Setelah pulang dari sekolah aku benar-benar capek hati,capek pikiran,capek tenaga dan masih banyak yang lainnya.
"Paijo!!!" Panggilan bencana dari paduka ratu(ibu)
Aku hanya diam tak menggubris suara itu,karena memang aku sudah sangat lemah seperti semut yang tertimpa sepatu.
Aku menatap langit-langit rumahku,sambil waspada jikalau ada cicak yang sedang pesta boker di dinding rumah.
Setelah lega aku kembali melanjutkan tulisanku yang tertunda gara-gara pesta besar makan jengkol dengan keluarga,
Aku tulisan sedikit tegas dan menyatakan di tulisan ku bahwa aku adalah orang kuat menahan kentut,maksudku menahan beban berat dan dengan suara nyaring keras aku berkata :
"Aku pasti kuat" berteriak sambil mengangkat kedua tanganku ke atas
"Oh jadi kamu kuat kalau ibu jewer ya???" Sambil menjewer ku keluar kamar
"Kalau di panggil orang tua tu di dengerin"
"Tu ada temanMu di luar nungguin dari tadi"kata ibuku
"Oh kamu to siputri??kenapa? Tumben kamu ke rumahku" kataku kepada siputri
"kitakan memang ada tugas kelompok kan??"
"Oh iya deng,tapi kenapa kamu gak pulang dulu ganti baju??"
"Gaklah,lagian aku udah makan siang tadi"
"Ya sudah masuk sini" kataku mempersilahkan siputri
Siputri masuk ke rumahku,karena belum terbiasa dia tersandung.
"Aduh"
"Kamu gak papa??"
"Hehe,gak papa"
Lalu kita duduk bersama mengambil buku pelajaran dan menaruh nya di atas meja lalu selanjutnya ngobrol sampai sore hari dan siputri pun pamit
"Aku pulang dulu ya jo"
"Iya, makasih udah di apeli"
"Apa?"
"Maksudku makasih udah repot-repot datang ke rumah,harusnya kita kerja kelompok nya di rumahmu aja"
"Iya gak papa, sekali-kali kan aku main ke rumah mu"
"Baguslah dan ti-ati di jalan"
"Okay"
Hingga keesokan harinya tersiar kabar di mana-mana bahwa siputri dan Paijo kencan buta di rumahnya.