Saat kak Dara menghampiri ayah dan ibu di halaman belakang, Pramu masih membujuk Polin untuk tetap tinggal sampai malam tiba. Kak Dara tanpa sengaja menjatuhkan foto yang ia tunjukkan padak, ia bahkan tidak tahu jika foto itu menghilang dari sakunya. Kebetulan waktu itu aku juga hendak menyusul ke sana, tapi bel rumah berbunyi. Jadi aku dengan inisiatif membukakan pintu rumah untuk tamu yang datang.
"Kita sudah lama tidak bertemu. Hari ini ikutilah saja keinginan kakekmu ini." Ujar Pramu Wijaya.
"Baiklah kek." Ucap Polin tidak memiliki pilihan lain.
"Nah, itu baru namanya cucu kakek." Kata Pramu.
Saat kakek melihat kak Dara ia pun memiliki ide yang bagus. "Kebetulan ada Dara di sini. Biar kamu tidak bosan, ajaklah dia bercerita." Ujar kakek lagi menyadari kedatangan kak Dara di halaman belakang rumah.
"Hai, kek." Sapa Dara.
"Hallo Dara. Bagaimana kalau kakek titip Polin padamu? Dia bosan karena tidak punya teman cerita." Ujar Pramu dengan lugas.