Aku duduk di kursi taman bersama dengan Sasha. Pagi itu semua orang memiliki kegiatan masing-masing seperti Roy yang pergi bersama Stevan ke ruang persenjataan legendaris untuk memilihkan pedang sebagai ganti pedangnya yang patah. Elen bersama Shuna sedang berkeliling kota.
"Sasha,"
Sasha menoleh padaku
"Hm?"
"Aku sering memikirkannya bahwa kamu adalah sosok reinkarnasi,"
Sasha memandang ke arah anak kecil yang bermain dan berlarian.
"Mungkin saja itu benar,"
Aku terkejut, menoleh padanya. Apakah ia sudah mengetahuinya?
"Aku pernah bermimpi tentang seseorang yang mirip denganku. Tapi aku tidak ingin membahasnya, itu adalah mimpi buruk,"
Mungkinkah? Apakah itu adalah Alicia?
"Apa kau tahu namanya?"
Ia menggeleng. Tapi aku memikirkannya. Kemungkinan itu. Bahwa Sasha adalah reinkarnasi dari Alicia yang mengaku sebagai istriku dulu ketika menjadi Fred. Selain itu ada beberapa bukti seperti mata iblisnya itu. Itu adalah mata langka yang hanya dimiliki beberapa iblis di masa sekarang atau lebih dominan iblis kuno.
"Drey? Aku harus memanggilmu siapa sekarang?"
"Drey saja,"
Sasha mengangguk.
"Kalau begitu Drey, aku ingin menanyakan sesuatu padamu,"
"Apa?"
Sasha memperbaiki posisi tubuhnya dan menatapku.
"Apakah kau adalah jahat di masa lalu?"
"Itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin yang benar adalah kejam. Aku kejam kepada seseorang yang mengacau hidupku. Begitulah,"
Sasha kembali memalingkan wajahnya.
"Sasha. Matamu itu adalah mata yang indah,"
Kenapa ia tidak menatapku lagi. Ia mencoba menutupi wajahnya.
"I.. indah?"
Ia sedikit memperlihatkan wajahnya. Pipinya merah?
"Ada apa Sasha. Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?"
"Ah.. um.. itu tidak salah. Eh?"
Hm?
Ia memalingkan wajahnya lagi dan menyisir rambutnya dengan jarinya. Ada apa dengannya.
"Benarkah?"
Ia bertanya lagi. Kali ini ia menatapku lagi. Wajahnya merah? Apakah dia sakit?
"Tentu saja,"
"Be.. begitu ya,"
"Hmm, kamu tahu? Mata iblismu itu adalah mata iblis kuno. Hanya sedikit orang yang memilikinya,"
Kali ini pandangannya mulai serius padaku. Ia masih diam menunggu penjelasanku.
"Kamu juga dapat melihatnya kan? Mata iblisku ini,"
Ia mengangguk.
"Kamu akan menjadi sangat kuat dengan mata itu,"
"Ya aku juga merasakannya,"
Aku menoleh ke arah Sasha.
"Karena itu maukah kamu selalu di dekatku?"
Sasha terkejut dan sangat gugup setelah aku mengatakan itu. Apakah dia salah paham?
"A.. apa maksudmu?"
"Karena cuma kamu yang bisa membunuhku,"
Sasha tercengang, iya berdiri dan memandangiku.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu,"
"Dengan mata itu kau bisa membunuhku. Jika suatu saat kejadian seperti kemarin terulang kembali dan aku tidak dapat mengatasinya. Kau harus membunuhku!"
"Tidak, tidak Drey. Mana mungkin aku bisa membunuhmu,"
"Ya aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Hanya untuk kemungkinan saja tolong berjanjilah padaku, teman-teman kita akan berada dalam bahaya jika kamu tak melakukannya,"
Sasha menatap erat mataku dan akhirnya menunduk.
"Baiklah, Drey. Tapi jika ada jalan lain walaupun berbahaya aku akan tetap melakukannya daripada membunuhmu,"
"Hmm,"
Aku mengangguk. Itu merupakan realitanya. Salah satu orang yang dapat membunuhku adalah orang yang memiliki mata iblis kuno. Karena ada bermacam mata iblis.
Pertama adalah <
Kedua adalah <
Sejauh ini hanya dua itu yang kutahu. Mungkin sekarang mata itu telah banyak berevolusi menjadi mata yang memiliki Special Ability lainnya . Tapi aku curiga dengan mata milik Sasha. Mata itu memancarkan energi sihir yang luar biasa. Mungkin tingkatan ke 7 atau lebih. Bahkan kekuatan penghancuran setingkat itu dapat menghancurkan pertahanan absoluteku. Oleh karena itu, aku memintanya untuk membunuhku jika kejadian itu terjadi kembali.
***
Sore hari kami kembali menuju dunia putih. Aku, Roy, Sasha, Shuna dan Elen sudah berkumpul di depan kastil. Aku melihatnya, ekspresi bahagia di wajah Roy menerima pedang emas itu. Mungkin aku juga akan bahagia jika aku menjadinya. Itu adalah pedang yang memiliki kualitas bahan dan kekuatan yang sangat hebat. Terutama pedang itu akan bisa berbicara dengan penggunanya ketika mereka telah melakukan kontrak tuan dan pelayan.
