Elsa begitu blak-blakkan sampai aku tidak tahu harus merespon bagaimana. "Kamu bukan hanya wanita dingin, tapi kamu serasa sulit untuk didekati, seperti ada tembok yang besar diantara kita." Kata Elsa tidak hanya berhenti dengan menyebutku sebagai wanita yang sedingin es.
Emely menepuk jidatnya, "Maaf ya Shel. Elsa memang begitu, tolong jangan dimasukkan ke hati ya."
Aku tersenyum, "Terimakasih karena sudah jujur. Aku memang wanita seperti itu kok, jadi kalian tidak usah sungkan padaku."
Aku memang selalu bertemu dengan teman-teman wanita yang banyak, tapi tidak ada yang blak-blakkan seperti mereka. Emely sendiri tidak menyangkal bahwa apa yang dikatakan oleh Elsa adalah salah dan dia tidak mencoba membelaku.
Berbeda dengan orang yang lain. Mereka akan memujiku di depan, tapi membicarakan aku dibelakangku. Bersama kedua orang ini, aku merasa nyaman.
"Kamu sangat baik." Ujar Emely.
