Diana pada akhirnya mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri, sebelum dia berharap mendapatkan orang lain yang bisa mencintai dia apa adanya.
Mencintai orang yang tidak menaruh hatinya untuk kita adalah kesia-siaan dalam pengharapan, bahwa suatu saat orang itu akan mencintai kita karena kebiasaan bertemu.
Hari itu memang tidak berjalan mulus sesuai yang ada di pikiran Polin. Pria itu hanya tidak menyangka bahwa seorang Diana yang tidak pernah memperlihatkan air matanya, kini menangis tersedu-sedu bagaikan seorang anak kecil di pelukan Polin. Wanita tegar itu, menunjukkan bahwa dia membutuhkan tempat sandaran untuk hatinya yang rapuh.
Setidaknya Polin menyelesaikan masalah itu dengan Diana. Dia tidak ingin Diana terjebak dengan niat balas dendamnya kepada Polin, dan merugikan dirinya sendiri. Karena balas dendam tidak menyelesaikan apapun.
"Apa kau dan aku masih bisa berteman?" Diana sungguh tidak sanggup untuk kehilangan Polin begitu saja.