Kami juga telah meninggalkan kelas sehari ketika berada di dunia iblis ini. Aku akan menjelaskannya pada Selena sensei besok tentang kami yang tidak masuk sehari kemarin.
"Drey. Luar biasa. Ini pedang yang sangat hebat,"
Sepanjang perjalanannya, Drey terus mengamati dan mengelus-elus pedangnya.
"Hahaha, kau memilih pedang yang bagus Drey. Kamu sudah melakukan kontrak tuan dan pelayan?"
"Eh? Maksudnya?"
ROY menatapku. Antara terkejut dan bingung dengan apa yang kukatakan.
"Ahh kukira kamu susah diberitahu Stevan. Pedang itu akan menjadi lebih kuat jika kamu melakukan kontrak tuan dan pelayan dengannya,"
"Kontrak?"
Pedang menjadi pelayanku? Begitulah yang ada di pikiran Roy sekarang.
"Bagaimana mungkin? Bukankah itu benda mati?"
Kali ini Shuna bertanya padaku.
"Tentu bisa Shuna. Pedang itu bernama <
"Wow!"
Roy hampir menjatuhkan pedangnya, terkejut.
"Kak, siapa yang mempunyai pedang ini sebelum Roy?"
"Namanya?"
Eh? Aku melupakannya? Tidak ini tidak logis! Bagaimana mungkin aku bisa mengingat sejarah pedang itu tapi hanya bagian kecil seperti namanya yang aku tidak ingat? Ah mungkin itu hanya kebetulan saja aku melupakannya. Mungkin suatu hari aku bisa mengingatnya dan bertemu dengannya lagi.
Elen mengangguk sementara aku berpikir keras tentang hal itu. Mana mungkin aku bisa melupakan banyak sejarah sejarah yang kumiliki dulu.
Kami tiba di hutan tempat portal itu berada. Aku sengaja tidak menggunakan [Gate] agar teman temanku bisa melihat lihat lebih banyak keadaan di dunia iblis ini.
Sambil berjalan melewati portal itu aku mengingat lebih banyak lagi peristiwa masa lalu. Saat itu seluruh ras masih bertarung satu sama lain. Semua ras masih murni pada saat itu dan belum ada percampuran yang menghasilkan berbagai ras campuran.
Mungkin karena aku mendengar bahwa semua ras melakukan perjanjian perdamaian, sehingga banyak dari mereka yang melakukan perkawinan beda ras. Tapi sampai sekarang hanya ras iblis lah yang belum membuat perjanjian perdamaian dengan ras lain.
Oleh karena itu, aku tidak akan menunjukkan diriku yang sebenarnya di dunia lain kecuali kepada orang yang kupercaya. Aku tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi karena perjanjian itu dibentuk setelah raja iblis pertama mati, yaitu aku.
Dunia iblis tidak mengajarkan sejarah beberapa puluh abad yang lalu. Aku tidak tahu mungkin itu karena tidak ada saksi kejadian atau mungkin ada yang menyembunyikan fakta. Sedangkan saat aku mencari referensi dana sejarah pada ras manusia di dunia putih di sebutkan bahwa ras manusia telah mencoba untuk membuat perjanjian perdamaian tetapi ras iblis menolaknya. Aku sangat bingung pada poin ini jadi aku menjelajah ke dunia lain untuk mencari pengetahuan yang lebih luas.
Saat aku sedang berpikir tentang hal itu, aku merasakan ada suatu benda yang mendekat. Aku tidak bisa merasakan adanya serangan sihir, benda ini tidak memakai sihir?
Aku segera menoleh ke arah datangnya benda itu. Aku Mengaktifkan [Magic Shield] karena itu bukan serangan sihir maka [Magic Barrier] tidak akan berfungsi. Teman-temanku mundul satu langkah sambil menyiapkan senjata masing-masing.
"Kamu dapat merasakannya Drey?"
Roy beralih ke depan para gadis untuk melindungi mereka sementara aku mencari keberadaan yang meyerang kami.
"Ya, aku akan menghadapi mereka semua. Roy, kamu lindungi Shuna, Sasha dan Elen,"
Roy mengangguk.
Aku membuat satu klon untuk membantu Roy sementara aku telah mendeteksi keberadaan musuh. Aku segera menggunakan [Gate] untuk tiba di salah satu cabang pepohonan. Pertama aku akan mengalahkan yang ini dulu karena dia pengguna panah.
Orang itu masih tidak mengetahui bahwa aku berada di belakangnya dan ia masih mengintai Roy dan lainnya. Aku hanya menggunakan tanganku untuk mencari titik kelemahan yang berada di lehernya lalu memukulnya. Seketika orang itu pingsan dan aku menangkapnya. Dia perempuan?
