Kesadaranku menurun. Apa yang terjadi padaku?
Sebelumnya aku menyaksikan Sasha dibunuh oleh Grigory. Teman-temanku di samping sana sepertinya mencoba berteriak tapi aku tidak dapat mendengarnya. Seharusnya aku tidak akan terlalu marah dan hilang kendali walaupun Sasha mati, toh aku juga bisa menghidupkannya nanti.
Tapi kenapa jiwaku seperti tidak menerima hal tersebut dan berusaha memberontak membuat diriku kehilangan kebebasan untuk mengendalikan kekuatanku? Aku merasakan jiwaku dan Sasha seperti terhubung sesaat dan menyebabkan api di jiwaku membara.
Mungkinkah aku pernah mempunyai hubungan lebih dengan Sasha sebelumnya? Seperti misalnya Sasha merupakan sosok reinkarnasi yang memiliki hubungan erat denganku?
Gawat! Jika aku tidak segera mencari cara mengendalikan energi sihirku yang meluap ini, daerah di sekitarku akan hancur dan juga teman-temanku.
Prang..
Penghalang auraku hancur dan aku masih tidak bisa berbuat apapun dengan kekuatanku ini. tanganku bergerak dengan sendiri dan mulutku mulai merapalkan sihir membuat sebuah bola penghalang yang menutupi Grigory. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikannya. Kini aku berada di sebuah ruangan yang sangat gelap menyaksikan pertarungan diriku yang lain dari layar yang entah muncul darimana.
Aku mencoba untuk menggapai sesuatu tapi hampa, benar-benar tidak ada apapun. Aku menggertakkan gigi ketika melihat adegan langsung di depanku ketika diriku yang di sana benar-benar mengerikan. Sebelumnya aku tidak pernah mengeluarkan aura sebesar ini. Bahkan ketika aku menjadi raja iblis Fred tidak pernah aku tertelan emosi seperti itu. Atau mungkin aku melupakannya?
Tidak itu tidak harus kupikirkan sekarang. Aku tertunduk lesu menatap diriku yang berada di sana.
Untuk apa aku mempunyai kekuatan sebesar ini jika aku tidak bisa menggunakannya dengan baik? Mataku mulai menutup rapat ingin meninggalkan semua masalah ini.
"Fred,"
Aku membuka mataku mencari sumber suara itu. Di depanku sekarang muncul sebuah perempuan. Perempuan itu bersinar terang hingga aku menyipitkan mataku.
"Siapa?"
"Mungkin kau lupa denganku Fred. Aku Alicia, istrimu,"
Mataku terbelalak lebih karena aku sangat terkejut mendengar perkataan itu.
"Istriku? Kau?"
"Ya,"
Sesaat wajahnya yang tertutup sinar mulai terlihat lebih jelas di mataku. Sosok itu..
Sasha?
"Kamu Sasha?"
"Ya, aku bereinkarnasi, sama sepertimu. Mungkin aku bereinkarnasi secara tidak sempurna. Ingatanku di kehidupan sebelumnya tidak kuingat. Tapi jiwaku masih berada di tubuh Sasha,"
Aku masih tidak mengerti apa yang dia bicarakan.
"Lalu, apa yang kau lakukan di sini?"
Aku mulai bertanya.
"Aku hanyalah ingatan dari dirimu yang berada di jiwamu. Aku yakin kau bisa melakukannya, percayalah pada kekuatanmu dan hatimu,"
"Tapi, tapi aku tetap tidak bisa. Semua yang kulakukan? Semuanya sia-sia. Aku tetap tidak bisa mengendalikannya,"
Tanpa sadar aku mulai meneteskan air melalui mataku meratapi diriku yang tidak mampu ini. Di layar itu masih terpampang diriku yang sedang mengumpulkan energi alam di sekitarku.
"Percayalah Fred. Kamu ingin menyelamatkan temanmu? Kamu ingin menyelamatkan anak-anak kita bukan? Kalau begitu yakinlah!"
