Chereads / Miss Dosen X Mr. Captain / Chapter 12 - Part 11

Chapter 12 - Part 11

Pagi ini Alfi akan membahas masalah dirinya yang akan berhenti berlayar.

#Meja Makan

"Ayah, ibu.. Aku sudah memikirkan semuanya. Aku akan resign dari berlayar.." ucap Alfi tegas

Ketiga orang yang mendengar itu pun terkejut. Bagaimana tidak? Alfi belum mendapat jabatan sebagai kapten namun dia sudah memutuskan untuk resign.

"Apa kamu yakin Al? Bukankah kamu bilang bahwa kamu akan berhenti setelah menjabat sebagai kapten selama 5 tahun? Dan sekarang, kamu belum menjadi seorang kapten..." ucap Rudi.

"Aku yakin yah.. Keputusanku sudah bulat dan tidak dapat diganggu gugat. Aku sudah memutuskan pilihanku. Lagipula, aku sudah ada kerjaan lain yang gajinya juga gak jauh beda dari berlayar." ucapnya tegas

"Kalau ibu sih terserah kamu saja. Yang terpenting kamu tidak menyesal nantinya. Lagipula, kenapa kamu tiba-tiba resign? Apa ada sesuatu?" tanya Rini penasaran

"Tidak ada. Jangan tanya apapun lagi. Sudah cukup penjelasanku. Aku harus pergi.. Assalamualaikum" pamitnya dan langsung meninggalkan mereka bertiga. Sementara Shena menatap tak percaya pada abangnya itu. Ia tak menyangka bahwa abangnya kini telah berubah.

"Bu,yah, Shena rasa ada sesuatu yang terjadi. Makanya kak Alfi jadi begitu.. Shena bingung kenapa kak Alfi jadi berubah.. Shena sedih.." ucapnya sendu dan menunduk.

Rini mengelus bahunya dan menenangkan putri bungsunya.

"Mungkin kakak kamu sedang ada masalah. Kita berdoa saja ya..." tenang Rini

"Iya bu.." ucap Shena

"Yasudah, ayah harus berangkat kerja dulu ya.. Shena kamu ingin bareng atau tidak?" tanya Rudi

"Hmm gak usah yah.. Aku pergi sendiri aja naik taxi." ucap Shena

"Ok ayah pergi ya bu.." ucap Rudi. Rini dan Shena pun menyalimnya.

Tak berselang lama setelah kepergian Rudi, Shena pun pamit.

"Ibu, Shena pamit ya.. Ibu hati-hati di rumah. Kalau perlu sesuatu katakan pada bibi ya.." ucap Shena lembut

"Iya sayang... Kamu gak perlu cemasi ibu.. Ibu kan gak apa-apa.. Sudah kamu berangkat sana. Nanti telat.. Bekal kamu sudah dibungkus bibi?" tanya Rini

"Oiya aku hampir lupa.. Bi.." Shena memanggil ART di rumahnya.

Bi Ina pun datang membawa bekal Shena.

"Mbak Shena, ini bekalnya." ucap Bi Ina

"Makasih bi.."

"Sama-sama mbak.."

"Bi, jagain ibu ya.."

"Siap mbak.."

Shena pun tersenyum dan pamit pergi.

Alfi kini sedang berada di sebuah cafe.

"Gimanapun caranya gue harus dapetin Ivi. Meskipun gue harus kehilangan pekerjaan gue.! Gue harus hubungi rekan gue untuk memastikan pekerjaan yang ditawarkan kemarin." monolog Alfi.

Fyi guys, jadi sepulang dari rumah Ivi kemarin, Alfi itu dapat telepon dari perusahaan Ekspor-impor gitu. Nah, jadi dia ditawarkan untuk menjadi manager marketing dengan gaji yang cukup besar. So, dia mutusin buat resign deh. Gajinya emang sih gak sebesar gaji seorang nautika cuma kan ya karena niat Alfi buat ngehancurin rumah tangga Ivi and Felix, so dia ambil deh kerjaan itu.

"Halo..."

"Halo bro.. Gimana tawaran gue kemarin?"

"Gue terima tawaran lo. Kapan gue mulai interview?"

"Gak perlu interview. Besok, lo datang dan bawa lamaran lo. Terus gue bakal langsung temui lo sama bos gue. Gimana?"

"Ini dijamin diterima gak? Jangan main-main lo sama gue!"

