"Apa kamu akan tetap di sini sampai aku menandatangi surat ini?" Tanya Darlie dengan nada sedikit kesal.
Sekretaris Pramu Wijaya hanya mengangguk, tanpa memberikan jawaban apapun keluar dari mulutnya.
Darlie pun membuka tutup penanya dan segera menandatangani surat perceraian tersebut dengan perasaan yang ia sendiri tidak bisa untuk menjelaskannya. Ada apa dengan hatinya? Ia pun kebingungan sendiri.
"Sekarang pergilah." Kata Darlie sambil menggeser dokumen itu ke ujung meja.
Pria dengan tampang kaku itu pun segera mengambil dokumen tersebut, dan menunduk memberikan hormat lalu pergi.
Darlie menyandarkan punggungnya menyentuh kursi dan menutup matanya perlahan. Megy yang saat itu masuk ke dalam ruangannya mendatangi Darlie dalam diam dan memeluknya dari belakang.
Tangan Megy merangkul dada Darlie melingkar dan dagunya bersandar pada sebelah Pundak Darlie. "Sayang, aku bawain makanan. Mau sarapan dulu ngak? Tadi kan kamu ngak sempat sarapan karena langsung ke kantor."