Author POV
Yakult pulang dengan muka cemberut, hal tersebut dikarenakan hari pertamanya kacau karena pentolan cabe Siska.
"Pulang pulang cemberut, badmood, hari pertama aja udah manyun. " Kata Ray kaka pertamanya Yakult.
"Uuuuuuh." Yakult menghentakan kaki.
"Kenapa si sayang? Anak bontot ko sedih."
"Kenapa sih hidup aku gabisa normal, ga ngakuin identitas keluarga ini tetep aja hidup aku masalah mulu. "
"Kalo ngomong jangan belibet, pelan pelan dulu de. "
"Gatau ah aku mau ke kamar, aku bt."
Yakult pergi meninggalkan Ray dan masuk ke kamarnya.
Tidak lama, Raise datang.
"Woi, itu si Yakult kenapa? Diapain? Ko lo ga jagain? " Ray menarik kerah Raise.
"Apasih lo, gua udah jagain kali. Dia bermasalah sama Siska. "
"Siska yang ngejar lo itu? "
"Iya."
"Udah lah identitas Yakult di publish aja."
"Gamau dia nya, gua malah disangka lagi Pdkt-an sama dia. Makanya si Siska cabe jadi nyap nyap. "
"Gamau tau gua, pokoknya lo jagain. Tuh anak gabole tergores sedikit pun, awa aja lu sampe dia kenapa kenapa. "
"Ko gua sih anjing! "
"Iyalah, kalo gua masih sekolah juga gua kali yang jagain. Udah lah mau jalan dulu gua ada urusan bisnis cihuy. "
+++
Hari kedua Yakult bersekolah, dia berharap hari ini akan menjadi hari yang damai tanpa kerusuhan seperti kemarin. Yakult juga sudah bilang kepada Raise untuk mereka jaga jarak.
/sesampainya di sekolah.
"Jazz! "
"Yakult... Tebak. "
"Apa? Tebak apa? "
"Ya lo tebak aja dulu. "
"Aku gatau Jazz. "
"Ga seru lo ah, KITA SEKELAS di x ipa3. "
"Tau dari mana? "
"Grup angkatan. "
Yakult hanya menganggukan kepala.
Terlihat dari kejauhan dirinya sedang di lirik sinis oleh Siska and the geng.
Yakult dan Jazz akhirnya memutuskan ke kelas nya. Mereka memilih duduk di barisan tengah di bagian kedua dari belakang.
"Jazz, hari ini jadwalnya apa? "
"Hari ini sih kayanya pengenalan kelas, besok baru deh kaya lomba lomba antar kelas gitu. "
"Permisi." Seseorang datang ke kelas Yakult, sepertinya dia anak osis.
"Ade ade hari ini pengenalan kelas aja ya, nanti akan ada wali kelas yang mengisi kelas. " Kata Anak osis itu.
Setelah mengatakan hal itu, anak osis tersebut pergi meninggalkan kelas.
Parasnya tampan ala ala soft boy, dan sangat ramah dibandingkan osis osis lainya.
"Fix aku suka." Kata Yakult.
"Suka ape lo? "
"Kaka yang tadi." Sambil tersenyum.
"Tadi ketua osis kita. "
"Ooo, aku suka. "
"Yakult jangan serakah dong! Kemarin Ka Raise, sekarang Ka Dave. "
"Dave? Oh namanya Dave ya.. Yakult suka pokoknya! "
"Yakult pilih salah satu dong! Gabole serakah! "
"Ihhh jazz, gamungkin yakult sama Ka Es. "
"Siapa Es? "
"Raise maksudnya. "
"Ko jadi Es? "
"Soalnya kaya dingin gitu. "
"Jangan gitu nanti dia marah loh! Ingat dia keluarga Luvese! "
"Aku udah ijin kemarin buat manggil dia Es. "
"Pdkt nya lancar jaya banget ya lo! "
Jazlyn tertawa, dia berfikir Yakult di dekati oleh Raise.