Perempuan Alicia ini mulai membangun semangat dalam diriku.
"Aku masih memiliki orang orang diluar sana yang kusayangi?"
"Ya, kau punya,"
Aku ingin melindunginya?
Kemana kepercayaan diriku yang dulu? Tidak mungkin aku akan melupakannya. Sosok itu yang dulu berdiri gagah menghadapi semua lawan tangguh bahkan dewa. Tidak! Ini bukan diriku. Aku pasti bisa melindungi mereka.
Secara perlahan kata-kata itu mulai meresap melalu celah ke dalam diriku. Diriku mulai bersinar menyinari ruangan yang gelap itu.
Apa yang terjadi?
"Aku akan menunggumu Fred. Walaupun ingatanku tetap tidak kembali. Aku akan berada di sampingmu,"
Pandanganku mulai silau, perempuan itu mulai menghilang.
***
Di tepi pantai itu, aku masih menyerap energi di sekitarku dan terlihat tanaman, manusia, semua yang memiliki energi sihir mulai melemah. Teman-temanku masih terlindungi oleh para roh itu sementara Grigory mematung di sana terduduk tidak bisa berbuat apapun.
Aku pun masih tidak bisa berbuat apapun. Tubuh ini masih sulit dikendalikan.
Kemudian adegan berikutnya adalah energi yang terkumpul mulai kembali ke tempat semula. Tubuhku mulai lunglai dan akhirnya jatuh terpejam. Semua sihir yang kubuat sirna begitu pula penghalang yang menutupi Grigory.
"Kakak,"
Suara itu berasal dari Elen yang berlari ke arahku. Wajahnya pucat dan isak tangis menghinggapinya. Padanganku mulai gelap dan akhirnya aku terpejam pingsan setelah mengeluarkan begitu banyak energi sihir.
***
Kesadaranku mulai pulih tetapi mataku masih terpejam. Dari tanganku aku merasakan seseorang sedang menggenggam tanganku. Hangat.
Aku mulai membuka mata. Saat kulihat aku berada di sebuah ruangan dan aku tertidur di ranjang. Aku melihat di sampingku Sasha sedang duduk di kursi dan tertidur. Tangannya menggenggam tanganku.
Berikutnya adalah suara pintu terbuka dan berjalan seseorang setelahnya. Itu adalah Elen yang sedang membawa makanan untukku dan Sasha.
"Kakak! Akhirnya kakak sadar. Jangan membuatku takut!"
Elen meletakkan makanannya di meja dan berlari mendatangiku. Selanjutnya Sasha bangun karena mendengar teriakan Elen.
"Ah Drey, akhirnya kamu siuman,"
Seperti biasa ia tidak banyak bicara. Tidak seperti adikku ini.
"Ah um ya. Aku ada dimana?"
"Ini kastil kita kak,"
Aku melihat sekelilingku. Benar aku mengingatnya, ini adalah ruang perawatan keluarga kerajaan. Kenapa aku bisa ada di sini?
"Tadi kak Stevan datang setelah kakak pingsan. Kakak terlalu banyak memakai energi sihir,"
"Ohh. Tapi Sasha, bukankah kau tadi tertusuk?"
"Entahlah, tiba-tiba semua lukaku hilang saat kau mengamuk tadi. Mungkin ini karenamu,"
Mungkinkah itu karena jiwa dari Alicia istriku? Aku tidak ingat tentangnya dan juga apa dia benar-benar istriku sebenarnya aku masih meragukannya. Terlebih lagi dia mengatakan kalo Sasha ada reinkarnasi dari Alicia.
"Sasha, saat kau tertusuk adakah seorang perempuan yang datang padamu?"
"Tidak. Aku hanya melihat cahaya dan terang dan setelah itu tubuhku hangat,"
Aku hanya bisa yakin kalau itu adalah Alicia. Biarlah, Sasha tidak mengingat apapun juga tentang masa lalu dan aku tidak perlu membahasnya.
