"Jangan terlalu menyalahkan kakek akan hal ini, lagi pula kamu tahu kan kalau dari dulu kakek memang suka kepo dengan urusan kita." Selo terus mengajak Polin berbicara.
Selo tidak ingin bahwa Polin menaruh sakit hati terhadap Pramu. Sebab Selo sendiri tahu bahwa selain kebersihan dan gaya hidup sehat, Polin sangat menjunjung tinggi sesuatu yang menyangkut dengan privasinya.
Polin terlihat diam saja, membuat Selo merasa harus membujuknya lagi. "Hei, kamu mengertikan maksud aku tadi?"
"Aku bicara pada kamu loh dari tadi!" Seru Selo merasa diabaikan.
"Aku dengar kok. Telinga aku masih berfungsi dengan baik. Aku ngak ada masalah dengan kakek. Tapi, apa kamu bisa memberikan aku alamat Diana di sini?" Tanya Polin.
"Iya, aku bisa saja bantu sih. Tapi emangnya kamu mau berbuat apa dengan wanita yang telah berada di kursi roda?" Ujar Selo bertanya. Walaupun dia tidak ingin juga mencari tahu, alasan Polin untuk menanyakan alamat rumah Diana.