Ingin rasanya Yakult bilang kalo dia adalah adiknya Raise dan Rasya. Tapi dia yakin itu akan membuat heboh. Semua orang berfikir bahwa keluarga Luvese adalah keluarga yang kejam, namun tidak 100% hal itu benar, Yakult dan kakaknya ingin hidup normal dan tidak kejam. Tapi dengan apa mereka makan kalau tidak melanjutkan bisnis keluarga mereka. Tidak perlu tau apa bisnis mereka, yang jelas mereka berkelana di lingkungan gelap dan tidak baik.
"Selamat pagi anak anak! " Ucap seseorang yang masuk dan tampaknya ia adalah wali kelas.
"Pagi buu. " Jawab serentak semua murid di kelas.
"Saya Bu Cahya, wali kelas kalian. Saya yang akan membimbing kalian semua selama setahun ini. Jadi mohon bantuannya!" Ucap Bu Cahya dengan tegas.
"Yakult, kayanya bu cahya galak deh. " Kata Jazz berbisik kepada Yakult
"Saya tidak galak, suara saya emang begini kok. " Kata Bu cahya yang tampaknya dia mendengar ucapan Jazzlyn tadi.
"Maaf bu. "
Sekarang semua anak berbisik bisik sambil melihat ke arah Jazzlyn dan Yakult.
"Baik semuanya sudah sudah, sekarang kita absen ya. "
Bu Cahya akhirnya meng-absen satu satu anak, dan kini giliran Yakult.
"Esperanza Yakult L, ada? "
"Saya bu. " Kata Yakult dengan suaranya yang khas dan lembut.
"Yakult kaya nama minuman tu bu. " Kata salah satu anak cewe di barisan pojok.
Serentak semua tertawa dan langsung membuat wajah Yakult tampak merah.
'Andai kalian semua tau siapa aku juga ga akan kalian berani begini.' kata Yakult di dalam hatinya.
"Yakult."
"Iya bu? "
"Nama belakang kamu ada L nya, itu kepanjangan nya apa? "
"Lemot kali bu." Kata anak tadi lagi yang mengejek nya.
"Intan! Diam ya ibu nanya ke Yakult bukan ke kamu."
Yakult hanya terdiam, ternyata memang seharusnya ia ikut home schooling.
"Yakult? Tidak mau jawab? Yaudah gapapa. Ibu lanjut ya absen nya. "
"Sabar ya. " Kata Jazzlyn sambil menepuk pundak Yakult.
"Iya gapapa kok. "
+++
Bel istirahat berbunyi.
Yakult dan Jazz berencana akan ke kantin untuk makan, karena mereka lapar sekali.
Sebelum mereka keluar dari tempat duduknya intan menghampiri.
"Oh ini yang sok? Hp iPhone hasil dapet dari om om aja belagu. "
Yakult terheran-heran dengan yang Intan ucapkan tadi, padahal Yakult tidak pernah memamerkan iPhone nya di depan nya, kenal saja tidak.
"Minggir! gua mau ke kantin sama yakult!" Kata Jazz.
"Berani banget lo! Punya backingan emang disini? "
"Gapenting Backingan gajaman! "
"Asal lo tau ya! Gua cewenya Ucup! "
"Bodo amat gua ga kenal dan ga peduli! "
Jazzlyn langsung menarik tangan Yakult yang sedari tadi diam dan bergegas pergi ke kantin.
Akhirnya di kantin mereka bisa makan dengan damai, setidaknya untuk saat ini belum ada yang mengganggu mereka.
"Oh ini yang ganggu cewe gua tadi?" Kata seseorang cowo yang tiba tiba menghampiri meja Yakult dan Jazz.
"Intan cewe gua! Gua ucup! Anggota Geng Aksa disini!"
Geng Aksa adalah anak anak yang hits dan terkenal di sekolah itu. Yang diketuai oleh Raise, dan seharusnya akan turun ke Yakult seandainya dia mengakui statusnya.
"Terus kenapa kak? " Kata Yakult dengan santai.
