15 Februari 2010.
Gangnam-gu, Seoul, Korea selatan.
22:30.
"Lepaskan kami, apa yang akan kalian lakukan pada kami". Ucap Lee Won Shik (Ayah Lee Yong Jin), Sambil mencoba melepaskan ikatan yang ada di tangannya.
"Profesor". Panggil seorang perempuan yang ada di sana.
"Apa?".
"Apa kita akan berhasil kali ini, Kita sudah pernah mencoba formula itu di tubuh orang yang seusia dengannya dan itu tidak berhasil".
"Aku akan menyuntikan Formula ini ke Istri dan Anak nya juga, di salah satu tubuh mereka pasti akan berhasil". Ujar laki-laki yang di panggil profesor tadi sambil melihat Yong Jin yang ketakutan di dalam pelukan ibunya (Shin Yae Rin).
Mendengar itu Lee Won Shik kembali memberontak. "Tidak!, Kau boleh menyuntikan Formula itu padaku tapi jangan pada Anak dan Istriku".
"Tolong biarin anak kami pergi". Lirih Yae Rin.
"Jangan banyak mengeluh, disini aku yang memutuskan". Ujar Profesor itu lalu mendekati Won Shik dan menyuntiknya.
Setelah itu seorang perempuan yang bersama profesor tadi menyuntik Yae Rin dan juga Yong Jin.
Mereka bertiga terkulai lemas lalu pingsan.
Saat Yong Jin masih setengah sadar ia mendengar sama-samar ucapan profesor itu.
"Mereka hanya orang miskin, jadi tidak maslah jika mereka meninggal disini. Tidak ada yang akan perduli dengan mereka". ucapnya sambil tersenyum tipis.
4 Jam kemudian...
"Profesor, Ada polisi yang menuju ke sini". ujar perempuan yang bersama profesor itu tergesa gesa.
"Apa!. Polisi. Bagaimana bisa mereka menemukan tempat ini. Ayo cepat kita pergi". Profesor itu segera mengemas barang-barang yang penting, Namun kertas Salinan Detail Formula tadi terjatuh.
"Tapi profesor bagaimana dengan tiga orang ini".
"Mereka sudah meninggal. Sudah cepat ayo kita pergi". Profesor itu segera menarik perempuan yang bersamanya kemudian berlari lewat pintu belakang.
10 menit kemudian...
BRAK!!.
Suara dobrakan pintu menggema di dalam laboratorium yang di duga menjadi tempat praktek Ilegal.
Lima detektif dan lima polisi patroli memasuki laboratorium itu.
Saat mereka melihat tiga orang tergeletak begitu saja, salah satu detektif menghampiri ke tiga orang itu dan mengecek keadaan mereka.
"Bagaimana keadaannya?". Tanya Ketua detektif. (Lee Man Shik)
Detektif yang mengecek tadi hanya menggeleng, lalu mengecek tubuh Yong Jin.
"Anak ini masih hidup ketua".
"Cepat panggil 119, dan tim forensik".
"Baik ketua".
"Yang lain geledah tempat ini".
"Baik".
Saat menggeledah laboratorium itu, Lee Man Shik menemukan kertas yang di jatuhkan Profesor tadi. Setelah itu ia segera membawa kertas itu dan menunjukannya ke dokter forensik yang ia kenal.
"Apa kau tau zat apa saja yang tertulis di sini".
Dokter forensik itu mengambil kertas dari tangan Lee Man Shik lalu melihatnya secara teliti.
"ada tiga zat beracun di sini, Tapi untuk tiga lainnya aku tidak tahu. mungkin ini zat baru yang di kembangkan oleh laboratorium ini, dan ketiga orang itu adalah kelinci percobaan. Tapi ada yang aneh, bagaimana bisa anak itu masih hidup saat ada tiga zat racun masuk ke dalam tubuhnya".
"Apa ada yang tahu tentang zat ini".
"aku tidak tahu, tapi coba kamu tanyakan pada Seo Min Jun".
"Seo Min Jun, Remaja yang pernah membuat racun untuk gangster itu".
"iyah, aku yakin dia pasti tahu zat ini".
1 Minggu setelah kasus laboratorium praktek ilegal...
Kasus itu di tutup tanpa menemukan pelaku sebenarnya.
Profesor Lee Myung Suk yang sempat menjadi tersangka utama dalam kasus ini di bebaskan karena kekurangan bukti.
*****
16 Maret 2020.
08:30
"Seo Min Jun-Ssi!". Teriak Yong Jin dari arah kamarnya.
Mendengar itu Min Jun yang tengah meneliti zat obat baru yang akan di berikan pada Yong Jin pun menghela nafas.
