Chereads / Is Hard to be a cat / Chapter 2 - mulai baru

Chapter 2 - mulai baru

"Oke fix, ini artinya aku harus hidup ditubuh kucing ini selama hidupku."

"Tapi kalo dipikir pikir, kenapa aku gak pergi ke surga ya?. Aku malah terjebak di dunia dengan tubuh kucing ini."

"Ah, mungkin ini cobaan sebelum masuk surga. Aku harus hidup jadi kucing dulu gitu biar ditetima di surga"

Tampa disadar perut si kucing mulai berbunyi.

"Wah udah tandanya makan nih. Tapi aku makan dimana yak? Keanya aku gapunya tuan, karena di liat dari badan ini sepertinya aku kucing jalanan."

"Ah, masa bodo lah. Perutku dah keburu sakit nih"

Si kucing pun mulai menyusuri jalan ditengah keramaian kota untuk mencari makan.

Disana dia melihat kalau kota itu jika dilihat dari sudut pandang kucing terlihat besar dan sesak dengan kaki kaki para manusia yang berjalan lalu lalang ditengah kota.

Si kucing yang berbadan kecil itupun mulai kesulitan untuk berjalan karena banyaknya kaki kaki yang terus menendanginya ditengah keramaian.

"Woi! Kalo jalan tuh liat liat dong, aku daritadi ketendang terus nih" kata si kucing sambil mencakar salah satu kaki yang menendanginya.

Orang yang kakinya dicakar itupun sontak kaget plus marah karena kakinya luka akibat dicakar si kucing

"Dasar kucing sialan, kakiku yang mulus jadi luka gara gara kau cakar" ujar seorang wanita yang kakinya tercakar oleh sang kucing sambil menendangnya menuju sisi jalan.

Karena kesakitan, si kucing pun segera menepi untuk meredakan rasa sakit plus lapar yang dideritanya.

"Baru kaki aja kau dah kea gitu. Dasar sok cantik! Masih banyak noh kaki yang mulus, ganti aja yang baru  oprasi sekalian tuh kaki biar gak luka" ujar si kucing marah sambil memegang perutnya yang kian menjadi jadi.

"Dahla, gada guna juga aku marah marah. Lagian dia mana ngerti bahasaku yang sekarang ini. Btw perutku makin lapar nih, duh, gaada makanan apa disini?

Kebetulan saat itu si kucing berada di sebelah warung makan yang pada saat itu sedang ramai pengunjungnya.

"Wah, ada warung nih, mungkin aku bisa dapat makanan disana"

Si kucing mulai menggunakan 'keimutan ala kucing' agar dapat makanan. Tapi daritadi pelanggan yang dimintanya makanan tidak ada satupun yang memberinya makanan barang sisa nasi sedikitpun. Kenapa?

Karena tidak ada yang bersisa dipiring para pelanggan itu.

Semua orang yang makan disini aneh bin ajaib sampe bisa makan tampa sisa. Ada yang langsung makan ayam goreng sampe ke tulang tulangnya lah, ada orang yang makan ikan sampe duri durinya ditelan lah, sampe ada yang pesan iga sapi tapi anehnya tuh tulang iga bisa ditelen sama tuh orang.

Merasa terheran heran dengan itu, diapun memutuskan pergi ke tempat sang pedagang membuang sampah. Mana tau ada makanan sisa disana

Diapun pergi kesana sambil berharap harap dapat makanan karena perutnya sudah mulas daritadi

Dan akhirnya, harapanya pun terkabul. Ada banyak makanan sisa yang dibuang dalam tempat sampah sana.

Tapi ketika ia hendak terjun ke tempat sampah untuk makan, tiba tiba, seekor kucing belang tiga bersama rombonganya datang menghadangnya sambil menggeram

"Hei! Menjauh dari makanan kali. Disini kawasan kami" ujar si kucing belang tiga

'Astagaaaa. Mau makan pun harus ribut ribut dulu? Sial amat yak nasib kucing jalanan' kata si kucing dalam hati

"Oi oi oi, ntuh makanan masih banyak, satu tong lagi. Bagilah sedikit, akupun lapar nih"

"Gaboleh! ini makanan untuk kucing kucing disini. Kucing luar gak diterima disini. Sana pergi! Atau kami akan pakai cara kekerasan" ujar si belang tiga sambil mengeluarkan cakar

Sang kucing yang malas berantem pun mulai memakai tipu muslihat ala 'manusia' nya demi makanan

"Oi, kau ketua gang kucing ini kan?"

