Chereads / SISTER Keeper / Chapter 4 - Ti Ga

Chapter 4 - Ti Ga

Hari ini adalah minggu terakhir menuju satu bulan. Iya satu bulan yang Yakult dan kedua kakak nya sepakati. Sangat disayangkan sebulan ini bukannya damai malah makinan banyak masalah yang menimpa Yakult. Dari kaka kelas dan geng siska bahkan dengan anak seangkatan nya juga. Mereka berfikir bahwa Yakult adalah anak yang centil karena mendekati Raise.

Yakult dan Jazz kini sedang duduk di Koridor kelas, tentu saja untuk gibah.

"Aku iri deh sama Jazz. "

"Kenapa lo? "

"Jazz punya banyak teman, Yakult cuma punya Jazz. "

"Ya gapapa, temen real gua cuma lo tapi kan. Lagian coba aja terbuka sama yang lain. "

Yakult menggelengkan kepalanya.

"Kan pada gasuka sama aku. "

Seketika Dave seorang ketua osis terlihat sedang berjalan dan akan melewati mereka.

"Ka Dave tuh. " Jazz menggoda Yakult.

Yakult hanya terdiam dan memperhatikan Dave.

"Ka! " Jazz tiba tiba menghentikan langkah Dave.

"Ada apa ya? " Tanya Dave.

"Mau kenalan ga sama temen gue? Nih namanya Yakult. "

Jazz memberikan kode untuk Yakult segera memperkenalkan dirinya.

"Hai kak aku Yakult. "

"Aku Dave, salam kenal ya. "

Tidak sampai disitu aja Jazz membuat Yakult malu, ternyata Jazz masih menyimpan senjata nya untuk membuat Yakult malu lagi.

"Ka, temen gua ini suka loh sama lo. "

"Bener Yakult? " Tanya Dave sambil tersenyum.

"Bb.. Bener ka hehe. " Yakult segera memberikan mata melotot nya ke Yakult.

"Oh oke, saat ini juga kita resmi pacaran ya Yakult. Boleh minta nomor wa nya? "

"Sss.. Serius ka? Tttapi kan kita belum kenal. "

"Tak kenal maka tak sayang, ntar kalo udah kenal pasti bakal sayang bukan suka lagi. " Kata Dave tersenyum.

Entah mengapa Dave selalu tersenyum dan senyuman nya membuat Yakult merasa malu. Jazz yang melihat ke uwwu an itu meloncat loncat di dalam hatinya.

Akhirnya Yakult memberikan nomor wa nya kepada Dave dan kali ini dia resmi pacaran.

---

Ternyata berita Dave dan Yakult pacaran cepat menyebar ke penjuru sekolah karena tadi saat di Koridor banyak anak anak yang menguping. Tentu saja ini sebuah ancaman untuk seorang Yakult.

Istirahat kedua tiba, Yakult dan Jazz memilih untuk jajan ke kantin. Disana sangat riweh dan tampaknya ada keributan.

"Lo macarin Yakult hah! "

Yakult seperti mengenal suara itu.

"Jazz itu ada apa ya? "

"Gatau, coba kita liat deh. "

Dan benar saja, ternyata Raise atau Ka Es nya Yakult sedang berkelahi, dan yang mengejutkannya lagi ia berkelahi dengan Dave.

"Ya Tuhan, jadian sehari aja belom ada. " Kata Jazz kepada Yakult.

"Kaaaaa! Berhenti! " Teriak Yakult dan untungnya teriakan itu terdengar oleh Raise dan Dave sehingga mereka berhenti berkelahi.

Kini Yakult bingung harus apa, semua mata tertuju kepada Yakult. Ini semua salahnya, seharusnya tidak seperti ini.

"Aku gasuka ya ribut ribut!" Setelah mengatakan hal itu Yakult langsung lari pergi ke kelasnya dan di susul oleh Jazz.

Di kelas Yakult menangis, dia tidak tau harus apa dan bagaimana.

"Yakult, are u ok? "

"No."

"Kenapa?"

"Aku takut, tapi gua gabisa cerita. Kalo aku cerita nanti kamu gamau temenan lagi sama aku. "

"Iya tapi kenapa? "

"Jazz janji? Kalo jazz gakan kasi tau siapa siapa? Dan gakan jauhin aku? "

"Iya, gua janji deh. "

"Yaudah pulang sekolah ke rumah Yakult ya, aku gabisa jelasin disini. "

+++

Pulang sekolah tiba, karena Jazz membawa motor jadi Yakult menyuruh supirnya untuk tidak menjemputnya. Jadi mereka berdua pergi kerumah Yakult dengan motor Jazz.

Jazz berfikir bahwa tidak bisa selamanya ia menyembunyikan identitas nya. Alangkah baiknya Jazz tau dari mulut Yakult sendiri daripada nanti karena kedoknya yang terbongkar.

"Jazz disana. "

"Hah? Gede banget rumahnya. "

Yakult hanya tersenyum.

Sampai di gerbang muncul seseorang penjaga atau biasa disebut satpam.

"Tuan muda silahkan masuk. " Ucap satpam itu dengan sopan sambil membungkukkan badan.

"Gila! Lo sekaya apa Yakult? "

"Ada deh, janji jangan kaget ya. "

Akhirnya mereka sampai di pintu rumah Yakult alias rumah keluarga Luvese.

"Ayo masuk. " Pintunya terbuka otomatis.

"Wah gila keren banget! "

Saat dirinya hendak berjalan memasuki rumah, ternyata kedua kakaknya sudah menunggu nya. Yakult terkejut, padahal dirinya ingin menjelaskan di kamar. Tapi kalo gini jadinya sudah ketahuan.

