Diana menghela nafas berat. Namun dia memang tidak bisa apa-apa, karena cinta pada dasarnya tidak bisa dipaksakan karena cinta keluar dari hati yang paling dalam.
Diana memang sudah siap akan apapun yang akan dikatakan oleh Polin saat itu, sehingga ia sudah mempersiapkan hatinya. Namun tetap saja, meskipun Diana berpikir kalau dia sudah cukup kuat akan hal tersebut, hatinya tetap saja remuk.
"Baiklah, aku mengerti. Jadi apa rencana kamu ke depannya? Lalu bagaimana dengan Darlie, apa dia akan mendukung kamu?" Tanya Diana lebih mengkhawatirkan Polin.
Polin mengangkat bahunya, nyatanya ia belum memiliki perencanaan yang matang untuk apa yang sedang ia pikirkan itu.
"Katakan saja kalau kamu butuh bantuan aku." Diana dengan segera menawarkan dirinya untuk membantu, mantan pujaan hatinya tersebut.
"Terimakasih untuk niat baik kamu, Di." Kata Polin.