"Sans bro.. Lo nethink banget kalau sama gue. Besok gue tunggu lo jam 8 pagi di lobi kantor. Bisa kan?"

"Ok."

Alfi memutuskan sambungan.

"Terpaksa gue relain mimpi gue buat menjadi seorang Captain demi Ivi. Argh! Kenapa gue jadi terobsesi gini sih?!" kesal Alfi dan mengacak rambutnya frustasi.

Calvin sedang ada jadwal operasi di RS dan siang nanti dia akan melakukan meeting dengan karyawannya mengenai sistem marketing kantor. Saat sedang bersiap di ruangannya, seseorang mengetuk pintu ruangan Calvin.

Tok Tok Tok...

"Masuk!" sahut Calvin dari dalam sembari mengenakan sarung tangan untuk operasi.

Seorang suster masuk.

"Dokter Calvin, apakah anda sudah siap? Dokter Jason sudah menunggu anda di Operation Room.." ucap Suster itu.

"Saya sudah siap. Tinggalkan saya dan saya akan menyusul." ucapnya dingin

"Baik dok.. Permisi..."

Calvin tak menanggapi dan suster itu pun pergi.

"Kenapa sih semua suster disini tuh pada kecentilan? Malesin banget!" gerutunya dan berjalan menuju Ruang Operasi.

Setelah melakukan operasi kurang lebih lamanya sekitar 1 jam. Akhirnya, Calvin bisa kembali ke ruangannya.

"Selesai juga. Huuh sudah jam 11 lagi." ucapnya sembari menghembuskan nafas.

Drrtttt....

"Huuh... Baru juga gue nafas, sudah ada panggilan maut lagi. Heran gue, hidup gue seribet ini." cuma Calvin

"Selamat siang Mr..." ucap orang di sebrang sana.

"Ada apa? To the point saja!" dinginnya

"Jadwal meeting dimajukan menjadi pukul 13.00 Wib pak.. Klien akan tiba 1 jam lagi. Mereka mungkin akan makan siang di resto seberang perusahaan. Jadi, dimohon Bapak untuk segera tiba di Perusahaan."

"Jam 1 siang kan?"

"Iya pak.."

"Yaudah gak usah ribet! Jangan ngatur-ngatur gue! Gue tahu waktu! Gue akan tiba sebelum meeting dimulai. Sekarang, lo siapin aja kebutuhan gue! Eh bentar, lo bilang klien? Perasaan lo bilang hari ini jadwal meeting gue sama karyawan deh."

"Mohon maaf pak.. Beberapa divisi sedang ada di luar kota mengurus sistem marketing perusahaan sehingga meeting dengan mereka harus ditunda. Kebetulan klien dari Singapore hari ini tiba, jadi mereka memutuskan untuk melakukan meeting lansung dengan Bapak.."

"Oh.. Terserah deh pokoknya lo atur semua jadwal gue dengan benar! Atau lo tahu sendiri akibatnya! Btw, don't call me 'Pak'. Gue masih 21 tahun! Gue bejek juga lo!"

"Ma-maaf pak.. Eh Mr.."

"Ok. Ada lagi."

"Tidak ada Mr... Mohon maaf jika saya mengganggu anda.."

"Hm.."

Calvin memutuskan sambungan.

"Capek bener elah! Cuci mata dulu bentar deh.." Calvin membuka Aplikasi Instagram.

Post pertama yang muncul adalah postingan Ivi yang memegang sepiring nasi goreng yang terlihat sangat mantap dengan senyum merekah.

Caption : 'A special fried rice for a special person. Dear my husband... :) 💕💕 @Flxdvnno

"Gue iri banget sama lo kak... Lo punya istri yang cantik, sholeha dan cerdas kayak Ivi. Andai aja gue ada di posisi lo, gue gak akan pernah biarin dia sendiri. Gue juga bakalan resign dari kerjaan gue demi buat dia bahagia." gumam Calvin.

Ivi sedang menyajikan nasi goreng buatannya di meja makan. Felix duduk disitu dan menatap istrinya yang menyajikan makan siang di meja makan. Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kamu masak apa hon?" tanya Felix

"Special fried rice, fried chicken, tauco cumi-udang, dan soto. Kamu makan nasi putih dulu nanti baru tambahnya pakai nasgor.." jelas Ivi

"Asyiap... Makasih honey.. Unch.. Aku seneng banget deh punya istri kayak kamu." puji Felix

"Ahh thank you honey... "Ivi mencium pipi Felix

"Aku ambilin ya nasinya..." Ivi mengambil nasi dan lauk di piring Felix.

