Mendengar hal tersebut membuat Ametsa langsung membelalakkan kedua matanya setelah apa yang baru saja di katakan oleh Jilly dan itu benar-benar sangat membuatku senang.
"A-apakah itu benar?!"
"Ya, tentu saja, karena masih ada keluargaku di sana, jadi aku harus merayakannya juga."
"S-siapa?"
"Tentu saja, kau orangnya. Siapa lagi jika bukan adikku tersayang?"
Tanpa sadar Ametsa langsung menyunggingkan kedua sudut bibirnya tersenyum denga napa yang baru saja di katakan oleh laki-laki tersebut kepadanya. Gadis itu sangat beruntung memiliki sosok kakak seperti Jilly, dia juga benar-benar menepati janjinya untuk berperan menjadi seorang kakak yang baik untuknya.
"Haha, terima kasih Kak Jilly."
"Ingatlah Ametsa, aku tidak akan pernah membiarkanmu bersedih, ingat itu."
"Ya, aku tahu, Kak Jilly. Kau tidak akan pernah membiarkanku terluka, sama seperti yang dilakukan oleh Daniel da dia."
"Ya sudah, sebaiknya sekarang kau cepat makan yang banyak, ya, Ametsa."