Chereads / ADRIELA / Chapter 13 - Warning

Chapter 13 - Warning

Tadi pagi SMA Nirwana heboh dengan kedatangan Adriel bersama seorang cewek yang tidak dikenal. Mereka terkejut saat cewek itu menggandeng Adriel dengan mesranya ditambah lagi dengan sikap Adriel yang tidak menolak saat cewek itu menggandeng nya. Orang-orang mulai menebak siapa cewek itu. Mereka lebih berpikir bahwa cewek itu adalah pacarnya Adriel. Lalu bagaimana dengan Stella? Seluruh isi SMA Nirwana tahu kalau Adriel sangat menyukai Stella begitu juga sebaliknya. Lalu mengapa tiba-tiba Adriel malah bersama cewek lain?

Kini Adriel dan teman-teman nya sudah duduk di meja kantin.

"Adel makin cantik deh" ujar Danio memuji.

"Makin cantik aja jodoh gue" sambung Ben tidak mau kalah sedangkan yang dipuji hanya diam dengan wajah datar. Benar, cewek yang tadi pagi datang bersama Adriel adalah Adelyne. Hari ini adalah hari pertama Adelyne bersekolah di Nirwana setelah sebelumnya cewek itu bersekolah di Abdi Bangsa.

"Kagak kapok-kapok lo berdua. Udah tahu Adelyne kagak suka di ganggu" ujar Ilham sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak papa gue bakal pepet terus" ujar Ben menggebu-gebu.

"Heh! Enak aje lo!" marah Danio tidak terima.

"Apaan sih lo berdua? berantem segala. Kayak Adel mau aja" ujar Zegas yang langsung membungkan Danio dan Ben.

"Riel lo pilih gue atau Ben buat jadi adik ipar lo?" tanya Danio tiba-tiba.

"Ngapain juga milih lo? Kasian adik gue pacaran sama buaya" jawab Adriel pedas. Danio langsung meremas dadanya lalu meringis.

"Jleb banget woi! Atit hati gue" ujar Danio dengan suara yang dibuat-buat bergetar.

"Drama babi" ujar Ben kasar.

"Maap hyung" ujar Ben lagi saat Justin menatapnya.

"Suka lupa gue kalau ada Justin. Diem mulu sih" ujar Ben.

"Iya tuh. Lo khayang kek salto kek Just biar pada tahu kalau lo ada" ujar Danio sambil mencomot cireng lalu memakan nya.

"Harus banget khayang?" ujar Justin

"Lah iya dong. Anak dance harus beda" sahut Danio.

"Gak gitu juga konsepnya, Dan" ujar Nobel sambil menonyor kepala Danio.

"Kak Justin" panggilan Adelyne membuat mereka semua menoleh.

"Iya?" jawab Ben sambil tersenyum manis padahal bukan dia yang di panggil.

"Justin woi! Sejak kapan nama lo berubah?" Ben hanya cengengesan mendengar ucapan Danio.

"Iya Adel?" sahut Justin.

"Adel mau ikut dance juga" ujar Adelyne.

"Oh boleh" sahut Justin.

"Latihan nya hari apa aja kak?" tanya Adelyne lagi.

"Senin, rabu, jumat" jawab Justin lagi.

"Latihan nya di sekolah?"

"Iya"

Menit selanjutnya hanya diisi oleh obrolan Adelyne dan Justin soal tim dance di SMA Nirwana. Yang lain hanya menjadi pendengar dari obrolan kedua orang itu.

"Riel" suara seseorang yang memanggil Adriel membuat mereka semua mendongak lalu menatap Stella yang tengah tersenyum.

"Hai" sapa Adriel balik sambil tersenyum.

"Hai Adel" sapa Stella hangat namun Adelyne tidak menjawab sapaan Stella.

"Ini pacar kamu?" pertanyaan Diandra membuat mereka semua menatap ke arah cewek itu. Adelyne menatap Diandra dengan alis terangkat

"Kalau iya kenapa?" jawab Adelyne membuat mereka melihat ke arah cewek itu.

"Anjir perang nih" bisik Ben pada Zegas yang duduk di sebelahnya. Zegas sendiri menganggguk setuju.

"Apaan sih? Gak pantes!" suara Diandra membuat Stella terbelalak kaget sama halnya dengan Ben,Danio dan Zegas. Justin, Ilham dan Nobel hanya menggelengkan kepala mereka. Terlalu muak dengan kelakuan Diandra.

"Terus siapa yang pantes? Lo?" tanya Adelyne tajam.

