Setelah menangis, Ivi tertidur dengan kondisi memeluk foto pernikahannya dan sprai bantalnya yang basah. Sementara Calvin dan Felix, masih berbincang di ruang tamu.
"Jadi, gue punya rencana ..." ucap Calvin.
"Apa?" tanya Felix.
"Gue bakal buat bitch itu bungkam mulut dia atas hal ini."
"Maksud lo?"
"Lo tinggal tunggu kabar baik dari gue.." ucap Calvin dengan smirknya.
"Lo jangan mainin nyawa anak orang vin! Kejadian 5 tahun yang lalu sudah cukup membuat keluarga kita terancam! Lo jangan main-main!"
"Gue gak main-main! Lagi pula sudah lama banget gue gak main hmm... Mungkin jiwa itu sudah kembali bersuara! Lo gak perlu takut..(memegang pundak kiri Felix) semua bakal baik-baik aja.. Santai.."
"Intinya gue gak mau lo pakai nyawa orang buat selesaikan semua ini! Itu bahaya! Lo paham kan gimana terancamnya keluarga kita pada saat itu?!"
"Yaelah.. Belum juga gue mulai. Santai aja deh.. Everything's gonna be okay.."
"I believe! Be careful!"
"Ye.. Gak sekarang juga donk.. Besok atau lusa lah gue jalanin.."
"Btw, lo kenapa bisa kenal sama dia?"
"Panjang... Ntar aja gue ceritain. Sekarang, mending lo susulin binik lo deh.. Kayaknya dia sakit hati banget.."
"Sakit banget lah vin.. Gue tahu dari cara dia natap gue tadi. Dan, gak mudah buat perbaiki mood dia. Dia kalau lagi marah,sedih atau kecewa, dia diam doank. Tapi, itu bakal lama. Dan dia bakal bener-bener diam banget. Gak peduli apapun keadaannya."
"Gak enak ya.. Makanya lo jangan buat dia kecewa.. Lu makan tuh didiemin binik sendiri hahaha" ucap Calvin meledek.
"Sialan lo! Dah lah gue mau samperin binik gue! Pasti nih, kamarnya dikunci.. Ah untung gue sudah nempah kunci serep wkwk.."
"Pintar lo wkwk..."
Di lain sisi, seorang gadis tengah berada di sebuah rumah petak sendirian. Ia duduk di lantai rumahnya yang beralas sebuah kasur lusuh sambil memeluk lututnya.
"Pa,ma.. Aku rindu... Kenapa kita harus berpisah secepat ini? Aku baru aja ketemu kalian, tapi kita harus berpisah secepat ini. Kenapa hidup setidak adil ini..." ia bermonolog. Ia mengambil sebingkai foto keluarga. Ada dirinya dan kedua orangtua nya.
"Waktu itu, aku bahagia banget bisa ketemu kalian. Setelah bertahun-tahun kita gak ketemu. Aku pikir bahwa aku akan merangkul kebahagiaan bersama kalian setelah itu, namun hanya beberapa bulan saja, Tuhan mengambil kalian dariku. Tuhan juga mengambil orangtua angkatku sebelum Tuhan mengambil kalian. Aku sebatang kara sekarang... Aku butuh sosok yang bisa melindungiku hiks..."
Tring!
Notif pesan di hp gadis tersebut yang tak lain bernama Irene Calurie. Gadis cantik blasteran indo-belanda ini harus memikul beban sendiri saat ini.
Irene mengambil ponselnya dan melihat pesan yang masuk.
Joke's Class
Btw, itu adalah grup kelas Irene. Grup sharing-sharing khusus teman-teman sekelas guys.
'Ren, lu kok gak ngampus 2 hari ini?'-Diah
'Iye ren, mane lu?'- Kiana
'Gue kangen deh sama lu.. Lu gak kgn gue? wkwk' -Zio
'Eh,jgn macem² lo kutil anoa, gebetan gue mau lo rebut! Cabut lo!'-Deo
'Berisik kalian! Gue aja yg pacarnya diam aja!'-Relator Aksa.
'HALU'
Seluruh teman sekelas mengetik kata demikian dalam grup itu yang ditujukan pada Aksa.
Irene tersenyum membaca chat dari mereka, namun ia belum bisa membalasnya.
"Gue pasti bakal segera ngampus, tapi bukan sekarang... Maaf..." gumamnya.
Di lain sisi, Diah, Kiana, Zio, Deo dan Aksa sedang membahas soal Irene di canteen kampus.
