Dadaku rasanya penuh. Tapi hari itu aku pernah berjanji pada Satria untuk percaya padanya. Bahkan sekarang ini Satria masih terus menatapku, dia sama sekali nggak takut aku menemukan kebohongan di sana. Apa itu artinya semua yang dia katakan itu benar?
"Rea, aku berani bersumpah. Malam itu aku nggak ingat apa pun selain rasa kantuk yang menjadi-jadi setelah minum beberapa teguk wine," jelasnya sekali lagi. Masih mencoba membuatku yakin.
Aku mencoba menarik napas panjang meskipun paru-paruku kesulitan menangkap udara. Mendengar pengakuan Satria, mengetahui fakta yang sebenarnya nggak ingin aku dengar. Ya, mungkin saja Satria nggak sadar dengan apa yang dia lakukan. Tapi tetap saja ada nyeri yang nggak bisa aku hindari.
Mataku kemudian menangkap sesuatu berada di lantai dekat dengan meja kerja Satria. Selembar kertas bergambar. Ah, bukan. Tepatnya selembar foto. Apakah itu yang ingin Mia tunjukkan padaku?
Aku melepas genggaman Satria dan beranjak mendekati lembaran itu.