"Aku ... memikirkan dia yang menghilang. Aku meragukannya kembali, lagi pula aku mulai sadar diri kalau Pria Y tidak mungkin bisa bersamaku."
Jilly kembali menghela nafas, laki-laki itu langsung membawa Ametsa ke dalam pelukannya sehingga kini ia yang mengetahui hal tersebut menghela nafas sejenak sebelum dirinya memutuskan untuk mengusap puncak kepala gadis itu.
"Ametsa, apapun yang terjadi suatu saat nanti, aku akan selalu ada untukmu. Meskipun, kau merasa bahwa cintamu tidak pernah meyakinkanmu, tetapi ... jika kau merasa yakin dengan yang kau rasakan, maka lakukan saja. Apa kau lupa dengan perjuanganku selama ini?"
Seketika Ametsa memikirkan Jilly bersama Shana yang membuatnya benar-benar ikut senang mendengarnya. Gadis itu mendongakkan kepala memandang seorang laki-laki yang berada dalam pelukannya saat ini sehingga kini ia yang mengetahui hal tersebut langsung menghela nafas sejenak sebelum dirinya tersenyum.
"Kak Jilly, bolehkah aku bertanya?"