Laki-laki itu segera meninggalkan laboratorium kecilnya dan berjalan ke kamar Yong Jin dengan langkah kesal.
Sudah berkali-kali Min Jun mengatakan pada Yong Jin untuk tidak memanggilnya di pagi hari atau malam hari. Tapi sepertinya Yong Jin tidak menghiraukan perkataan Min Jun itu.
Min Jun membuka pintu kamar Yong Jin dengan cara menendangnya lalu menatap Yong Jin yang hanya melingkarkan handuk di area pentingnya.
"Apa?" Ucap Min Jun kesal.
Yong Jin ber sendekap dada.
"Dimana baju ku untuk acara hari ini". Tanyanya santai.
Min Jun kembali menghela nafas. Usia Yong Jin sudah 25 tahun, dan Yong Jin juga sudah 5 tahun bekerja di industri hiburan. Kenapa ia masih menanyakan hal kecil ini pada Min Jun. Sepertinya Min Jun salah mengambil keputusan saat ia memutuskan untuk mengurus keperluan Yong Jin waktu pertama debut dulu.
"Pertama panggil aku hyung, aku lebih tua 2 tahun Yong Jin. sudah berapa kali aku bilang seperti itu hah!. Kedua aku tidak ingin menyiapkan pakaian mu lagi. Urus saja dirimu sendiri!". Setelah meluapkan kekesalannya, Min Jun berjalan menuju ruang pakaian Yong Jin lalu mengambil kemeja bewarna baby blue dan celana panjang putih kemudian ia berikan pada Yong Jin.
"Nih, Cepat turun aku sudah menyiapkan darah hewan segar dan juga obat".
"Sel merah nya dihilangkan kan?". Tanya Yong Jin.
"Iyaa". jawab Min Jun. Lalu berjalan keluar dari kamar Yong Jin.
"Oke. Terimakasih Seo Min Jun-Ssi". Teriak Yong Jin senang.
Saat melewati ruang keluarga Min Jun melihat Lee Man Shik yang sedang melihat jadwal kegiatan Yong Jin hari ini.
Dengan cepat Min Jun menghampiri Lee Man Shik.
"Hyung". Panggilnya.
"Ah, Min Jun-ah ada apa?". Tanya Man Shik.
Min Jun menjatuhkan tubuhnya di sofa lalu menaruh kepalanya di pinggiran sofa. Ia menghela nafas lega.
"Apa Yong Jin memintamu menyiapkan bajunya lagi?". Tanya Man Shik lagi.
"Iyah Hyung, siapa lagi yang akan menggangguku sepagi ini kalau bukan sih Yong Jin itu". Ucap Min Jun kesal.
Man Shik hanya terkekeh kecil.
Sedangkan Min Jun semakin merasa kesal.
Ia merubah posisinya menjadi tengkurap lalu membenturkan kepalanya ke sofa beberapa kali.
"Sepertinya aku harus menjadi Idol juga". Ucapnya frustasi.
"Siapa yang akan menerimamu sebagai Idol, Kau kan sudah tua".
Mendengar itu Min Jun langsung mengangkat kepalanya. lalu melihat Yong Jin tajam.
"Yaa!! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu pada Hyung mu". Ucapnya sambil melempar bantal sofa ke arah Yong Jin.
Melihat bantal sofa mengarah padanya, Yong Jin secara otomatis memejamkan matanya, Sehingga membuat wajahnya terkena bantal sofa. Laki laki itu menghela nafas, memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, lalu membuka matanya dan melihat Min Jun dengan mata Vampire nya.
"Ya ya ya. Jangan melihat ku seperti itu". Min Jun jadi panik sendiri. seketika rasa menyesal menghampirinya begitu saja.
Ia segera bangkit dari posisi tengkurap nya lalu bersembunyi di belakang Man Shik.
"Yong Jin, cepat makan sarapanmu setelah itu kita pergi ke lokasi syuting". Ucap Man Shik santai tanpa melihat Yong Jin.
Sebenarnya dulu Man Shik tidak menyetujui keinginan Yong Jin untuk menjadi Idol.
Jujur saja Man Shik takut Yong Jin akan kehilangan kendali dan berubah menjadi Vampire di depan umun. Namun pada akhirnya Man Shik menyetujui karena alasan Yong Jin sangat masuk akal menurutnya.
Yong Jin tidak ingin bersembunyi. Untuk apa dia bersembunyi dari publik. Bukankah dia hidup untuk mencari orang yang membunuh orang tuanya?. Dari pada menunggu orang-orang itu mendatanginya lebih baik Yong Jin menampakkan dirinya agar orang-orang itu segera menghampiri dirinya juga.
