Ametsa tersenyum memandang seorang laki-laki yang berada di hadapannya saat ini. Ia menepuk pundak Jilly yang sedang memerhatikannya sedari tadi membuat dirinya yang mengetahui hal tersebut langsung berbicara.
"Kenapa kau masih melihatku seperti itu?"
"Aku benar-benar sulit untuk memercayai semua ini, bisakah aku bertemu dengannya lebih dulu?"
"Aku tidak tahu, Kak Jilly. Tetapi, jika kau menginginkannya, nanti akan ku bicarakan dengannya lebih dulu." Kemudian gadis itu menatap intens seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan serius, lalu berkata, "Sebelum itu ada yang ingin ku tanyakan kepadamu."
"Apa?" tanya Jilly dengan kedua alis yang terangkat. "Melihatmu seperti ini membuatku menjadi merasa gugup."
Gadis itu yang mendengarnya pun langsung terkekeh dengan kedua alis yang terangkat sebelum akhirnya berkata, "Kenapa seperti itu? Aku biasa saja."
"Tatapanmu sangat tajam, Ametsa. Apa kau tidak menyadari kalau kau memiliki bola mata yang indah?"