"Bagaimana dengan yang lainnya?"
"Tidak masalah," (Sasha)
" Ya, mereka baik-baik saja. Sekarang mereka sedang berada di ruang tamu bersama kak Stevan,"
Aku menarik nafas lega. Syukurlah mereka tidak terkena dampaknya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika adegan saat itu masih berlanjut. Mungkin semua makhluk di sekitarku akan mati kehabisan mana.
"Aku akan pergi," (Drey)
"Kutemani," (Sasha)
"Kakak mau kemana?"
Aku sudah berdiri tegak. luka dan sakit di badanku telah sembuh. Itu semua berkat tubuh raja iblisku yang secara otomatis menggunakan mana untuk memperbaiki tubuh atau dalam istilah sihirnya adalah[Auto Regeneration].
"Aku akan pergi menemui lainnya,"
"Baiklah, aku akan menaruh makanan ini di kamar kakak ya. Harus dimakan!"
Aku hanya mengangguk dan mulai berjalan keluar ruangan menuju ruang tamu. Sebelumnya aku pergi ke kamarku terlebih dahulu untuk mengganti pakaian.
Krek
Suara engsel sebuah pintu besar berdecit. Aku masuk ke ruangan itu. Terlihat di sana Roy dan Shuna sedang duduk di sofa. Ekspresi mereka berubah ketika melihatku. Itu seperti pandangan seseorang yang sedang melihat hantu di depannya.
Di sana aku juga melihat Carmila yang duduk bersama mereka. Ia tersenyum ketika melihatku. Sasha terkejut ketika melihat Carmila bersama mereka.
"Kenapa ada perempuan itu?"
"Aku yang mengundangnya,"
Sasha mengangguk paham.
Kami duduk di sofa yang kosong.
"Y.. yo Drey. Kamu tidak akan mengamuk lagi kan?"
Aku mengernyitkan dahi.
"Tidak. Aku juga tidak biasanya seperti itu. Seharusnya aku bisa mengendalikannya,"
"Syukurlah,"
Akhirnya ekspresi mereka kembali seperti biasanya.
"Awalnya aku tidak menyangka Drey, kau punya kekuatan sebesar itu,"
Aku ingin membuka mulut.
"Tentu saja. Ia adalah anak dari saudariku. Leluhur raja iblis,"
Sekarang semua mata beralih pada Carmila. Stevan pun sama terkejutnya mengetahui hal tersebut.
"Maaf Kak Draco. Aku mengizinkannya berada di sini karena dia berkata bahwa dia telah mendapat izin darimu,"
Stevan menatap sinis ke arah Carmila yang saat itu kebingungan.
"Hei! Kau kira aku berbohong? Aku gila? Hei berbicaralah Fred. Jangan biarkan aku terdengar mengatakan sebuah lelucon di sini,"
Aku tertawa sebelum mengungkapkan kalimatku. Wajah Carmila ketika menatapku dengan pipi merona menahan malu itu merupakan tontonan yang menarik.
Baiklah, mungkin saatnya aku menjelaskan yang sebenarnya.
"Ya baiklah Carmila, hahaha. Seperti ini aku akan menjelaskan semuanya pada kalian,"
Aku masih sedikit mengumbar tawa sebelum akhirnya aku mulai serius.
"Biar kuperkenalkan diriku terlebih dahulu,"
Aku mengambil sikap berdiri dan sedikit membungkuk dengan gaya bangsawan elegan.
"Aku adalah reinkarnasi dari raja iblis pertama, Fred Chronicle. Maaf Stevan dan juga Elen, aku tidak mengatakannya sebelumnya,"
Aku melihat ekspresi semua orang di ruangan itu. Mungkin wajar untuk temanku dari dunia putih menampilkan ekspresi kebingungan. Sedangkan Stevan dan Elen terkejut.
