Selo, anak itu mencintai kakeknya, meskipun dia kadang terlihat acuh tak acuh. Ia hanya tidak bisa saja menjaga mulutnya dan kadang berkata dengan pedas. Namun, tentu saja dia sangat ramah.
Polin tampak melihat Selo dengan serius, anak itu sungguh tidak bisa mempercayai apa yang telah Polin katakan.
Selo bahkan berusaha untuk bercanda, di tengah-tengah pembicaraan mereka.
"Kok kamu diam saja?" Tanya Selo, berhenti tertawa dan mulai serius.
"Kakek beneran sakit? Apa sakit kakek serius?" Selo mulai cerewet bertanya, saat ia melihat ekspresi Polin yang tidak menanggapi candaannya.
"Hedeh... kan aku sudah bilang dari tadi." Ucap Polin, malas untuk menjelaskan apa yang telah dia katakan tadi.
Polin lalu berdiri dari kursi dan pergi ke kamarnya untuk tidur.
"Tunggu, kamu mau ke mana?" Ujar Selo hendak menghentikan langkah kaki Polin.
"Aku mau tidur lah kan. Lagian Inis udah malam. Kenapa kamu mau tidur denganku?" Tutur Polin dengan ekspresi datar.