"Elliot memang sudah menolakku, tapi aku memberinya kesempatan untuk memikirkan penawaranku. Jika seandainya dia berubah pikiran, ibu juga tidak boleh memaksanya untuk tinggal disini. Bukankah begitu?"
Loraine menyembunyikan otot wajahnya yang menegang dan merasa yakin sekali dia menyembunyikannya dengan baik. Dia bahkan berhasil mengulas senyuman lembut ke arah anak perempuannya.
"Tentu saja. Jika dia memang sukarela ikut bersamamu, aku tidak akan menahannya disini."
Walaupun senyumannya tampak tulus, Anxia masih bisa melihat rasa ketidaksukaan pada sinar mata wanita tua itu.
Sepertinya, wanita ini benar-benar takut bahwa dia akan kehilangan Elliot. Anxia mendengus sinis dalam hati menyadari bahwa ibunya tidak benar-benar menyayangi cucunya.
Wanita itu hanya memanfaatkan keberadaan seorang anak kecil untuk mencapai sesuatu yang bukan miliknya.