Author POV
"Kakak, apakah aku akan ke sekolah?"
"Tentu saja"
"Ehmm, tapi aku tak punya teman. Bagaimana nanti aku di sana?" Wajah manisnya terlipat, menunduk sedih. Seperti anjing kecil yang kehilangan seonggok tulang lezat.
"Ada aku,kau tak perlu cemaskan"
"Kakak kan sudah tua, mana mungkin kakak sekolah bersamaku. Lalu kakak juga sangat tinggi dan kuat, tak mungkin kakak di izinkan ke sekolah sihir??" Jelas anak itu panjang lebar.
(Hah,tu-tua? Aku? Tidak, aku pasti salah dengar) batin Raizel.
Hati beku terasa dihujam beribu jarum dengan imajinasi suara 'JLEB' yang begitu kentara. Berusaha bersikap acuh dengan perkataan bocah, Pria itu menarik dagu tirus mendongak ke atas.
'pipi'
'putih'
'berisi'
'amat menggemaskan'
Kini,mari anggap Raizel sebagai seorang Pedofil kelas kakap. Ia pun tak peduli dengan asumsi mu!
Cup
Kecupan manis diberikan, masih dengan raut wajah datar Ia berucap.
"Kau semakin besar, makin banyak bicara ya?"
'u-uwahh' Pemuda yang di goda itu pun merasakan pipinya panas dan memerah.
"Kak Rai SIALAN!!" Teriak anak itu lalu berlari ke pack room-nya.
'imut sekali mate-ku itu, tahann.. Rai, tahann dirimu!' batin pria yang notabene adalah Raizel.
*. *. *.
Frankenstain POV
Aku Frankenstain Pier Black, pewaris tahta Black Kingdom, satu-satunya anak lelaki Mr. John Piero Black dan Mrs. Athanasya Selene Piero Black. Aku mempunyai seorang adik perempuan yang manis, namanya Seira Eredistaycha Qwared Pier Black.
Nama yang agak rumit bukan? Serumit kehidupan kami. Papa-ku meninggal saat berperang dengan Elyar Kingdom, ia mempertahankan kedudukan Kingdom kami,sehingga merenggut nyawanya. Saat kematian papa, mama merasa sangat sedih, aku dan adikku pun begitu....
Tetapi, kesedihan mama sangat mendalam sehingga ia hampir bunuh diri, untung saja ada Paman-ku yang menjaganya.
Mama.....
Mama pergi ke tempat papa saat kejadian 4 tahun lalu. Mama dibunuh oleh agen UNION sialan itu,Paman pun demikian. Lalu penyelamat-ku datang, Kak Raizel dengan hebatnya mengalahkan mereka. Saat itu lah aku terpterpana akan kak Raizel. Terimakasih kak! Aku akan mengabdikan diriku untuk kakak.
Adikku? Dimana dia? Bagaimana keadaannya? Dia tinggal bersama siapa? Apakah dia masih hidup?. Ya, itulah pertanyaan yang selama 2 tahun silam memenuhi kepala kecilku. Aku tak tahu dia berada dimana, saat kejadian pembantaian darah itu, Seira tak berada di Castle dia menghilang, dalam benakku aku bertanya, apakah balita berusia 3 tahun bisa lari dari Castle sebesar itu? Tapi, aku juga agak sedikit tenang karena Adikku mungkin saja bersama orang baik di luar sana. Aku hanya berharap agar adik kecilku itu aman dan bahagia.
Cukup sampai sini saja hari ini.
-Fikey
'Frank,ayo turun! kita akan ke school magic' tiba-tiba kak Rai me-mindlink saat aku sedang membaca buku diary ku.
'Okay, tunggu sebentar kak. Aku akan segera kesana' aku menjawab lalu memutuskan mindlink sepihak.
Aku pun langsung keluar dari pack room-ku lalu bergegas turun ke bawah ke arah garasi.
