Mereka sering berputar tanpa tahu apa yang benar-benar mereka inginkan di dalam hati terdalam mereka. Shela dengan ribuan pikirannya tentang cinta yang menyakitkan dan Darlie dengan ketakutannya akan sebuah komitmen.
Shela yang menjadi sangat Lelah, lalu menghampiri kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas Kasur empuk itu. Ia menarik tangan kanannya dan meletakkannya di atas jidat, sampai menutupi matanya.
Menutup matanya sembari menghela nafas yang ditariknya perlahan. Ingin rasanya ia tidur, namun pikirannya terus bergelutak di dalam hatinya.
Tidak ada yang benar-benar tahu kemana angin ini akan menghempaskan Shela terbang. Rasanya semuanya tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana atau pun cita-citanya. Segala hal yang dia inginkan, tidak begitu saja mudah untuk digapainya. Kenapa hidup begitu menyesakkan?