"Iyalah" jawaban Diandra yang terang-terangan membuat Stella menatap sahabatnya itu. Meskipun sudah tahu kalau Stella dan Adriel dekat, Diandra tetap terang-terangan mengakui kalau dia menyukai Adriel.

"Yuhuuuu tikungan tajam nih" seru Danio mengejek.

"Temen sendiri lagi" tambah Ben memanas-manasi.

Raut wajah Stella langsung berubah dan Adelyne memperhatikan itu semua. Cewek itu langsung bisa menyimpulkan apa yang terjadi.

"Lo bukan level gue" ujar Adelyne tenang. Diandra melotot marah.

"Heh! Maksud lo...."

"Udahlah Di! Adelyne itu adiknya Adriel"ujar Stella menengahi. Tidak ingin menyaksikan keributan hari ini.

"Adik?"

"Adik kandung" jawab Stella lalu duduk di kursi kosong. Diandra sendiri langsung berdiri kaku, merasa malu dengan tindakan nya. Cewek itu langsung duduk disebelah Stella.

"Eh Edward mana yah? Kok kagak kelihatan dari tadi? katanya bakal nyusul tapi lama banget" ujar Zegas sambil menoleh ke kiri dan kanan.

"Noh anaknya dateng" ujar Nobel sambil menunjuk Edward yang berjalan bersama Jane,Riela dan Xaviera.

"Kak Lala!" teriakan ceria Adelyne dengan mata berbinar sambil memanggil seseorang membuat Adriel menoleh menatap adiknya dengan tatapan bingung. Lala? Siapa?

Riela yang dipanggil menatap Adelyne dengan tatapan terkejut apalagi saat cewek itu berlari menghampirinya lalu memeluknya erat.

Adriel sendiri tidak dapat menyembunyikan raut terkejutnya saat melihat kedekatan Adelyne dengan Riela.

Lala? Maksudnya Riela?

"Adel? Kok disini?" tanya Riela begitu Adelyne melepaskan pelukan nya.

"Adel pindah kesini" ujar Adelyne dengan senyum manis nya.

"Riel sejak kapan adek lo kenal sama Riela?" tanya Ilham yang heran dengan kedekatan Adelyne dan Riela. Mereka semua tahu kalau Adelyne itu cewek dingin, dia hanya akan bersikap hangat pada beberapa orang. Melihat Adelyne yang begitu hangat dengan Riela membuat mereka keheranan.

Adriel sendiri hanya diam. Dia juga tidak tahu apa-apa. Adriel hanya menatap Adiknya yang tengah melangkah bersama Riela penuh arti.

Adelyne membawa Riela duduk di sampingnya.

"Ngapain lo disini?" ujar Xaviera sarkas saat melihat Diandra ada disana.

"Selow Ra" ujar Zegas.

"Kak Lala, Adel kangen banget" ujar Adelyne dengan mata berbinar. Riela hanya tersenyum. Sedikit canggung karena Adelyne menunjukan kedekatan mereka di depan orang-orang seperti ini.

"Mau makan apa?" tanya Edward pada Jane.

"Terserah kamu" jawab Jane sambil tersenyum. Edward mengangguk sambil mengelus puncak kepala Jane lalu berdiri.

"Kamu apa?" pertanyaan Edward pada Riela membuat mereka menoleh kaget. Bukan karena pertanyaan Edward tapi kata 'kamu' yang cowok itu pakai karena selama ini Edward dan Riela berkomunikasi dengan kata 'lo-gue'. Apa karena fakta bahwa mereka sepupu sudah terungkap?

Riela sendiri terlihat sedikit terkejut karena Edward kembali menggunakan panggilan 'aku-kamu' yang mereka gunakan saat masih kecil.

"Bakso sama jus apel" jawab Riela setelah menghilangkan keterkejutan nya.

"Mau makan apa Ra?" tanya Justin pada Xaviera.

"Nasi goreng. Minum nya air putih" Justin mengangguk lalu bangun dari duduknya untuk memesan makanan buat Xaviera.

"Lo kayaknya akrab banget sama Adel" ujar Stella tiba-tiba sambil menatap Riela.

Riela hanya mengangguk. Stella terdiam lalu berdiri tiba-tiba.

"Gue pesen makan dulu" ujar Stella. Cewek itu lalu berjalan pergi untuk memesan makanan. Diandra mengikutinya.

Adriel terus menatap Riela dalam diam. Ben yang melihat tingkah Adriel langsung berdehem keras.

