ellina pov!
aku duduk di bangku kantin sambil menggerakan jari jari ku lincah di atas ponesel, sebenarnya aku tengah menunggu teman temanku.
"el! anak sodako! sorri kita lamak"ininih salah stu temenku yg suka mengeluarkan kata kata kebun binatang dari mulitnya,namanya raranika sanvelo panggil aja rara.
"eh anak dajal lama sekalai taugak aku menungu dirimu dan yg lain,tapi kata yang kau lantarkan sunggu berkelasya"
rara melipat tanganya dan duduk di depanku di ikuti kedua temanku lainya
"sorri kita lama. soalanya nugguin si rara nih buat gak lupa cucimuka pakek air sianida"aku ber oh ketika mendengar ucapan tia
"bolegak aku jujur para sobatku?"ucapku sambil memasang raut sedih."tumben kau ingin Minta perstujuan kami?biasa ya kan kau asal ceplos aja kayak ayam berkokok"aku pun langsung menatap merka bertiga lalu menunduk dan menggelengkan kepala.
"kenapa kalian sangat cantik sik!?, aku depresi tau gak liat kalian cantik terus!?, kenapa kalain gak satu kali aja oprasi plastik terserang di baian mana!di idung kek,di perut kek,di tetek pun jadi woy!"aku mengeluarkan semua rasa frustasikan,lalu membenamkan wajah ku dgn kedua tangan di meja.
"ellina"panggil rara, aku langsu mengankat wajahku yang sebenarnya tidak menangis tapi frustasi."taugak kita ini udah di ciptain ama tuhan udah sempurna loh, buat apa di ubah.
contoh diriku yg cantik ini dari lahir udah sempurna dan gak ada kekurangan jadi gak perlu di ubah lagi."mendengar ucapan rata aku menyadari satuhal dan langsung berdiri dari duduku
"aku tau apa yg tak kau miliki rara!"aku pun langsung membusungkan dadaku sedikit"yaitu badan montok dan seksi!"
rara teriam melihat dadaku lalu melihat dadanya
rata sperti triplek
lalu melihat dadaku lagi
dan kemudian melihat dadanya sediri
rata seperti jalan aspal.
...
aku berlari sambil tersenyum sombong
"si kau anak setan!aku potongkau kecil kecil!hiks mati kau!"jerit rara dari belakangku sambil membawa pisau dari meja makan.
"dunia ini memang tidak ada yg sempurna nona rara"ucapku sambil terus berlari.
"BANYAK BACOT KAU SINIH BERHENTI ELLINA!"acara kejar kejaran kupun terus belanjut hingga bel berbunyi.