Suasana tiba-tiba menjadi sedikit menegangkan karena Ema tiba-tiba berkata bahwa ia akan memutuskan ikatan persaudaraannya dengan Diana, jika Diana tidak menarik kata-katanya yang mengatakan bahwa Ema adalah orang yang kepo.
Ema sedikit tersentak dengan tatapan Diana yang cukup membuat hati terciut. Gadis itu tertekan secara naluri ia ingin menghindari tatapan Diana.
"Ah, aku tidak bermaksud. Bukan, aku tadi sepertinya salah bicara. Hmm, kira-kira apa yang salah dengan mulut aku ya!" Ujar Ema, lalu melanjutkan langkahnya melewati Diana menuju ke arah taman belakang rumah, mendahului Diana.
Diana tertawa terbahak. "Kamu kok lucu banget sih, Em." Kata Diana lalu mendorong kursi rodanya mengejar langkah kaki Ema.
"Sekarang kamu ketawa setelah membuat aku merasa tertekan dengan tatapan itu!" Ujar Ema melirik dengan kesal.
"Habis ekspresi kamu membuat aku benar-benar ingin ketawa." Ucap Diana, masih terkikih.