Daniel tersenyum membayangi wajah cantik Ametsa saat ini. Laki-laki itu menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya seketika.
"Ametsa," panggil laki-laki itu. "Apa kau senang sekarang?"
"Tentu, aku baik-baik saja."
"Baguslah, jika memang benar seperti itu, aku pun turut senang mendengarnya. Jilly pasti memperlakukanmu dengan sangat baik, kan?"
"Ya, aku benar-benar seperti memiliki seorang kakak. Terima kasih, Daniel."
Kedua alis Daniel langsung terangkat setelah mendengar apa yang baru saja di katakan oleh gadis itu kepadanya.
"Hey, tunggu, kenapa kau berterima kasih padaku?"
"Apa kau pikir aku tidak mengetahuinya?"
"Apa?"
"Kak Jilly sudah menceritakan semuanya padaku, kalau kau sebelum pergi sempat memberikannya sebuah catatan yang begitu panjang dan apa saja yang menjadi kesukaanku."
Laki-laki tersebut yang mengetahuinya pun langsug menghela nafas sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepala dengan satu tangan yang saat ini memijat pangkal hidungnya.