Tidak lama setelah usulan bodoh Shela, keluarga Wijaya menjawab surel yang berisikan negosiasi mereka. Keluarga Wijaya sendiri setuju dengan pengajuan pertukaran mempelai wanitanya. Tapi dengan syarat, Shela harus menjemput dan membawa putra mereka yang berada di London untuk kembali ke Indonesia.
Shela pun mempersiapkan segala sesuatunya hari itu juga setelah surel Emel Raymond dibalas. Pesan email itu juga menyertakan sebuah tiket elektronik untuk menuju Inggris. Ia pergi dengan hanya membawa foto selfie dari calon suaminya itu dan alamat tempat tinggal, serta nomor handphone Darlie Wijaya. Keesokan harinya, Shela langsung berangkat sesuai dengan jadwal keberangkatannya yang tertera pada tiket itu.
Butuh waktu 18 jam 10 menit untuk tiba di London, Inggris. Shela berangkat jam 11 Pagi dari Jakarta, yang artinya waktu London adalah jam 5 pagi. Jadi, waktu landing di London sekitar pukul 11:10 hampir tengah malam.
Selama perjalanan, Shela mencari informasi mengenai Darlie Wijaya yang akan segera menikah dengannya. Ia menemukan salah satu website gosip mengenai Darlie Wijaya yang menyebutkan bahwa :
~Darlie Wijaya adalah putra kedua dari keluarga Wijaya, ia terkenal dengan sifatnya yang suka bergonta ganti pasangan! Ia tidak akan melakukan hubungan seks dua kali dengan wanita yang sama selama hidupnya! Namun, diluar itu semua ketampanannya sungguh dapat membutakan mata! Tidak hanya kaya raya, ia memiliki mata almond yang berwarna cokelat dan hidung yang mancung, seperti artis-artis papan atas Korea Selatan. Bibirnya sangat seksi berwarna pink alami. Jarang ada pria dengan bibir seperti itu!~ Isi berita website yang dibaca oleh Shela.
"Hah... untuk apa tampan jika kelakuannya seperti anjing yang baru lepas dari kandangnya!..." Gumam Shela.
Shela mengerti dengan pasti bahwa ia telah mengambil keputusan. Mungkin saja dia akan menyesali keputusannya itu atau mungkin sebaliknya. Tidak ada yang tahu hasil akhir dari sebuah perjuangan sebelum kita memulainya.
Akan tetapi, ia juga menimbang dan mempertanyakan apakah yang ia lakukan adalah hal yang benar?
Mungkinkah pengorbanannya akan membuahkan hasil? Ayolah, Shela menginginkan balasan yang setimpal di dalam hatinya yang rapuh.
"Kakak... Aku... aku mungkin saja akan menyesali keputusan ku saat ini. Akan tetapi, aku berharap kakak bisa mewujudkan impian yang selama ini kakak idam idamkan."
Shela bergumam sambil melihat ke arah jendela pesawat yang membawanya terbang di ketinggian tiga belas ribu kaki dari permukaan laut. Melihat langit membuatnya tenang.
**
London 11:00 p.m
"Hah....hah...hah..." Desahan yang menggairahkan terdengar sampai diujung telinga.
Kedua insan yang lagi menjalin hubungan asmara itu, memenuhi ruangan dengan gairah hasrat hati mereka tanpa ragu. Terlihat seorang wanita cantik dengan rambut emas berkilauwan, ia sedang menikmati rasa sentuhan madu yang menjalar hampir ke seluruh tubuhnya.
Kadar dopamin dalam darah mulai meningkat menuju otak! Oksitosin yang terlepas pun membuat sang wanita menjadi sangat bergairah...
"Ahh.... Uhm.... ah... hah..." Desahan demi desahan itu membuat Darlie lebih bergairah.
Tangan Darlie memegang lembut buah dada dari wanita yang sedang ditidurinya. Ia secara profesional menyentuh bagian-bagian tubuh wanita itu, seperti yang biasa ia lakukan terhadap gadis-gadis yang lainnya!
"I'll do it very gently." Bisiknya ke telinga wanita itu dengan bergairah... (Aku akan melakukannya dengan lembut)
Badan wanita itu gemetar, sedikit lagi ia akan mencapai puncaknya! Digenggamnya bantal yang berada di bawah kepalanya dengan sekuat tenaga dan menggeram indah menggairahkan.