Saat mereka akan mulai makan, seseorang memencet bel.

"Siapa sih jam segini ganggu? Gak tahu apa orang lagi makan?!" kesal Felix

"Ssttt... Gak boleh nolak tamu.. Aku buka dulu ya.." ucap Ivi

"Heheh sorry ... Yaudah yuk aku temenin. Takutnya si upil kadal lagi yang datang.." ucap Felix

"Hahah ada-ada aja kamu. Gak mungkinlah si Alfi datang.. Kuy kita lihat." mereka pun membuka pintu dan menemukan Calvin disana dengan wajah masam.

"Isss lo berdua lama banget sih bukain pintu buat gue! Gak tahu apa gue laper?!" kesal Calvin

"Lah bodo amat lo laper! Ngapain sih kesini?! Ganggu orang makan aja lo!" kesal Felix

"Ya mau makan siang lah disini.." ucapnya santai.

"Enak aja lo mau makan siang disini! Gak! Kebiasaan lo tiap siang makan disini! Ngirit banget lo padahal duit banyak!" ucap Felix

"Pelit banget sih lo! Kak ipar, lo masak nasi goreng ya?" tanya Calvin pada Ivi

"Iya nih aku masak nasi goreng tadi. Kok kamu tahu vin?" tanya Ivi

"Iya soalnya aku lihat postingan lo kak.." ucap Calvin

"Ohiya heheh... Yaudah yuk sekalian makan. Aku masaknya juga banyak dan bapak ibu lagi gak di rumah." ucap Ivi

"Wah makasih kak ipar. Kuy..." Felix kesal dam Calvin menatapnya mengejek.

"Awas lo!" ucapnya saat masuk.

Mereka pun duduk di meja makan.

"Vin, kamu makan nasi putih dulu baru nasi gorengnya ya soalnya kalau langsung nasi goreng takutnya nanti perut kamu perih." ucap Ivi

"Siap kak ipar..."

Felix semakin kesal.

"Duhhh berasa jadi nyamuk gue disini!" ucap Felix menyindir. Ivi meliriknya.

"Ada apa sih hon.? Masa sama adik sendiri kamu cemburu? Sudah-sudah kamu makan dulu nasi kamu.." ucap Ivi

"Hmm.."

Ivi menghembuskan nafas jika sudah begini.

"Yaelah kak, lo gitu aja ngambek sama gue. Gue minta maaf deh kalau gue ganggu lo." ucap Calvin

Felix hanya diam dan menyantap makanannya.

"Sudah vin biarin aja.. Kamu makan aja.." ucap Ivi lembut

"Ok kak.." mereka pun mulai makan. Selesai makan, Ivi membereskan semuanya. Ia menyuruh ART untuk mencuci piring-piring yang kotor. Kemudian ia menemui Calvin dan Felix di ruang tv.

Ia duduk di samping Felix.

"Kamu kenapa sih? Cemburuan banget.. Calvin itu adik kamu lho..." ucap Ivi

"Hmmm..." Felix mengabaikannya dan hanya menatap layar ponselnya. Sementara Calvin sibuk dengan acara tv yang ia tonton dan sedikit mendengarkan obrolan Ivi dan Felix.

"Yaudahlah kalau kamu gak mau bicara sama aku. Vin, bisa temani aku ke supermarket depan gak? Ada beberapa kebutuhan yang mau aku beli.." ucap Ivi dan membuat Felix menajamkan tatapannya ke arah Ivi. Calvin melirik Felix sekilas sebelum Ia menjawab ucapan Ivi.

'Kak Felix beneran cemburu sama gue? Oh my God...' batin Calvin

"Kak Felix gimana kak.?" ucap Calvin. Ivi melirik suaminya.

"Dia gak apa-apa.. Dia gak mau bicara sama aku jadi yaudah biarin aja.. Aku ngomong juga gak direspon malah sibuk sama ponselnya." ucap Ivi kesal

"Kak, lo masa marah sih sama istri lo cuma karena itu? Kekanakan banget sih.. Kasihan lho kak Ivi.. Masa lo cuekin disaat lo sudah mau berlayar.." ucap Calvin

"Gak usah ikut campur!" dinginnya

Ivi menghembuskan nafas berat.

"Sudah vin.. Biarin aja.. Aku ke kamar aja.. Gak jadi ke supermarket.. Maaf ya vin aku tinggal.." ucap Ivi sedikit terisak dan masuk ke kamar. Calvin mengangguk mengerti.

