Sesampainya kami di rumah, Darlie mengajak Dara untuk melihat-lihat perumahan di tengah kota. Tentu saja dia juga menjelaskan alasanya melakukan hal tersebut.
"Kenapa kalian tiba-tiba mengajakku melihat-lihat rumah? Apa ini bentuk penolakkan kalian agar aku tidak menginap di rumah kalian?" Dara mencurigai niat kami.
Tentu saja, kalau jadi dia aku akan melakukan hal yang sama. Bagaimana tidak curiga coba? Tadi pagi Darlie menyetujui permintaannya untuk tinggal sementara dengan kami, akan tetapi sorenya dia mengajak untuk melihat rumah kontrakkan di tengah kota!
Lebih tepatnya bukan curiga, tapi kata kasarnya tersinggung secara halus.
"Ah bukan begitu maksud kami kak. Tadi Darlie menjemputku di kampus, aku bercerita bahwa kakak akan tinggal lama di sini. Jadi Darlie pikir kakak mungkin akan merasa nyaman kalau dia menyewakan rumah untuk kakak. Iyakan, mas?"
Aku mencoba menjelaskan kepada kak Dara bahwa niat kami baik. Tentu saja membawa nama Darlie akan lebih efisien.