"Ya! Emang kenapa!?"

"Kau gak sadar tuh pengikutmu mendengar semua omonganmu barusan"

"Iya terus!?"

"Coba kau bayangkan kalau misalnya, kau yang sebelum memiliki gang pergi mencari makan di kawasan orang. Tapi tidak dikasih, apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja aku aku akan memukuli mereka sampai k.o"

"Astaga... kalo aku jadi kau aku tidak akan melakukanya"

"Kenapa tidak?"

"Karena kita sesama kucing, kita sama sama berkaki 4, sama sama berbunyi 'meong', sama sama suka ikan, sama sama punya mata, sama sama punya hidung, sama sama..bla bla bla bla..."

Dan percakapan itupun berlangsung selama 2 jam lebih. Sampai sang ketua kucing mengalami sakit perut karena gak makan plus sakit telinga dan kepala karena ocehan si kucing.

"Oke oke, kau boleh makan. Pusing aku dengar ocehanmu itu

Sang kucing yang mengoceh pun menguji apakah dia benar dibolehkan makan

"ah, yang benar?"

"Benar"

"Benarkah?"

"Ya"

"Benarkah, benarkah, benarkah"

"YA YA YA. SUDAH!! ATO GAK GABAKALAN JADI NIH KUKASIH!"

"E iyaiyaiya. Makasih ya~😃"

Dan mereka pun makan bersama dengan makanan yang telah dibagi sama rata oleh si ketua kucing.

Ditengah tengah makan bersama, si kucing pun berkata di sela sela makannya

"Hei ketua kucing, sebenarnya kau itu kucing yang baik. Aku sampai kagum padamu kau mau membagi makanan gang mu padaku"

Ketua kucing yang mendengarnya hampir tersedak oleh nasi karena perkataan itu "lalu, kalau kau berkata begitu. Kau mau apa?"

"Aku mau berteman denganmu boleh kan? Aku tidak punya teman disekitaran sini. Kau kan bos kucing yang gagah dan bijaksana, jadi berteman denganmu pasti akan menyenangkan."

Si bos kucing yang disebut begitu mendadak bangga "ya... boleh boleh saja. Tapi jangan mengkhianati kelompok ini ya! Banyak yang bilang begitu. Tapi saat kelompok ini dalam kesusahan, banyak yang berpindah ke komplek sebelah karena tidak mau susah."

"Oke, siap bosq" kata kucing itu senang

"Namaky bukan bosq. Aku maxin.  Siapa namamu?"

Si kucing pun terdiam berfikir sejenak.

"Kenapa? Kau tidak punya nama?"

"Sepertinya begitu" ujar kucing itu sambil menggaruk kepala

"Ya sudah, sampai kau menemukan namamu yang tetap, untuk sementara kau kami panggil putih dulu ya. Karena walau bulumu kusam, bulumu tetap masih kelihatan putih" ujar maxin.

Setelah selesai makan. atas perintah maxin, para kucing kucing dari gang  itu pun berkumpul. Putih yang keheranan pun bertanya tanya dalam hati 'ada apa ya?'

Saat semuanya sudah berkumpul, ketua gang maxin pun memberikan pengumuman.

"Mulai hari ini, kita mendapat teman baru. Teman yang kita panggil nama 'sementara' putih. Kemarilah"

Si kucing putih pun dengan ragu maju ke atas, berdiri disamping ketua maxin.

"Didepan semua kucing disini, maukah kau berjanji agar tetap setia pada kelompok ini?" Kata maxin bertanya kepada si putih

"Tentu saja, aku berjanji." Kata putih dengan yakin

"Baiklah, mulai hari ini kau adalah kelompok sekaligus teman kami" maxin berkata diiringi sorakan para kucing lainnya

Putih yang melihatnya merasa takjub, 'seperti inikah rasanya punya teman?' Katanya dalam hati.

Selama menjadi manusia, dia tidak punya teman dikarenakan hidupnya yang miskin dan penyakitnya yang katanya bisa menular membuatnya tidak bisa memiliki teman. Hanya ibunyalah yang menemaninya selama ia hidup menjad manusia.

"Akankah ini bertahan selamanya?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...