"Diliatin terus bang. Gak ilang kok Riela nya" ucapan Ben membuat mereka menoleh pada Adriel. Riela langsung menatap Adriel yang sudah menatap Ben tajam. Ben hanya terkekeh sedangkan Adriel jadi salah tingkah.

"Bunga-bunga cinta bermekaran" tiba-tiba Danio bernyanyi asal.

"Asekkkk" sambung Zegas.

Edward dan Justin kembali bersamaan dengan Stella dan Diandra.

"Makasih Ed" ujar Riela setelah Edward memberikan pesanan nya.

"Makasih sayang" ujar Jane juga.

"Sama-sama sayang" balas Edward

"Woi jangan uwuw uwuw depan gue dong!" protes Ben

"Uwuwphobia nih gue lama-lama"sambung Danio

"2in" ujar Zegas

"Dasar jomlo!" ketus Xaviera.

"Ra lo mau gak jadi pacar gue?" ujar Ben tiba-tiba.

"Mau gue bogem lo?" ujar Xaviera sambil mengepalkan tangan nya ke arah Ben. Ben sendiri hanya tertawa tidak jelas.

"Salah orang Ben" ujar Ilham

"Cari yang lain Ben" sambung Nobel.

"Kak Lala kapan-kapan main yah ke rumah" ucapan Adelyne yang tiba-tiba membuat Riela tersedak. Cewek itu langsung batuk-batuk. Adriel reflek bergerak menyodorkan air namun keduluan oleh Edward. Stella yang melihatnya langsung mentap Adriel.

"Hati-hati makan nya" ujar Edward. Riela mengangguk lalu meneguk jus apelnya dengan cepat.

"Sepupu siaga" ujar Nobel.

"Penghargaan sepupu teruwuw jatuh pada Edward Harrison" ujar Ben sambil bertepuk tangan tidak jelas.

"Lebay lo" ujar Edward.

"Jane lo cemburu gak?" tanya Danio menggoda Jane.

"Sama Riela? udah gila gue kalau cemburu" ucapan Jane membuat Edward tersenyum tipis lalu mengelus puncak kepalanya pacarnya itu.

"Uwuw bucin banget" ujar Danio saat melihat kemesraan Edward dan Jane.

"Apasih jijik banget" desis Diandra.

"Bikin mual" tambah nya lagi. Jane menoleh tidak suka. Cewe itu menatap Diandra tajam.

"Iri lo?!" tanya Jane telak.

"Ngapain juga iri sama lo?! Norak lo berdua" ujar Diandra sinis.

"Halah emang iri kan lo? ngejar-ngejar Adriel gak dapet-dapet" ujar Jane tajam. Cewek itu sangat kesal dengan sikap Diandra yang selalu merusak suasana.

"Apa lo bilang?!" seru Diandra tidak terima.

"Gu....AWWWWW" Diandra berteriak saat Xaviera sudah berdiri dan menarik rambutnya dengan keras sambil menyeret nya keluar dari kantin.

"AW SAKIT! LEPASIN RAMBUT GUE!" bukan nya menuruti ucapan Diandra, Xaviera semakin mengencangkan tarikan nya pada rambut Diandra.

Mereka semua langsung mengejar Xaviera yang sekarang membawa Diandra ke lapangan basket. Cewek itu melempar Diandra dengan kasar sehingga cewek itu terjatuh membentur lantai lapangan.

"Bisa gak? lo gak bikin rusuh sehari aja?!" Xaviera benar-benar muak dengan kelakuan Dindra yang selalu mencari keributan dimana pun dia berada.

"Apa urusan nya sama lo?!" marah Diandra balik. Dia tidak terima diperlakukan seperti ini oleh Xaviera.

Xaviera tersenyum sinis. Cewek itu melangkah maju menuju Diandra.

"Gue gak suka lo ganggu ketenangan gue dan teman-teman gue" ujar Xaviera tajam.

"Suara lo tu ganggu. Jadi tutup mulut lo selagi gue masih baik sama lo!" ujar Xaviera tajam.

Xaviera memajukan wajahnya pada Diandra lalu berbisik tepat di telinga cewek itu.

"Ini peringatan buat lo. Kalau lo masih ganggu temen-temen gue, gue gak jamin lo masih bisa jalan" Xaviera memundurkn wajahnya lalu tersenyum miring melihat wajah pucat Diandra.

"Don't play games with a girl who can play better,bitch " ujar Xaviera lalu berbalik meninggalkan Diandra yang bergetar di tempatnya.

•°¤°•