"TERUS KENAPA! YA LO HARUS TUNDUK SAMA GUA!" Ucup menggebrak meja sampai sampai bakso yang ada di mangkok langsung mental.
"Maaf ya kak, tapi aku ga akan tunduk sama kaka. " Kata Yakult yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
"BERANI BANGET LO! " Tangan Ucup sudah setengah melayang ke pipi Yakult, untungnya ada yang menahan.
Raise menahan tangan Ucup yang hampir mendarat di pipi Yakult.
"Berani banget lo? "
"Eh raise, iya soalnya dia ganggu cewe gua. "
"Pergi." Hanya kalimat itu yang diucapkan Raise dan Ucup langsung pergi.
Raise melihat ke arah Yakult dan memberi kode untuk langsung cek hp nya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Yakult.
Jazz diam terpaku, dia merasa takut.
"Jazz gapapa, yu ke kelas aja. "
Yakult akhirnya mengajak Jazz ke kelas, kini mereka menjadi bahan tontonan di sepanjang jalan.
+++
Di kelas.
"Jazz jangan takut ya. "
"Jazz gapapa, tapi Yakult juga gapapa kan? Tadi dia mau nampar Yakult. "
"Gapapa Jazz, maaf ya Jazz. Temenan sama Yakult jadi gini, padahal baru dua hari. "
"Gapapa kok, gua seneng temenan sama lo. Kita susah Seneng bareng ya. "
+++
Dirumah Keluarga Luvese.
"Bisa ga sih de! Tunjukin diri kamu! Kasi tau siapa kamu yang sebenarnya! Hancur tau ga hati ngliat kamu mau ditampar gitu! Rasanya kaya aku gabisa jagain kamu de!"
"Ka Es jangan marah marah mulu dong ka. Ada waktunya ka buat aku show up siapa diri aku sebenarnya. "
"Ya kapan de! "
Raise menatap Yakult, dan Yakult hanya bisa terdiam.
Rasya datang kebingungan melihat kedua adiknya saling tatap tatapan tapi hanya diam.
"Ada apa?" Tanya nya.
"Itu si Yakult tadi mau ditampar sama si Ucup. "
"Ucup bawahan lo? "
"Iya."
Rasya melirik tajam ke arah Yakult mengisyaratkan untuk Yakult segera bercerita apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi, pacarnya Ucup ada yang namanya Intan dan dia satu kelas samu aku. "
"Terus? " Ucap Raise dan Rasya bebarengan.
Yakult menjelaskan dengan hati hati kepada Rasya dan Raise berharap mereka tidak akan berbuat sesuatu yang buruk kepasa Intan maupun Ucup.
"Enaknya diapain nih. " Lirik Rasya ke Raise.
"Gas lah." Kata Raise menepuk tangannya. .
"Ka." Yakult menjatuhkan air mata.
"Apa? Ko nangis?" Tanya Rasya.
"Jangan diapa apain ka. "
"Kan mereka jahat sama kamu de. "
"Gapapa ka, Yakult udah maafin mereka kok kak. "
"Gabisa gitu de." Kata Raise menghampiri Yakult.
"Please ka, aku cuma mau hidup normal ka kaya yang lain. "
"De, bersyukur disetiap keadaan, jangan pernah bilang gitu de. Kaka tau kamu gasuka berstatus keluarga Luvese. Tapi inilah jalan kita de, takdir yang Tuhan berikan ke kita. Bersyukur aja, Terima takdir. " Kata rasya.
"Iya ka maafin aku. " Yakult memeluk Rasya.
"Terus sekarang mau gimana? " Tanya Raise dengan sangat pelan.
"Kasih aku waktu sebulan boleh ka? Kalau mereka masih bully aku baru aku akan membongkar siapa aku yang sebenarnya. "
Rasya dan Raise saling bertatap tatapan sambil berfikir apakah ini solusi terbaik atau tidak.
"Yaudah tapi kalau kondisinya diluar kendali langsung aja ya. "
"Iya ka aku janji. "