"Kakak? Kakak? Raja iblis Fred? Leluhur kami?"
Aku mengangguk menatap pertanyaan Stevan.
"Jadi itu semua dapat menjawab bagaimana kakak bisa mempunyai kekuatan sebesar itu,"
Elen terlihat membuat dirinya setenang mungkin sambil terus mencerna.
"Berarti kakak lah yang telah membunuh dan mengambil kekuatan semua dewa?"
"Mungkin terdengar kejam jika aku mengatakan bahwa aku menyetujui semua itu. Tapi aku memiliki alasan sendiri kenapa aku membunuh dewa,"
Sekarang Roy, Shuna dan Sasha mulai bereaksi terhadap kata-kataku.
"Apakah kau mengatakan sebuah lelucon Drey? Kau membunuh dewa,Drey?"
"Sebenarnya aku juga merupakan seorang dewa sebelum aku menjadi raja iblis. Aku dewa kehancuran, Fred Chronicle, sebenarnya itu hanyalah tipu muslihat dari para dewa gadungan itu"
Mereka tertegun. Lalu aku mulai menjelaskan semuanya.
Dimulai saat aku masih menjadi seorang manusia biasa. Mungkin aku bisa mengatakannya demikian tapi aslinya aku adalah seorang titan yang memiliki tubuh fisik manusia. Begitu juga Carmila. Suatu saat aku mendapatkan sebuah titisan dari cahaya di langit. Itu merupakan para dewa yang sedang menatapku. Mereka mengatakan akan menjadikan aku seorang dewa. Pada awalnya aku sempat ragu, lalu aku akhirnya memutuskannya. Aku menjadi dewa kehancuran. Terlebih setelah kekuatanku meningkat drastis melebihi dewa lainnya setelah melakukan ritual cahaya ilahi. Itu merupakan ritual pembangkitan kekuatan yang di khususkan untuk para dewa. Tapi beberapa tahun kemudian aku mendengar sesuatu yang mengejutkan. Para dewa akan mengakhiri dunia dan menggantikannya dengan dunia baru. Aku memiliki keluarga di alam bawah sana dan aku tidak dapat membiarkan mereka terbunuh. Aku mencoba mendiskusikannya dengan para dewa lainnya tetapi mereka tetap bersikeras.
Akhirnya aku mulai membantai dewa itu satu persatu dengan kekuatanku dan mengambil kekuatan mereka. Bagaimanapun juga itu merupakan sebuah keberadaan di luar akal sehat makhluk hidup.
Pada akhirnya aku mengetahui fakta bahwa sebenarnya mereka bukanlah dewa yang sesungguhnya. Mereka hanya sebuah organisasi besar terkuat yang berencana menaklukan dunia. Tetapi kekuatan mereka terlalu besar dan jiwa mereka pun tidak akan hancur hanya dengan sihir biasa. Aku tidak terlalu paham mengapa hal itu bisa terjadi.
Pada akhirnya aku membantai separuh dari dewa itu dan menjadikanku memiliki sebutan baru yaitu raja iblis. Seluruh sel di tubuhku memancarkan kegelapan. Berbeda saat aku menjadi titan dulu.
Akhirnya aku memutuskan untuk membantai semua dewa. Butuh waktu ratusan tahun untuk melakukan pekerjaan itu dan selama itu pula aku merintis beberapa sihir baru yang akhirnya dipakai oleh iblis sampai sekarang. Semua keluargaku juga berubah sama sepertiku. Mereka menjadi iblis mengikuti darahku. Setelah itu aku tidak begitu mengingatnya. Bahwa ada istri dan anak anakku aku pun tidak mengingatnya.
Setelah menjelaskan kisah itu, semua orang tertegun dan masih berada di pemikiran masing masing.
Sementara aku mengingat sesuatu,
"Dimana para roh yang melindungi kalian?"