Mendengar apa yang dikatakan oleh Jilly membuat Pria Y langsung menggelengkan kepalanya sejenak sebelum akhirnya menghela nafas sejenak dengan kedua tangan yang saling bertaut.
"Ya, aku mengerti kekhawatiranmu, Kakak."
Jilly yang sedang menunduk, serta Ametsa yang memerhatikan pemuda itu pun langsung mengalihkan pandangannya kepada Pria Y yang saat ini sedang menatap keduanya dengan senyum manisnya itu.
"Benar-benar tampan," ujar Jilly dalam hati. "Ametsa, darimana dia menemukan sosok sesempurna ini?"
"Pria Y," panggil Ametsa dengan kedua tangan yang melipat di dada. "Sebaiknya kau jangan senyum seperti itu. Apalagi diluaran sana pasti banyak yang ingin mendekatimu."
Kedua alis Pria Y langsung terangkat setelah melihat kedua orang yang berada di hadapannya saat ini memandangnya dengan berbeda sehingga kini ia yang mengetahui hal tersebut menghela nafas sejenak sebelum dirinya memutuskan untuk berdiri dari duduknya.
"Aku tidak bisa untuk tak tersenyum, lalu bagaimana?"