The Love Story Of a Mafia ( Indonesia version)

🇮🇩angger_novita_10
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Kevin Denandra. Pria tampan dan sukses. Seorang CEO di perusahaan terbesar ke 3 di dunia. Company D. Selain menjadi seorang CEO,dia juga pemimpin dari sebuah kelompok mafia terbesar. Black Sea. Memiliki aura tegas dan mengintimidasi yang kuat, dan sifat yang keras kepala.

Keyla Agatha. Gadis cantik dan polos. Seorang dokter terpercaya di sebuah rumah sakit terkenal. Light Blue Hospital. Memiliki kepribadian yang ceria dan sifat yang baik hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ruang rapat*

"Apa anda setuju tuan?" tanya salah satu peserta rapat.

"Emm" tampak seorang pria yang ditanyai berpikir sejenak.

"Baiklah. Saya setuju dengan ide kamu" akhirnya putus pria tersebut.

"apa yang lain setuju?" tanya pada peserta rapat yang lain.

" Kami setuju" jawab peserta rapat yang lain dengan serentak.

" Baiklah. Rapat hari ini sudah selesai. Kalian boleh meninggalkan ruangan ini dan kembali bekerja" Kata pria tersebut.Semua hanya membungkuk hormat. Tidak ada yang berani menatap pria tersebut. Aura mengintimidasinya sangat kuat. Pria tersebut tak lain adalah Kevin Denandra.

Kevin sudah keluar dari ruang rapat.

" Jane, saya ingin keluar. Kamu mengurusi berkas-berkas yang ada di atas meja saya" perintah Kevin pada Jane, sekertarisnya.

"Baik tuan" jawab Jane sambil membungkuk hormat. Kevin hanya mengangguk dan langsung pergi.

Sampai di parkiran,Kevin langsung menaiki mobilnya.

Tring.... Tring..... Tring.....

(anggap aja suara nada dering handphone)

Sebuah pesan masuk dari handphone Kevin

Bisakah kau datang ke markas|

Ini sangat penting|

Jadi datanglah|

Kevin hanya menaikkan satu alisnya. Lalu langsung menyalakan dan menjalankan mobilnya menuju tempat yang ia tuju.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*Markas

"Ada apa? Urusan penting apa yang kau maksud?" tanya Kevin langsung to the poin.

" Hey tak bisakah kau santai sedikit saja" Ucap pria berbaju hitam dengan celana jeans panjang berwarna biru. Kevin menatapnya tajam,hingga nyali pria itu menciut.

" Sudahlah John. Jangan pernah membuat Kevin marah, jika kau masih ingin hidup" ucap pria dengan baju merah panjang dan celana pendek berwarna hitam. Akhirnya pria yang dipanggil John tadi hanya mengangguk meng-iyakan.

" Jadi, kalian memanggilku untuk apa sebenarnya?" tanya Kevin lagi karena mereka tadi harus bertengkar sebentar.

" Oh ya. Kelompok mafia lain ada yang mencuri senjata kita yang diimpor dari Amerika" jawab pria berbaju merah tadi.

"Lalu Apa kalian tidak bertindak? John? Luke?" tanya Kevin kepada dua pria tadi.

" Aku sudah mengerahkan pasukan Elitku untuk mencari keberadaan mereka" jawab John dengan cepat sebelum ia mendapatkan tatapan tajam dari Kevin.

" Aku juga sudah menyerahkan pasukan Elitku. Dan kami juga belum mengetahui identitas dan dari mana kelompok mereka" jawab pria berbaju merah tadi atau yang dipanggil Luke tadi. Kevin hanya mengangguk mengerti.

" Sudah? Hanya itu?" tanya Kevin kepada dua pria tadi. Mereka hanya mengangguk meng-iyakan.

"Baiklah. Aku akan pergi kalau begitu" kata Kevin setelah itu. John dan Luke kembali menganggukkan kepala.

"Oh ya, Kev. Apakah kau sudah memeriksakan lukamu?" tanya John Khawatir. Kevin menggelengkan kepalanya.

"Segeralah periksakan lukamu. Itu bisa infeksi" kini giliran Luke yang menjawab. Kevin mengangguk meng-iyakan.

Kevin pergi meninggalkan markas dan menuju rumah sakit. Selama perjalanan Kevin memikirkan kelompok mafia mana yang mencuri senjata kelompok Kevin. Karena tidak fokus menyetir, Kevin tidak tahu kalau ada truk yang ingin menyeberang. Kecelakaan tak terhindari. Mobil Kevin tertabrak truk tadi. Kevin segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

* Light Blue Hospital

" Dokter Keyla apakah kau bisa mengoperasi pasien yang baru saja tertabrak truk" " Dia berada di ruang operasi nomor 5" kata seorang perawat. Orang yang dipanggil dokter Keyla tadi mengangguk mengerti. Ia segera berlari menuju ruang operasi nomor 5.

