Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 72 - Tentang masa lalu Kania & Sean

Chapter 72 - Tentang masa lalu Kania & Sean

Sean hanya mentap sedih akan keadaan ibunya yang tengah koma di ranjang rumah sakit, entah mengapa ibunya tega menyembuhkan penyakitnya di belakang Sean selama ini padahal penyakit kangker otak setadium 2 sangat berbahaya dan Sean memerlukan biaya yang banyak untuk kesembuhan ibunya karna penyemangat hidup Sean adalah ibu nya yang kemudian setelah itu Kanaia.

"Ibu... tolong cepat sembuh lah..... Sean berjanji akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan ibunya...," ucap Sean sambil menangis menggenggam tangan ibunya yang pucat dan sudah tidak sadarkan diri selama 1 Minggu.

seorang suster datang untuk mengontrol kondisi ibu sean, dan ke madian memasang muka ragu akan kesembuhan ibu Sean.

"Adek sepertinya keluarga adek harus segera membayar biaya ruang sakit atau kalau tidak mungkin saja kami tidak bisa membantu lebih lanjut!!" ucap perawatan itu dengan tegas.

"Tolong berikan saya waktu suster, secepatnya saya akan membayar biayanya. Tolong jagalah ibu saya dengan sister saya akan pergi sebentar mengambil uang untuk biaya ibu," ucap Sean yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Sekarang Sean sedang berada di taman rumah sakit sambil menunggu pesanan ojek online untuk pergi menemui Nia, karna mungkin hanya Nia yang bisa membantunya saat ini. Sean kemudian menghubungi Nia Dengan melalui pesan bahwa Sean akan kerumah Nia sekarang, tapi tidak seperti biasanya Nia tidak kunjung membalas pesannya.

"Mas Sean ya?," tanya mang ojol.

"Iya mang" jawab sean.

"Ayo kita berangkat, sesuai titik ya?," tanya mang ojol.

"Iya mang, ayo buruan!!". jawab sean yang dengan cepat memasang helem.

15 menit kemudian Sean sampai dirumah pacarnya itu.

"Assalamualaikum.... Nia.....??" ucap Sean yang memanggil nama Kania dari depan rumahnya.

"Waalaikumussalam....". ucap Ainun yang membakar pintu.

"Maaf..... kakak, eh Tante... Nia nya ada??". tanya Sean pada Ainun yang terlihat tersenyum ramah padannya.

Sebenarnya Sean sangat bingung mengapa ibunya Nia terbilang sangat muda bahkan Hanya berjarak tujuan atau delapan tahun saja dari umur Nia. Sean hampir melupakan tujuan awalnya karna melihat wajah cantik mamanya Kania yang sedang tersenyum manis padanya.

"Nia lagi Tidur sidang dikamarnya, kamu bisa membangunnya Karana Nia sudah tidur cukup lama." ucap Ainun yang tersenyum manis.

"Iya kak....", ucap Sean yang menjadi bodoh setelah melihat senyum manis Ainun yang sangat cantik itu.

Ainun melambaikan tangannya didepan wajah Sean karna Sean dari tadi tampaknya hanya melamun dan menatap kearah durinya.

"Sean... Sean.. Sean... kau tak apa-apa???, ucap Ainun sambil menepuk pelan kedua pipi Sean agar Sean tersadar dari lamunannya.

"Iya... ya tidak apa-apa.... kak, Sean bangunin Nia dulu ya," ucap Sean yang kemudian pergi menuju kamar Nia.

Setelah Sean melihat langsung Mamanya zya yang biasanya jarang ditemuinya karna masih sibuk dengan kuliah kedokteran. Sean merasakan ada debaran aneh dalam dadanya setelah Melihat wajah Ainun tadi, biasanya yang sering Sean temui saat berkunjung kesini adalah nenek Amira yang bersikap agak tegas tapi penyayang.

Setelah sampai didepan pintu kamar Kania seanpun mengetuk berkali-kali tapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Kania dan menyebabkan Sean mencoba membuka pintu kamar Kania yang ternyata memeng tidak terkunci.

"Nia... bangun...," ucap Sean dengan lembut. Tapi sepertinya Nia tetap terlelap dengan mendep boneka panda kesukaan nya.

Karna merasa Kania tidak bangan juga hanya dengan perkataan Sean memutuskan untuk sedikit menjalin Kania dengan menjepit hidung Kania.

"Nia..... bangun...., bangun....," ucap Sean yang terkekeh pelan karna melihat raut wajah Kania yang terlihat kesal dan sangat imut.

