"Apa katamu!" Darlie bangkit dari kursinya.
"Kamu ngak salah dengar. Jangan berlebihan, ada kakek di depan kita." Polin menatap wajah Darlie penuh. Raut mimik wajahnya terlihat serius, sehingga Darlie tampak salah tingkah dibuatnya.
Rasanya Darlie ingin menonjok wajah pria yang ada di depannya, menarik kerak baju kemeja Polin dan menendang kakinya sampai patah! Namun Polin benar, ada kakek di hadapan mereka. Bisa-bisa dia akan mendapatkan hukuman karena bertindak agresif.
Darlie memandang Pramu, kakek tua itu sama sekali tidak mengeluarkan respon apa-apa. Beliau tengah asyik aja menikmati teh tulsi yang menurut Darlie rasanya sangatlah aneh.
Darlie pun dengan kesal mendorong kursi untuk memperbaiki posisi kursi itu dan duduk kembali, dengan rasa kesal yang tidak bisa dia sembunyikan.
"Aku duduk dengan tenang bukan karena kamu. Ini hanya karena aku masih menghargai kakek." Tutur Darlie.