"Tega banget sih lo kak buat Ivi sedih gitu. Gak kasihan lo? Kalian ini pengantin baru lho... Masa karena hal sepele berantem gini."

Ucap Calvin

"Lo yang mulai! Lo bisa gak sih gak usah gangguin rumah tangga gue?! Lo mending nikah deh daripada nyampurin rumah tangga gue mulu! Lo suka sama istri gue?! Iya?!" bentak Felix

Calvin bungkam.

'Apa bener gue suka sama Ivi? Ah masa gue suka sama kak ipar gue sendiri? Gak mungkin!' Batin Calvin

"Lo gila?! Gak mungkin gue suka sama kak ipar gue sendiri! Lo kalau ngomong dipikir dulu donk! Bisa-bisanya lo cemburu sama gue! Gue adik lo Lix! Adik lo! Gila lo!" emosi Calvin

"Gue gak gila! Gue bisa ngerasain kalau lo suka sama istri gue! Lo gak usah bohongi gue!" bentak Felix

"Lo gak usah nuduh gue sembarangan! Gue gak suka sama istri lo! Gue cuma pengen akrab doank sama istri lo! Salah kalau gue mau akrab sama kakak ipar gue?! Gue kayak gini supaya pada saat lo berlayar nanti, gue bisa jagain dia! "

"Lo mau jagain dia atau lo mau rebut dia dari gue?! Ha?! Lo gak usah alibi mau lindungi dia dari mantannya padahal lo sendiri mau nikung gue!"

"Gue gak pernah berniat nikung lo! Lo kenapa sih seudzon sama gue?!"

"Gue gak seudzon! Gue bisa ngerasain semuanya! Sikap lo! Senyum lo! Dan cara bicara lo ke istri gue seolah lo adalah milik dia dan sebaliknya! Gue gak suka! Meskipun lo adik gue, gue tetap gak percaya sama lo! Apalagi soal perasaan!" ucap Felix semakin emosi.

Ivi melihat pertengkaran keduanya. Ia terpukul melihat kakak-adik itu bertengkar hanya karena dirinya.

"Hiks... Kenapa mereka harus bertengkar sih? Kenapa Felix selalu emosian karena cemburu? Ya Allah... Tolong redamkan amarah keduanya... Hiks.." monolog nya sambil menangis melihat kejadian itu dari tangga.

"Gue gak seperti yang lo bilang! Lo salah paham soal perasaan gue! Gue emang ngejomblo selama ini tapi bukan berarti gue gak punya seseorang yang gue cinta! Gue punya dan itu bukan Ivi!"

"Itu Ivi! Lo gak usah ngelak! Lo-" ucapan Felix terpotong karena kehadiran Ivi.

"STOP!! " Mereka menatap ke arah Ivi yang menengahi mereka.

"Kenapa sih kalian harus ribut untuk nyelesain masalah? Kenapa? Apa gak bisa kalian selesaikan semuanya dengan cara baik-baik? Gak bisa?!" bentak Ivi di akhir kalimat.

"Gak!!" serentak mereka

Ivi menutup kedua telinganya dengan tangannya.

"Fine! Terserah kalian! Silahkan kalian lanjutkan pertengkaran kalian! Dan kamu Felix, gak usah kamu cari aku sebelum masalah kamu dan Calvin selesai! Begitupun kamu vin!" Ivi meninggalkan keduanya dan berlari keluar rumah. Ia mengendarai mobilnya.

"IVI!! " Teriak Felix sambil mengejarnya.

"Argh!!! Sial!" gerutu Felix kesal. Calvin menyusul Felix.

"Sekarang lo tanggung semua akibatnya kak! Ini semua karena lo! Lo yang buat dia pergi! Kalau nanti lo kehilangan dia untuk selamanya, lo jangan pernah temui gue! Semoga lo gak nyesel ya nantinya!" ucap Calvin menepuk pundak Felix dan meninggalkan Felix yang merenungi kesalahannya.

Felix memejamkan matanya. Menahan amarahnya.

"Maaf... Maafin aku vi... Aku slalu buat kamu sedih. Maaf... Aku gak bermaksud... Maaf... Argh!!!" teriaknya di akhir ucapannya dan mengacak rambutnya frustasi.

.

.

.

.

.

Yuhuuu... Sudah part 11 alhamdulillah..

Next part? Jangan lupa klik tombol star :)