"Hah..... Sean??" ucap Kania yang Kaget.

"Iya cepetan bangun..... sana... cuci muka banyak Iker tau... ," ucap Sean yang mengerjai Kania agar cepat bangun.

"benarkah?....", ucap Kania.

Kania kemudian pergi kearah kamar mandi dengan berlari karna merasa malu. Sedangkan Sean Hanya menertawakan tingkah lucu pacarnya itu.

"Aku tunggu di ruang tamu...", ucap Sean kemudian pergi meninggalkan kamar Kania .

Sean baru saja duduk di sopa ruang tamu tapi sepertinya ada seseorang laki-laki dewasa yang datang kerumah ini.

"Sayang siapa dia??!", tanya laki-laki asing itu pada Ainun. Bahkan laki-laki itu telah memeluk Ainun dengan mesra dan sangat intim.

"Dia Sean teman Kania," ucap Ainun yang tersenyum manis.

"Hay Sean, kamu dah bangun Kania tadi?," tanya Ainun yang tersenyum manis tanpa menyadari bahwa ada pria dewasa yang berada disampingnya itu menatap Sean dengan pandangan tidak suka.

"Iya.... tadi Kania sedang cuci muka, dan aku menunggunya disini." ucap Sean apa adanya.

"Jagalah Kania ya Akau akan keluar sebentar," ucap Ainun yang telah mengusap kepalan sean dengan pelan dan sepertinya hanya dalam hitungan detik karna laki dewasa itu langsung menarik tangan Ainun dan mengajaknya pergi.

"Ayo sayang, Apakah kau ingin dihukum!," ucap laki-laki dewasa itu yang membawa Ainun dalam dekapannya menjauh dari pandangan Sean .

"Hemmmm... mungkin itu Adalah Ayahnya Kania.... mereka terlihat sangat serasi, tapi Kenapa aku merasa tidak suka dengan kedekatan mereka ada apa dengan ku.." gumam Sean pada dirinya sendiri.

"Hay Sean..." sapa Kania dengan tersenyum bahagia sambil menutupi tangga.

"Hay... aku ingin meminta bantuan mu..... boleh???", ucap Sean yang berterus-terang akan kedatangan nya kesenian

"Jadi kau kesini bukan karna merindukan ku?, ucap Kania dengan sewot.

"Hehhehehh.... maaf aku juga kangen kamu kok.." ucap Sean yang kemudian mencubit pipi Kania karna merasa gemas.

Inilah keajaiban Kania, dia mampu membuat Sean kembali tersenyum akan semua tingkah mengenakan nya dan hal itulah yang membuat Sean menjadikan Kania sebagai pacarnya.

"Dasar bohong, jangan di cubit!!". ucap Kania dengan kesal sambil mengusap kedua pipinya yang terasa lumayan panas karna cubitan Sean tadi.

"Hehehehe maaf....". ucap Sean yang kemudian mengusap pipi Kania dengan pelan.

Kania yang mendapat perlakuan manis itu hanya tersenyum dengan pipi memerah tapi kali ini bukan karna kesal tapi karna meresa malu.

"Oh iya.... Sean tadi mau minta bantuan ya?, apa yang bisa Nia bantuan buat Sean?," tanya Kania.

"Sebenarnya ibu Sean sedang sakit..... Sean mau minta bantuan Kania ....." ucap Sean yang terputus.

"Minta bantuan apa....., Nia pasti akan bantu semampu Nia.... kok. Sean ngomong aja.....," ucap Kania dengan lembut.

"Sebernya.... ibunya Sean...." ucap Sean yang kembali terputus karna mendengar suara handphone Kania yang berbunyi karena panggilan masuk.

"Sebentar ya Sean nenek nelpon ni....", ucap Kania yang merasa tidak enak.

"Iya gak papa.... Nia angkat dulu aja," ucap Sean yang tersenyum manis.

Kania kemudia pergi mengangkat telepon dari neneknya dan menberi jarak pada Sean sehingga Sean tidak bisa mendengar percakapan mereka yang terdengar serius itu.

"Kau jaga matamu itu anak ingusan!!!.Jangan berani-berani nya kau menatap kekasihku dengan penuh minat!!!", ucap laki-laki dewasa itu yang entah Muncul dari mana .

"Maaf..... saya tidak paham maksud Anda," ucap Sean yang merasa bingung mengapa laki-laki dewasa itu marah padanya.

"Jaga meta mu itu, jangan pura-pura bodoh didepan Ainun!!!!" ucap laki-laki dewasa itu dengan tegas kemudia pergi entah kemana.