahh...kalian berdua, ada apa?" kata ibu.
"Ibu atau ayah tau apa itu Demon fire" tanyaku.
Ibu langsung terkejut begitu juga dengan ayahku.
"Kalian benar-benar ingin tahu apa itu Demon fire?" kata Ayah.
"Aku ingin tahu karena aku pengguna sihir api seperti ayah" kataku.
"Aku hanya ikut-ikutan saja" kata kak Lia.
"Baiklah akan ayah jelaskan"
"Demon fire sesuai namanya yaitu api iblis mengerikan bukan?. Api iblis api yang bisa melawan semua elemen sihir didunia ini tak terkecuali elemen cahaya. Sihir api yang begitu mengerikan, membakar apapun dalam sekejap sekalipun dilawan dengan sihir air hal itu akan menjadi sesuatu hal yang percuma karena air itu sendiri akan hangus tanpa sisa" jelas ayah kami.
"Ciri-ciri kekuatanya seperti apa?"tanyaku.
"Kedua tangan menjadi merah diselimuti oleh api, wajah yang penuh kebencian, setengah sayap api, dan aura ditubuhmu diselimuti api dari atas hingga bawah" jelas ayah.
"Sihir ini disebut Lost magic"
"Sepertinya mengerikan sekali ya" kataku.
"Aku harap adikku ini tidak memiliki kekuatan yang mengerikan seperti itu " kata kakakku seperti orang yang sedang berdoa.
"Aku ingin pergi mengambil minum dulu ya" kataku.
Aku pun pergi mengambil minum sedangkan ayah dan kakak melanjutkan pembicaraanya.
"Justru itu yang ayah khawatirkan" kata ayah.
"Kenapa?" tanya kak Lia.
"Sebenarnya adikmu itu -- ah tidak apa-apa lupakan saja" kata ayah memotong pembicaraannya di tengah.
Pikiran kak Lia penuh dengan rasa penasaran.
"Kenapa kak? Kok kakak seperti sedang kebingungan begitu?" tayaku.
"Bukan hal yang penting kok" jawabnya.
"Begitu ya" kataku.
-----------------------------------------------------------
[Eliana PoV]
Sore hari aku disuruh ibuku untuk membelikan roti di toko langganan kami yaitu toko roti keluarga Edelfelt atau teman dekat keluarga kami. Keluarga Edelfelt juga termasuk keluarga bangsawan seperti kami, mereka membuka toko roti. Toko roti nya bukan toko roti biasa, rasanya yang begitu lezat dan enak membuat para pembeli menjadi pelanggan di toko roti itu termasuk keluarga kami. Toko roti tersebut sangatlah ramai tak terkecuali di sore hari dan malam hari.
Aku bersiap-siap pergi ke toko roti keluarga Edelfelt dan tiba-tiba adikku Elios terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Kakak ingin pergi kemana?" tanya Elios yang baru saja bangun tidur.
"Ke toko roti langganan kita seperti biasa, mau ikut?" tanyaku.
"Aku akan ikut bersama kakak" kata Elios.
" Yasudah ayo cepat" kataku.
-----------------------------------------------------------
Diperjalanan....
"Kamu ikut kakak bukan karena ingin menemani kakak membeli roti kan?" kataku menggodanya.
"Maksud kakak apa? Aku hanya ingjn menemani kakak berbelanja kok" kata Elios.
"Bukannya ingin menemui Mavis anak dari pemilik toko roti itu" godaku.
"Kakak berbicara apa sih, ya walau aku juga ingin bertemu dengannya sih" kata Elios wajahnya sedikit memerah.
"Tuh kan" kataku memanaskanya.
"Aku benci kakak" Ejeknya.
"Maaf..maaf kakak hanya bercanda. Kamu boleh kok bertemu dengannya, tapi jangan lama-lama ya" kataku.
"Benarkah?" matanya berbinar-binar.
"Tentu saja, lagi pula kakak juga ingin berbicara dengan kakaknya" kataku.
Dari dulu kalau aku mengajak Elios ke sana pasti yang dicari Mavis adiknya temanku.
-----------------------------------------------------------
Sesampainya disana...
"Selamat datang" kami disambut dengan anak seumuranku yang memakai baju maid siapa lagi kalau bukan teman ku.
"Ahh... Eliana-sama dan Elios-sama ingin membeli apa?" tanyanya.
"Ahh...Remi-san tidak usah memakai bahasa yang terlalu formal" kataku.
"Maaf aku terbiasa melayani pelanggan" kata Remi.
"Kami ingin memesan roti tawar dan roti rasa vanilla untukku, Elios ingin roti rasa apa?" tanyaku.
Saat Elios ingin menjawabnya aku langsung memotongnya.
"Ahhh....pasti kamu ingin Mavis kan? bertemu dengan Mavis" kataku terkekeh kecil.
"Mavis?? Ingin kupanggil kan? tanya Remi.
"Tolong panggilkan ya, adikku sangat ingin menemuinya" kataku.
"Kakak...." kata Elios sedikit malu-malu.
"Mavis-chan ada yang mencari mu nih" Remi memanggil Mavis.
"Siapa?" katanya dari kejauhan.
"Cepatlah kesini" kata Remi.
Mavis pun datang.
