Hampir pukul tujuh malam ketika mobil pengganti datang bersama seorang mekanik. Abi bergegas mengganti sang supir untuk mengemudi. Sementara, Rea ikut duduk di kursi sebelah kemudi.
"Loh, kok Bu Rea duduk di situ?" tanya Abi heran.
"Lah, emang kenapa? Udahlah, jalan aja. Gue laper."
Abi mengangguk dan mulai menjalankan mobil. "Ibu mau makan malam dulu?"
"Kayaknya iya, perut gue kelaparan."
Tentu saja, makan siangnya dengan Satria hanya separuh jalan. Setelah itu Rea belum makan apa pun lagi. Abi menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran Padang, setelah mengendarai kurang lebih satu kilometer perjalanan.
Restoran Padang yang lumayan besar. Selain ruang utama, ada juga beberapa mini gadang, sebagai ruang makan keluarga yang lebih privasi. Rea memilih duduk di rumah gadang mini tersebut. Seketika kepalanya langsung teringat Bundo. Mama paling senang jika diajak ke rumah makan sodaranya ini. Sodara setanah luhur maksudnya.