"That's good..."
Darlie membawa mulutnya mencium daerah leher wanita itu, turun sampai ke bawah. Namun saat ia hendak ingin melakukan klimaksnya tiba-tiba handphonenya berbunyi, mengganggu konsentrasinya.
Awalnya ia ingin mengabaikan panggilan telepon itu, namun handphonenya terus saja berbunyi...
'Ah sialan, siapa sih yang menelepon!' Darlie sungguh terganggu. Sebenarnya ia bisa saja mengabaikan telepon itu. Namun diluar dugaan, Darlie berdiri dan segera mengambil telepon genggamnya.
"Hello..."
"Darlie Wijaya?"
"Yes, i'm." Jawabnya singkat...
"Jemput aku di bandara Heathrow sekarang juga!" Kata suara di balik telepon genggam Darlie. Jelas bahwa itu adalah suara seorang wanita yang asing terdengar di telinganya.
Darlie bingung, ia sedikit terkejut juga saat gadis yang meneleponnya menggunakan bahasa Indonesia! Yang menjadi pertanyaannya adalah, kenapa tiba-tiba ia merasa seperti diperintah oleh seorang gadis yang tidak diketehuinya sama sekali. Ia melihat layar handphonenya dan sedikit tersadar bahwa nomor handphone yang menghubungi dirinya itu, tidaklah tersimpan di kontak handphonenya.
"Hei, aku tidak tau siapa loe, jadi jangan harap aku akan menjemputmu!"
tit...tit... Darlie mematikan handphonenya...
Wanita yang bersama dengan Darlie melihat Darlie dengan penuh tanda tanya. Tetapi tampaknya ia tidak begitu memusingkan tentang apa yang terjadi. Ia lalu melangkah turun dari ranjang dan kembali mencium dada Darlie dengan berani...
Perempuan itu berjinjit membelai kepala Darlie sambil berbisik, "Are we going to continue?"
Trililit... pesan teks masuk.
(Loe akan menyesal kalo loe ngak jemput gue sekarang...) Shela mengirim pesan teks singkat.
Darlie kemudian mendorong wanita itu menjauh dari tubuhnya, ia sedikit terganggu dengan pesan teks yang Shela kirimkan di WhatsApp miliknya. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang ada dihadapannya itu dan berkata: "Put your clothes on now and just leave..."
"Why? This night is amazing!" Wanita itu sedikit komplain. Ia ingin segera melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi.
Darlie tersenyum manis, ia mengambil selimut tidurnya, lalu dibalutnya wanita dengan rambut emas kecoklatan itu dengan selimut tebal yang ada di atas ranjang miliknya dan diseretnya ia keluar dari apartemennya dengan semua barang-barangnya...
"Hei, what's wrong with you?"
Lagi-lagi Darlie tersenyum manis, lalu ia menutup pintu apartemennya dengan segera!
Wanita itu menjadi sangat kesal lalu berteriak memakinya dengan sangat. Tapi saat hendak ia ingin mengumpat, Darlie membuka kembali pintu apartemennya.
Dengan cepat wanita itu merubah raut wajahnya dan tersenyum sangat manis, semanis madu. Tapi tampaknya Darlie hanya melirik dia sebentar lalu pergi meninggalkannya!
"What the fuck... Darlie are you crazy?" Wanita itu melotot, sehingga jika ada orang-orang yang melihatnya, mungkin akan berpikir matanya akan keluar sebentar lagi dari tempatnya.
Darlie sama sekali tak menghiraukan ucapan wanita yang baru saja ditidurnya itu. Ia bahkan berjalan santai tanpa merasa bahwa wanita itu sedang berbicara dengannya.
Yah, begitulah Darlie Wijaya yang sebenarnya!
Sebenarnya apa yang membuat Darlie sangat terganggu dengan pesan singkat yang Shela kirimkan? Entahlah...
Biasanya dia tidak akan menghiraukan hal-hal seperti itu dan akan membiarkan Shela menunggu sampai membusuk. Yang artinya, Darlie tidak akan pernah menjemputnya.
Intinya, Darlie Wijaya adalah pria berhati dingin yang tidak pernah akan mengikuti perintah dari orang lain.
~To be continued