Aku menggunakan [Gate] lagi untuk menuju musuh selanjutnya yang berada di tebing dekat dengan hutan. Di sana orang itu sedang mengawasi aku yang kesana kemari. Sepertinya dia punya radar sihir yang sama denganku. Berarti tingkat kekuatannya lebih dari 2. Dan lagi dia berniat menarget kami dari jarak yang relatif jauh untuk dipandang mata manusia. Sudah pasti dia memiliki akurasi sihir yang hebat juga. Setelah mempertimbangkan itu aku mencoba mendekatinya, tetapi seperti dugaanku ia langaung mengetahui keberadaanku. Sekarang kami berhadapan dengan aku yang masih memanggul perempuan yang pingsan tadi.
"Bagaimana mungkin? Aku melihatmu ada di bawah bersama lainnya. Kamu ada dua?"
"Hmm itu tidak penting. Yang lebih penting kenapa kalian menyerang kami?"
"Kau pikir aku akan berbicara semudah itu heh? Hya,"
Ya aku sudah menduganya, mana mungkin ia akan menjawab pertanyaanku itu. Baka/plak/
Sekarang ia mencabut pisau yang berada di pinggangnya. Oohhh aku tahu aku tahu. Dia tidak hanya memiliki bakat serangan jarak jauh, tapi dia juga lihai dalam jarak dekat. Dia mirip seperti pelayan di rumahku yang merupakan assasin.
Aku menghindari tusukan pisau yang akan mengenai leherku dan berbalik menuju belakang perempuan itu. Tapi sesaat kemudian ia menunjukkan satu pisau lagi yang berada di tangan kirinya dan menebaskan itu melalui belakang tubuhnya yang akan mengenaiku.
Aku segera melompat gesit ke belakang untuk menghindari tebasannya itu. Aku berpikir dia pasti telah berjuang keras berlatih hingga kemampuannya hebat seperti itu. Aku tak akan membunuhnya. Kini aku juga mencoba bertarung dengan adil bersamanya. Aku membuat pisau menggunakan [Craft] .
Sebelumnya aku meletakkan tubuh perempuan yang pingsan itu. Kini aku bisa bertarung leluasa. Seperti yang kalian tahu, aku memiliki banyak bakat seperti pengguna pisau. Tetapi bakatku yang terbaik tetap saja pedang, alasannya adalah aku akan terlihat keren, mempesona, tampan juga gagah jika memakai pedang. Yah itu hanya firasatku saja, aku tidak tahu pendapat orang lain seperti apa.
Baiklah aku harus fokus lagi.
Sekarang perempuan itu maju dengan gerakan tarian pisau yang indah, sungguh dia benar-benar ingin membunuhku dengan gerakan yang liar itu. Aku terus menangkis dan sesekali menyerang. Jika kalian melihatnya ini seperti adegan cahaya dari pisau satu sama lain yang saling bertabrakan, bersilangan dengan suara yang memekakkan telinga.
Aku masih terus menghindarinya serta menangkisnya dengan tenang sambil terus kuperhatikan ekspresi perempuan ini. Ia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda keletihan.
"Nona, boleh kutahu nama anda?"
Aku mencoba bertanya dengan sopan sambil terus menangkis serangannya. Sungguh kemampuan pisaunya hampir menyamaiku atau mungkin saja sama denganku.
"Catherina, anda?"
Ouhhh ternyata dia juga bisa berkata sopan. Yah menurutku wajar karena dia seorang assasin.
"Hummm, nama yang bagus seperti kemampuan pisau anda. Saya adalah Drey,"
"Eh? Mm,"
Hmm?
Kenapa dia mengeluarkan suara yang tak biasa itu. Dia terkejut? Tapi kenapa pipinya merah? Ahh mungkin saja dia mulai kelelahan.
"Maaf Catherina-san. Aku tidak bisa berlama di sini,"
Aku segera menghilang menggunakan [Teleportation] dan muncul di belakangnya. Ia terkejut melihat diriku menghilang dan sebelum di sempat menoleh ke belakang aku sudah menempatkan tanganku di lehernya membuatnya pingsan.
"Hmm. Sepertinya ada seseorang lagi yang mencoba menghilangkan hawa keberadaannya sambil memperhatikan kami. Aku akan menggunakannya untuk melacak musuh,"
Aku mengindentifikasikan tempat orang itu berada dan menggunakan klonku untuk diubah menjadi serangga yang sangat kecil. Serangga itu pergi ke tempat seorang pengintai itu berada. Lalu menempel pada bagian rambutnya.
Yosh, saatnya kembali.
"Duh. Padahal kelihatannya langsing tetapi kenapa dua perempuan ini berat sekali,"
Aku mengatakannya dengan leluasa karena mereka sedang pingsan. Mereka pasti akan marah besar mendengar kata-kataku barusan.
Aku segera kembali menggunakan [Gate] dan terlihat di sana segerombolan lelaki berzirah dan memakai pedang telah tumbang. Sepertinya aku tidak perlu khawatir dengan mereka.
"Yo, kalian. Bagus sekali kalian bisa mengalahkan mereka,"
"Tentu saja kakak, aku sudah belajar banyak,"
Sementara itu mereka fokus melihat dua perempuan yang kubawa.
"Ahh aku membawa ini untuk mendapat informasi,"