Jadi, letak pack room-ku itu di lantai 2 sedangkan kak Rai di lantai dasar.
Aku sebenarnya agak sedikit heran, mengapa di Mansion semegah ini hanya ada beberapa omegan dan litan.
*Omegan= Omega versi Vampire, Litan=Vampire biasa/rendah(biasanya sebagai penjaga/bodyguard*
"Kau sangat lama!" Ujar kak Rai agak ketus.
"Maaf..."
"Ya sudahlah,tak apa" Tangan besar dan hangat kak Rai menyusuri Surai emas milikku, rasanya sangat hangat dan nyaman.
"Ayo!"
Di dalam mobil kami berdua tak banyak bicara,hanya saja saling bertukar manik, yang sesekali membuat pipiku memanas.
Kali ini Kak Rai menatap ku sangat lama,manik merah darah pekatnya itu seakan menembus ke dalam diriku dan dapat melihat semua yang ku alami di masa lampau.
Sadar akan perubahan rautku, dia menangkup pipi putih gembil milikku.
"Kau tak boleh sedih!" Katanya singkat lalu menarik tangannya dari pipiku. Aku yang mendapat perhatian seperti itu pun tersenyum kecil. Walaupun terlihat agak ketus dan dingin, kakak penyelamat-ku ini sebenarnya orang yang sangat baik dan perhatian.
*. *. *.
Raizel POV
Dukk~
"Ouchh,ah.. sakit.."
'Hahh.. dasar anak itu,kenapa dia melangkah sendiri?' batinku masih dalam posisi berdiri, tangan ke depan sembari menutup manikku dan membaca mantra pembuka portal.
"Sialan, apa ini?" Gerutu si kecil itu. Aku yang sudah selesai membuka portal pun membuka mata dan menunjukkan manik merah darah pekat milikku.Lalu aku sedikit menunduk...
"Anak kecil, kau tak boleh berkata sialan!"
Kata ku menasehati-nya, sambil meniup dahinya yang terpentuk portal kaca, lalu menjitaknya kembali agar dia tak mengumpat.
"Awhh,sakit kak" Desahnya sakit. Rai dia masih kecil,, tahanlah..
"Aku tahu" jawabku singkat sembari menyembunyikan ekspresiku yang tak biasa.
'dasar tak peka, tckh' Batin anak itu, heh tak peka? Aku? ..
Jangan heran, aku ini NOBLESSE, jadi sudah pasti aku bisa membaca pikiran orang atau istilahnya mind reader.
"Ayo,kita daftar dulu!" Kataku mengajar Frank untuk mendaftarkan diri di magic school.
"Bagaimana caranya?"
"Sini!"
"Hah?" Manik birunya membulat ke arah ku. Dia terlihat sangat manis, polos dan menggoda di saat yang bersamaan..
'Gaia,aku tak kuat'
"Cepat!,atau kita pulang" ancamku kepadanya sambil menghilangkan khayalan yang iya-iya dari benakku (eh?)
"Iya.." jawabnya lesu
Dia melangkah mendekati ku,lalu ku raih pinggangnya dan kuangkat ke atas, dia memang sangat ringan.
"Eh??? Kenapa kakak mengangkat ku?" Manik blue sapphire-nya membulat untuk kedua kalinya, reaksi yang membuatku tak kuat.
"Tutup mata, atau ku gigit kau!" Ancamku asal...
Blushh~
"Ba-baik" Haha, pipinya memerah. Apakah aku memesan satu kepiting rebus? Ah, sudahlah. Ini saatnya masuk.
"Ikuti mantra ini, 'Aku sang pencari cahaya dan kegelapan. Datanglah apapun yang menjadi diriku, Terimalah yang datang atas berkat Gaia. Tunjukkan jati diri yang tersembunyi di dalam kegelapan Alae na Opela' " kata ku mengajari Frank.