"Yakult, ko ada ka Raise? "

"Tenang dulu ya, kita duduk disini dulu. "

Kini mereka duduk berhadapan dengan Rasya dan Raise.

"Bagus banget kamu asal pacaran de." Kata Raise.

Jazz terkejut dengan perkataan Raise yang memanggil Yakult dengan sebutan de.

"Tapi Ka Dave orang baik." Yakult mencoba membela dirinya.

"Kata siapa? Sekolah baru sebulan udah sok menilai orang. Kenal dia? Ngga kan?" Nada bicara Raise mulai tinggi.

"Gue takut." Bisik Jazz terhadap Yakult.

"Tenang." Jawab Yakult.

Rasya belum berkata apa apa, dia hanya terus menatap Yakult.

"Aku gabole pacaran ni jadinya? It's ok aku bakal putusin."

"Iya kamu gabole pacaran, kamu masih kecil. Dan pacar kamu yang sekarang bukan orang yang tepat buat kamu. Ingat siapa kamu!" Kata Rasya yang akhirnya berbicara.

"Aku gamau tau, kamu gabole ad hubungan sama dia." Tambah Raise.

"Kak kenapa sih, aku cuma pacaran ala anak sma yang emang cinta monyet. Lagian aku yang awalnya suka kok ka."

"Putus sekarang atau kakak pindahin kamu ke Australia." Kata Rasya dengan ekspresi wajahnya yang serius.

"Ok ok, fine. Aku putusin Ka Dave sekarang juga!"

"Besok kasi tau siapa kamu yang sebenarnya. "

"No! Perjanjian seminggu lagi. Kalian gabole ingkar janji. "

"Okay, putusin sekarang juga sini kaka liatin. "

Yakult langsung me WA Dave dan mengucapkan kata 'putus', sungguh ini menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan bila dia melihat Dave kehilangan nyawa di tangan para kakaknya.

"Yaudah sana ke kamar, kasian temen kamu. Maaf ya Jazz, bener kan namanya? Makasih juga jazz udah jagain Yakult di sekolah." Kata Rasya dengan nada halus dan tersenyum. Tapi tampak senyumannya itu mengerikan untuk jazz walau rasya tampan.

"Iya ka gapapa."

Yakult dan Jazz langsung menuju kamar Yakult.

Sesampainya di kamar, Yakult langsung menangis. Dia menangis karena baru sehari pacaran sudah putus, padahal ini pertama kalinya dia pacaran dan menyukai orang. Dan dia takut Jazz akan marah terhadapnya.

"Yakult jangan nangis." Jazz langsung memeluk Yakult.

"Jazz ga marah? "

"Ngga, cuma kaget sama agak takut aja tadi. "

"Maaf ya Jazz. "

"Iya, jadi Esperanza Yakult L dan L nya itu Luvese?"

"Iya, tapi kita ga sejahat itu kok."

"Sorry ya gua pernah bilang aneh aneh soal keluarga lo."

"Gapapa kok, aku juga gapernah berharap hidup di keluarga ini. "

"Yakult! Lo gabole gitu. Lo harus bersyukur disini lo berkecukupan."

"Tapi kalo semua tau aku keluarga Luvese, bayangin aja."

"Bagus dong jadi gada yang bully lo lagi, apalagi Siska."

Yakult tersenyum terhadap sahabatnya Jazz, walau baru sebulan kenal rasanya Jazz sudah cocok dinobatkan menjadi sahabat Yakult. Bukan nya berhenti menangis yakult malah semakin menangis.

"Ko nangis? "

"Akhirnya aku punya sahabat. "

Jazz tersenyum, begitu juga dengan Yakult. Selesai itu mereka berbincang tentang Keluarga Luvese, dan lain lainya seperti selayaknya seorang perempuan yang sedang gibah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 dan ini sudah waktunya mereka makan malam. Tidak lama seorang pelayan mengetuk pintu untuk menyuruh Yakult dan jazz pergi bergegas ke meja makan.

Sesampainya di meja makan, lagi lagi Jazz dibuat kagum oleh meja makan yang besar dan banyak sekali makanan disana seperti sedang pergi ke kondangan.

Akhirnya mereka duduk berhadapan dengan Rasya dan Raise.

"Ayo de sini makan, jazz juga sini anggap aja rumah sendiri ya." Kata Rasya.

Disana mereka makan santai sambil berbincang, disini jazz merasa bahwa ternyata keluarga Luvese tidak se mengerikan yang diceritakan orang orang. Mereka selayaknya keluarga pada umumnya.

"De, maafin kakak ya tadi udah ngomel sama kamu. Kakak cuma gamau kamu pacaran sama orang yang salah." Kata Raise kepada Yakult.

"Iya ka Es, aku tau ka es sama ka asya sayang sama aku." Yakult tersenyum.

"Jazz lo nginep aja disini nemenin yakult." Kata Raise.

"Tapi baju sama buku aku di sekolah ka."

"Minta ojolin aja, nanti gua yang bayar."

Jazz dengan semangat mengatakan "iya kak boleh, nanti aku izin ke mama."

Jazz sangat senang bisa mengenal keluarga itu yang sesungguhnya, dia paham kalau berita simpang siur tentang kejamnya keluarga Luvese hanyalah untuk kepentingan bisnis. Walau awalnya Jazz sangat terkejut kalau Yakult adalah anak perempuan dari keluarga Luvese. Jazz bisa pastikan seorang yang membully Yakult seperti siska akan menyessl nantinya bila mereka tau siapa Yakult yang sebenarnya.