"Ahh Elios" katanya.
"M-Mavis" kata Elios sedikit terbata-bata.
"Kalian ingin berduaan kan?" tanya Remi.
"Ya begitulah" kata Mavis.
"Lebih baik kalian berdua ke taman saja" kata Remi.
"Ya kami akan kesana, Ayo Elios" Mavis langsung menarik tangannya Elios.
"Mereka berdua manis sekali ya kalau lagi berduaan" kata Remi.
"Aku juga berpikir begitu"Kataku.
"Kalau mereka sudah besar pasti kakaknya ini akan ditinggalkan" kataku.
"Kamu terlalu berpikir kejauhan" kata Remi.
[Elios PoV]
Tangan ku di tarik oleh Mavis hingga sampai ditaman.
"Larimu terlalu cepat tahu" kataku.
"Aku terlalu semangat karena sudah agak lama belum bertemu dengan mu" kata Mavis masih memegang tanganku.
Kami pun duduk di taman sambil berbicara bersama.
"Bagaimana perkembangan sihirmu Eliis?" tanya Mavis.
"Bagaimana denganmu sendiri?" tanyaku balik.
"Lihat ini" Mavis menyelimuti tangan kanannya dengan petir kegelapan/listrik.
"Ahhh...Aku cuma bisa seperti ini" Aku mengepalkan tanganku lalu keluarlah api.
"Bagaimana bisa kamu menyelimuti tangan mu seperti itu" tanyaku penasaran.
"Mau tahu caranya? Baiklah akan kuajari"
Aku berkonsentrasi agar bisa melakukannya.
"Pertama Konsentrasi lah terlebih dahulu"
Aku pun berkonsentrasi sebisa mungkin.
"Lalu keluarkan lah sedikit tenaga dalammu dan fokuskanlah ditanganmu itu" kata Mavis.
Saat aku mencobanya pertama kali aku gagal.
"Aku gagal" kataku dengan nada sedikit putus asa.
"Jangan menyerah" kata Mavis.
"Ya aku tidak boleh menyerah begitu saja, aku harus menjadi kuat agar bisa melindungi hal yang berharga bagiku" kataku
3 kali percobaan aku gagal.
"Sepertinya aku memang tidak bisa" kataku tapi masih belum menyerah.
"Akan kukasih tahu caranya yang ampuhnya deh" kata Mavis.
"Bagaimana?" tanyaku.
"Kekuatan perasaan, kekuatan untuk melindungi seseorang yang kamu cintai atau yang berharga seperti temanmu ini yaitu aku, bayangkan lah" kataku.
"Begitu ya.. Aku harus melindungi seseorang yang berharga bagiku maka dari itu aku harus menjadi kuat" aku merasakan kekuatan apiku menjalar keseluruh tubuhku tubuh kupenuh dengan api dari atas hingga bawah Mavis pun panik dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Apa harus yang kulakukan? Menyerangnya? itu hanya akan melukainya, tapi tidak ada cara lain selain menyerangnya, maafkan aku ya Elios-san" Mavis menyerangnya dengan petir hitamnya itu tapi tidak terjadi apa-apa.
"Kekuatan apa ini tidak bisa kuserang" kata Mavis mulai panik ketakutan.
"Kalau tidak segera dihentikan bisa-bisa semua yang ada disini akan terbakar" kata Mavis
Tiba-tiba kak Lia datang menggunakan sihir cahaya kepadaku.
"Light of dawn"
Sihir cahaya itu membuatku tak sadarkan diri dan Mavis segera menangkapku yang ingin terjatuh itu.
Aku pun dibawa kekasur untuk dibaringkan.
-----------------------------------------------------------
2 jam kemudian...
Saat aku bangun dari pingsanku tadi yang kulihat pertama kali adalah Mavis yang menggenggam tanganku berharap aku segera cepat tersadar.
"Mavis" aku mengusap kepalanya kebetulan sekali dia terbangun.
"Elios maafkan aku, a-aku sudah membuat mu seperti ini" kata Mavis naik kekasur dan memelukku.
"Ini semua bukan kesalahan mu, ini kesalahan ku sendiri karena tidak bisa mengen dalikan kekuatan ku sendiri" kataku memeluknya balik.
"Spertinya aku tidak boleh mengganggu kalian berdua ya" kata kakakku sambil bersender di depan samping pintu.
"Kak Lia??" kataku.
"Berterima kasihlah pada Mavis yang menemani mu saat kamu tak sadarkan diri tadi" kata kakak.
"Terimakasih Mavis sudah merepotkanmu" kataku
"Yang terpenting kamu sudah tersadar" kata Mavis.
Kami pun siap-siap berangkat pulang.
"Maaf ya sudah merepotkan keluarga kalian" kata kakakku
"Tidak usah dipikirkan datanglah lain kali waktu ya" kata Remi.
"Pasti kami datang, sampai jumpa" kata kakakku.
"Kalian berdua begitu dekat ya" kata kakakku.
"Apaan sih kakak" kata kakak menggodaku lagi.
Bersambung....
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca ceritaku ini. Jangan lupa vote ya, agar Author makin semangat membuat ceritanya...
Sekian...
(PS: Maaf kalau ceritanya rada sedikit aneh)