5 tahun bekerja di industri hiburan Yong Jin sama sekali belum pernah kehilangan kendali. Hal itu membuat Man Shik sedikit lega. Tapi tidak bisa si pungkiri juga. Dalam lubuk hati Man Shik yang paling dalam. Ia tetap takut Yong Jin akan kehilangan kendali saat orang-orang yang membunuh orang tuanya nanti menunjukkan wajahnya dihadapan Yong Jin.
Entah kapan waktunya. Man Shik harus bersiap-siap untuk hari itu nanti.
"Seo Min Jun-Ssi, apa obat ini dosisnya sama seperti biasa?". Tanya Yong Jin di tengah sarapan paginya.
"Iyah lah, Obat dengan dosis lebihnya belum jadi". Sewot Min Jun tanpa mengalihkan pandanganya dari televisi.
"Ini kan sudah 1 minggu Min Jun-ssi".
"kalau mau cepat. Jangan sering-sering manggil aku Yong Jin-ssi, apa kau faham".
"Baiklah, akan aku coba".
Yong Jin menelan obat nya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar rumah.
"Hyung ayo". Teriaknya sebelum benar-benar keluar dari rumah.
"iyaah". jawab Man Shik kemudian bangkit dari duduknya dan menyusul Yong Jin.
Tidak ada pembicaraan di dalam mobil. Yong Jin fokus menyetir dan Man Shik fokus mengatur jadwal Yong Jin. karena banyak produser film dan drama yang ingin bekerjasama dengan Yong Jin. jadi Man shik harus ekstra fokus membaca sinopsis Drama dan Film yang dikirimkan. Setelah Man Shik merasa alur cerita itu cocok dengan Yong Jin dan juga kondisinya, maka Man Shik akan menerima proyek itu.
"Hyung". Panggil Yong Jin tiba-tiba.
"Hem".
"Apa aku harus mencari asisten pribadi untuk di lokasi syuting".
Spontan Man Shik melihat Yong Jin yang masih fokus melihat jalan.
"Apa kau tidak takut?".
"Sedikit. Tapi aku tidak mau terlalu menyusahkan mu dan juga Min Jun hyung".
"Kalau kau merasa itu tidak terlalu membahayakankanmu kamu bisa mencari asisten pribadi, Tapi dengan satu syarat".
"Apa Hyung?". Tanya Yong Jin antusias.
"Asisten pribadimu hanya bekerja di lokasi syuting, jangan pernah membawanya ke rumah, dan jangan sampai membuatnya curiga tentang siapa dirimu yang sebenarnya".
"Baiklah Hyung".
Yong Jin yang tiba-tiba menginjak rem membuat Man Shik terhuyung ke depan dan sedikit shok.
"Ya! ada apa". Tanya Man Shik.
"Sepertinya aku membuat kesalahan hyung".
"Kesalahan apa?".
"Aku baru saja membuat mobil ku melewati genangan air. sepertinya cipratan air nya mengenai seseorang".
Dan benar saja setelah Yong Jin mengatakan itu, kaca mobilnya di ketuk oleh seorang perempuan.
Dan Yong Jin yakin perempuan itu adalah korban cipratan airnya tadi.
"Ya cowok gila! Keluar kau. Bisa-Bisanya kau mengotori bajuku". Teriak perempuan itu tidak terima.
mendengar itu Man Shik segera membuka pintu mobil dan keluar.
Berjalan mendekati perempuan itu.
"Saya akan mengganti kerugian anda". Ucapnya sambil mengeluarkan uang pecahan 50.000 won dari dompetnya.
Perempuan itu tidak langsung mengambil uang yang di sodorkan Man Shik padanya. ia melihat man shik dari atas sampai bawah, lalu tersenyum sinis.
"Sudah seharusnya kau harus mengganti rugi, tapi bisakah kau meminta maaf terlebih dahulu".
"saya minta maaf".
perempuan itu kembali tersenyum sinis.
"Bukan kau, aku ingin laki-laki itu yang meminta maaf, bukankah dia yang menyetir". Ujar perempuan itu sambil menunjuk Yong Jin.
Di tunjuk seperti itu membuat Yong Jin segera mencari kaca mata hitamnya dan juga payung hitamnya.
Setelah menemukan kedua barang itu Yong Jin memakai kaca matanya, membuka pintu mobil, dan membuka payungnya lalu keluar.
Ia berjalan menghampiri perempuan itu dan juga Man Shik.
"Kau mau bekerja denganku?". Tanya Yong Jin tiba-tiba.
"Apa?".