"Guys,menurut kalian Irene kenapa ya?"- Ucap Diah.
"Gue juga gak tahu. Seingat gue dia tinggal sama ortua angkatnya terus ortua angkatnya meninggal dan katanya sih si Irene tinggal sama orang tua kandungnya gitu. Eh tapi gak tahu deng.. Heheh"ucap Kiana.
"Gimana sih lo piyama? Ngejelasin aja kagak detail.. Payah..." Remeh Deo.
"Tahu lu ki.." timpal Zio.
"Iya nih dasar setengah-setengah lo.." Aksa menimpal.
"Syalan kalian! Kok jadi gue yang dibully? Ya mana gue tahu gimana-gimana soal dia, gue kan cuma denger-denger doank.. KUTIL ANOA!!" Kiana mengeraskan kata 'kutil anoa'.
"PIYAMA MONJA!!" Serempak ketiga lelaki itu.
"Nama gue KIANA bukan PIYAMA isshhhh!!" Kesal Kiana.
"Ssstttt sudah donk guys... Kali ini kita bahas Irene, bukan kutil-kutilan.. Ada yang punya ide?" usul Diah.
"Aha... Gue gue ... Gue ada nih.." ucap Aksa semangat.
"Lo kan emang ada tor.. Ngapa lo bilang-bilang bego?" Ucap Zio dengan polosnya kepada Relatornya. Wkwk...
Pletak!
Aksa menjitak kepala Zio.
"Sakit bege!" kesal Zio.
"Lagian lo gobloknya luar biasa yo. Maksud gue tuh, gue ada ide bukan kasih tahu kalau gue ada di sini. Paham?!" jelas Aksa.
"Ooohhh..."
Yang lain hanya cengengesan melihat kedua sejoli itu.
"Ide apa tuh sa?" tanya Diah.
"Kita mintol ke Miss cantik ajaaaa..." Aksa
"Miss Ivi?" serempak mereka.
"Tepat sekali zheyeng....." ucapnya lebay.
"Alay!!!" serempak mereka.
"Sialan kalian! Gue sebagai Relator gak terima diginiin!!" sok tegas wkwk
"Gausah bacot lo kutil! Jadi mintol gimana ke miss?" ucap Kiana.
"Santai donk piyama ... Ntar kita hubungi dulu miss terus ajak ketemuan dan bahas soal Irene. Miss pasti mau bantu.."Aksa.
"Hmm.. Yang hubungi miss siapa?" tanya Diah.
"Relator ajalah.. Kan dia babu dosen huaaaa" ucap Zio dengan ketawa yang keras.
Yang diledek pun menatap tajam ke arah yang meledek.
"Heheh... Kidding boskuu..." Zio cengengesan.
"Gausah percaya sa... Dia tuh kayaknya emang ada dendam deh sama lo.." Deo memanas-manasi.
"Eh kompor! Gue bakar juga lu!" Zio
Deo hanya menjulurkan lidahnya untuk mengejek Zio.
"Payah... Gue kan ganteng,Relator,kaya dan baik hati jadi haters tuh ada aja..." Aksa.
"Dihh kepedean lo!" Kiana
"Iyain aja.. Yang waras ngalah.." Zio
"STOP! ok, Sa,lo telpon miss ya ntar.. Gue mau balik. Kumpul bareng kalian tuh serasa kumpul sama pasien RSJ.. Sinting.." Diah membuat silang di keningnya dengan telunjuknya.
"Eh dianya anji kalau ngomong suka bener... Awowkwkwk...." Deo
"Serah lu kebo!" Diah langsung pulang.
"Gue juga balik ah.. Takut ketularan sinting!" Kiana.
"Lo kali yang paling sinting.."Ucap Aksa
"Bomat! Bye!" Kiana pulang.
"Yoklah guys balik..!!" ajak Deo
"Kuy.. De, lo yang bawa mobilnya. Nih.." Aksa melempar kunci mobilnya.
"Siap bos!!" Deo.
Btw guys, mereka itu tinggal 1 komplek.
Rumah mereka juga deketan. Rumah Deo sebelahan rumah Zio, dan rumah Aksa itu di depan rumah mereka. Aksa yang paling kaya di antara mereka. But, mereka juga anak orang kaya kok. Orang tua mereka juga akrab banget. Mereka itu jalin kerja sama.
..
..
..
Hai.. Thanks guys...
Happy Reading semoga kita sehat selalu... :)