Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang dirasakan oleh Megy. Dari wajah Megy, dia terlihat frustasi akan sesuatu. Ia bahkan membenci dirinya sendiri, karena tahu tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik.
Perempuan itu hanya merasa bahwa tidak ada yang benar-benar peduli kepadanya. Padahal bagi Megy dia hanya memiliki Darlie seorang saja, waktu itu.
Dia tidak memiliki siapa-siapa dan hanya bisa menggantungkan hidupnya kepada Darlie. Jika Darlie juga pergi darinya, Megy merasa bahwa dia tidak akan bisa bertahan.
Megy menjadi marah, karena semua yang dia miliki seperti direbut begitu saja oleh Shela. Padahal kan Shela bukan lah siapa-siapa. Ia hanya lah gadis yang muncul secara tiba-tiba dan berada di samping Darlie, hanya karena sebuah kebetulan saja. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Megy.