"Aku sang pencari cahaya dan kegelapan. Datanglah apapun yang menjadi diriku, Terimalah yang datang atas berkat Gaia. Tunjukkan jati diri yang tersembunyi di dalam kegelapan Alae na Opela" dia mengikuti perkataanku dengan cepat lalu portal daftar ke dia pun terbuka, atau bisa dibilang hancur.
Sringg~
Crakk!!
"Kaca? Hah, pecah? Bagaimana bisa?" Reaksinya agak berlebihan, dia heboh sendiri.. Hmm, anak kecil.
"Karena itu adalah mantra pelindung Big Castle ini,dan kau sudah mendaftar. Jadi kau bisa masuk" jelasku padanya
(Yang diberikan penjelasan pun hanya mengangguk dan ber'oh' ria saja. )
Kami berjalan perlahan memasuki ruang utama Castle ini, didahului oleh ku dan Frank menyusulku dari belakang, dengan jari yang masih saling terpaut.
"My LORD, sebuah kehormatan dapat bertemu dengan anda" kata salah seorang pria berjubah hitam yang ku kenal, Razark Landerge. Kepala klan Landerge yang baru.
"Hmm..." Balasku dengan raut biasanya, datar
' CK,sombong sekali' terdengar suara yang sangat jelas di telingaku, Frank berkata aku sombong? Awas kau bocah.
'Apa?' mindlink ku dengan kata yang ketus untuk menakutinya.
'Ti-tidak,kak' jawabnya terbata.
'jangan mengatakan aku sombong,awas nanti kau Frank' Aku menatap Frank dengan Smirk,sambil merencanakan sesuatu yang sangat besar.
'Ma-maaf,ampun!' dia takut? Haha!
'Tak akan' setelah itu aku pun memutuskan mindlink sepihak.
"Ekhmm... LORD, tolong jangan menatap anak itu seperti itu! Kau seperti akan melahapnya saja," Kata seorang wanita cantik bersurai hitam legam yang baru saja muncul dari pintu besar di depanku. Auranya terasa sangat Familiar..
"Biarkan saja, eh?- Iliana...?!"
Jderr-
Bagaimana dia bisa ada disini? Bukankah dia di dunia manusia? Dasar adikku yang satu ini...,bisa kutebak bahwa dia segera menuju dunia imortal setelah mengetahui aku ada di dalamnya.
"Hehe... Aku rindu padamu!" Iliana langsung berlari dan menghamburkan diri ke dalam dekapanku yang menyambutnya dengan senang hati,lalu dia mengecup lama pipiku. Aku yang juga merindukannya pun menerimanya dengan senang.
Nyutt~
"Agak sakit yah?" Kata Frank, aku dapat mendengar suaranya agak sedikit bergetar dan auranya suram. Aku membalikan badan dan melihatnya mencengkram pelan jubah bagian dadanya. Aku yang melihatnya pun jadi panik, aku sangat menyayanginya. Dia tak boleh terluka lagi.
"Frank? Kau kenapa? Dimana yang sakit? Apakah disini? Ah- tidak di sini ya??" Aku menyentuh keningnya dan beralih ke arah dada yang sedari tadi Frank cengkram.
"Tak ada" Frank menghempas tangan ku yang ingin mengelus kepalanya.
"Frank...." Aku memanggilnya dengan lembut dan cemas,Rasanya sangat menyedihkan saat orang yang kau sayangi menolak mu.
"Kenapa? Ada masalah?" Katanya ketus dan dingin
"Tidak,kau kenapa?"
"Aku tak kenapa, aku sehat,masih disini dan tetap bernapas"
"Hmm..." Aku memeluknya erat,Frank berusaha memberontak dan melepaskan diri dari dekapanku. Aku memperkuat dekapanku, Aku menatap maniknya lekat, Dia yang ditatap olehku pun membalas menatapnya dengan aura kesal yang mendominasi, lalu aku sedikit membungkuk dan mengecup keningnya dan kelopak matanya. Dia yang kuperlakukan seperti itu pun agak tenang dan membalas memelukku.