Genio menatap lesu sepasang sepatu yang baru saja dibelikan oleh kakaknya. Mulai besok ia akan mulai bersekolah dan harus memulai kembali dengan suasana yang baru. Entahlah, apa ia bisa beradaptasi dengan cepat atau bahkan tidak.
Ia menghela nafas, sebenarnya Genio belum siap untuk kembali bersekolah. Laki-laki itu masih ingin tinggal ditempat lamanya, dimana disana dirinya memiliki cukup kenangan yang baik.
Mengingat kenangan, dirinya benar-benar tidak menyangka akan begitu sulit untuk melupakan masa-masa bersekolah di SMA Bandung. Entah, ia tidak tahu ada apa dengan perasaan ini, sehingga begitu berdebar kencang dan menghangat.
Satu tangannya tanpa sengaja meraba degupan itu, ia bisa merasakannya, begitu kuat sehingga tanpa sadar laki-laki itu saat ini tengah tersenyum begitu tulus.
Tetapi, Genio dengan cepat tersadar, kemudian menggelengkan kepalanya. Ia mengusap wajahnya kasar dan menghela nafasnya menyadari kebodohannya beberapa saat lalu.