* Ruang operasi nomor 5

Keyla masuk dengan pakaian operasi yang lengkap. Kemudian ia membungkuk sedikit kepada dokter yang ada di sana untuk mengoperasi pasien.

"Bisa aku cek riwayatnya" kata Keyla kepada salah satu perawat yang ada di sana. Kemudian salah satu perawat memberikan kertas yang berisi riwayat pasien. Keyla mengangguk mengerti.

" Baiklah. Apa bisa kita mulai operasinya?" tanya Keyla kepada semua perawat dan dokter yang ada di sana. Mereka mengangguk meng-iyakan.

*2 jam kemudian.

Operasi berjalan dengan lancar. Tidak ada gangguan/hambatan sama sekali. Hanya membersihkan kaca yang menancap dan membersihkannya,juga menjahit luka.

Keyla mengucapkan terima kasih kepada perawat dan dokter yang ikut mengoperasi. Di luar ruang operasi, teman-teman Keyla sudah menunggu. Keyla meninggalkan ruang operasi dan langsung membersihkan diri. Setelah itu menemui teman-temannya.

"Apa operasinya berjalan dengan lancar?" tanya salah satu teman perempuan Keyla yang juga berprofesi sebagai seorang dokter.

"Semua berjalan dengan lancar,Dis" jawab Keyla sambil mengacungkan jempolnya.

"Apa kau sudah makan siang,Key?" tanya seorang perempuan yang lainnya. Keyla menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah. Kita makan siang bersama. Kami juga belum makan siang" ajak seorang pria paruh baya. Keyla hanya mengangguk dan membuat tanda "ok" menggunakan tangan.

*Kantin

Kantin tidak begitu ramai. Mungkin karena semua masih ada pasien atau sudah kembali ke pekerjaan masing-masing. Kami memesan makanan dan mencari tempat duduk.

Kami duduk di kursi yang ada di dekat jendela.

"Apa kalian sudah tau?" tanya seorang perawat laki-laki yang juga teman Keyla.

"Tau soal apa?" Tanya Disa,teman Keyla yang berprofesi sebagai dokter.

"Katanya pimpinan akan pensiun dan digantikan oleh anaknya" jawab pria tadi.

"Kau tau dari mana,Dik? kalo pimpinan akan pensiun" tanya seorang wanita paruh baya yang berprofesi sebagai seorang perawat.

"Aku mendengarnya dari perawat lain" jawab pria yang dipanggil Dika tadi. Mereka hanya mengangguk meng-iyakan.

Makanan yang dipesan sudah sampai. Tak menunggu lama mereka memakan makanan masing-masing. Tidak ada suara. Hanya Sura dentingan sendok dan piring.

Seorang pria paruh baya mendekati meja makan Keyla dan teman-temannya.

"Dokter Keyla" panggilan pria tersebut.

Keyla yang merasa namanya dipanggil mendongakkan kepalanya dan langsung berdiri.

"Ah. Ya dokter Albert" jawab Keyla.

"Maaf mengganggu makan siang mu" kata pria tadi atau yang dipanggil dokter Albert.

"Tidak masalah. Ada apa dokter Albert?" jawab dan tanya Keyla kepada dokter Albert.

"Bisakah kau nanti memeriksa kondisi pasien yang kau operasi tadi. Aku ada urusan dan itu tidak bisa ditunda" kata dokter Albert.

" Baiklah. Tidak masalah" jawab Keyla.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Dan maaf merepotkan mu. Terima kasih" kata dokter Albert.

"Tidak masalah" jawab Keyla.

Dokter Albert pergi meninggalkan meja makan Keyla dan teman-temannya. Keyla langsung duduk dan melanjutkan makan siangnya yang tertunda.

Mereka telah selesai makan siang. Makanan juga sudah dibayar. Semua melakukan tugas masing-masing. Ada yang memeriksa pasien,ada yang ikut mengoperasi,atau hanya diam di ruangan.

Keyla sendiri memilih berada di dalam ruangan dan memainkan handphonenya. Ia sudah tidak ada pasien. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Keyla menyuruhnya masuk.

"Dokter Keyla. Pasien yang anda operasi tadi sudah sadar" lapor perawat yang ku suruh masuk tadi. Aku mengangguk meng-iyakan.

"Aku akan segera ke sana" jawab Keyla.

perawat tadi ijin pergi dan meninggalkan ruangan Keyla.