Setelah acara sederhana yang hanya dihadiri oleh orang-orang tertentu yang Muzza pilih, Kania pun bertanya tentang kebingungannya pada Muzza.
"Bagaimana kau bisa mengetahui nama kudenga lengkap dan benar? Ku rasa aku tidak pernah menyebutkan nama ku secara lengkap padamu?" kata Kania setelah agak tamu sepi.
"Aku menggunakan uang ku untuk mendapatkan segala informasi tentang mu, bagaimana aku akan menikah dengan mu besok jika akau tidak mengetahui banyak hal tentang mu." kata Muzza yang kelewat santai.
"Oh aku lupa telah bertunangan dengan salah satu miliarder yang sangat cerdik, dengan kepintaran yang tidak biasa ini." kata Kania mengejek Muzza.
"Kau baru menyadari bahwa aku sangat pintar dan cerdik sekarang, kemana saja kau kemaren sayang." kata Muzza yang kelewat Percaya diri.
"Aku kemarin tidur supaya bisa melupakan wajah sok mu itu, Sayangnya aku bermimpi buruk dipaksa menikah dengan seorang penculik. Seperti nya mimpi itu malah menjadi nyata sebentar lagi." kata Kania dengan raut muka pura-pura sedih.
"Kau selain memiliki sikap absurd ternyata juga sangat pintar ekting sayang." kata Muzza yang tertawa dan malah mengacak-acak rambut Kania karna gemas melihat tingkat tunangannya itu.
Muzza telah mengetahui fakta tentang Kania yang merupakan kembaran dari Kezya. Muzza juga mengetahui bahwa sekarang nenek Kania sedang mengincar mereka karna telah menculik tuan putri mereka ini dari rumah ibu angkatnya. Muzza akui bahwa gadis cantik bermata biru dengan lengsung pipi disebelah kanan ini mampu menyadarkannya bahwa Muzza hanya merasa bersalah pada Kezya sedangkan pada Kania Muzza benar-benar bisa gila jika harus berjauhan dengan wanita bermata biru yang pemberani dan sedikit Absurd ini.
"Kau membuat Rambut ku acak-acakan , apakah kau tidak kasian pada Shopi yang telah susah payah menata rambut ku dengan rapi dan elegan". kata Kania yang cemberut tapi tidak berniat merapikan rambut nya yang telah diacak-acak oleh Muzza.
"Maafkan Aku wajahmu terlalu mengemaskan, saat cemberut seperti itu. Aku sangat penasaran dengan rasa bibirmu ini." kata Muzza sambil menyentuh bibir Kania dengan tangannya.
Kania yang tadinya cemberut malah terbengong karena perlakuan Muzza yang tidak biasa itu. Bahkan mulutnya terlihat sedikit terbuka dan rambutnya yang acak-acakan membuatnya terkesan sangat seksi dimata Muzza.
"Apakah Aku terlalu tampan sampai-sampai air liur mu menetes dengan tidak kamu sadari?" kata Muzza dengan percaya diri.
Kania pun tersadar dan mengelap dagunya, ternyata muzza hanya membohonginya saja. bahkan tidak ada air sedikit pun yang kelewati bibirnya.
"Kau berbohong, lagi pula kata siapa kau tampan Kau sangat jelek." Kata Kania yang merasa sangat kesal dan meninggalkan Muzza ditempatkan itu.
Sebenarnya Kania sangat malu dan ingin kekamar saja karna telah tertangkap basah mengagumi wajah Muzza yang memang sangat tampan dan sangat mirip seperti aktor tampan pemeran serigala pada film twilight itu.
Kania yang merasa malu langsung menuju kamar mandi dan mencuci mukanya. Kania tingkahmu tadi sangat memalukan, 'Kenapa juga kau harus memperhatikan wajahnya.' suara hati Kania saat melihat dirinya yang sedang bercermin.
"Kanaia.... maafkan aku.., aku tadi hanya bercanda. Apakah kau baik-baik saja kau sudah sangat lama didalam kamar mandi?" kata Muzza sambil mengetuk-ngetuk kamar mandi.
"Iya aku baik-baik saja, Kau tidak perlu meminta maaf. Aku hanya sedang berusaha membersihkan make up diwajah Ku ini, yang dari tadi belum juga bersih." kata Kania. Tentu saja make up diwajahnya tidak akan bersih karena Kania menggunakan make up yang tidak akan luntur jika hanya dibasuh dengan air biasa.
"Cepatlah sedikit ya karena sore ini juga kita akan melakukan penerbangan ke Belitung untuk meminta restu orang tua mu besok, dan kebetulan besok adalah hari Universery mereka". Kata Muzza yang dengan santai memberikan dengan informasi penting itu secara dadakan pada Kania.
"Yang benar saja? bukah selama ini aku hanya memiliki Mama dan nenek saja?" kata Kania yang baru saja keluar dari kamar mandi dan duduk disamping muzza.
"Tentu saja kau masih memiliki orang tua sayang..... dan yang kau anggap mama dan nenek mu itu adalah dokter yang telah merawatmu dan nenek tiri mu yang menginginkan kau menjadi penerus perusahaannya." kata Muzza menjelaskan pada Kania.
"Benarkah?" kata Kania kemudian berusaha untuk mengingat apakah Kania pernah memiliki memori tentang orang tuanya tapi tiba-tiba kepala nya malah menjadi sakit.
"Sayangku Kania..., apakah kau baik-baik saja tanya Muzza dengan panik karna Kania tiba-tiba hilang kesadaran setelah Muzza mengatakan fakta tentang orang tua nya tadi.
"Sayang bangun....," Kata Muzza yang menepuk pelan pipi Kania, tapi bukanya bangun seperti tubuh Kania seperti orang ketakutan yang berkeringat dingin dan keningnya sedikit berkerut seperti orang kebingungan tapi matanya tetap terpejam, dan wajah nya terlihat sedikit pucat.
Muzza yang panik pun langsung menyuruh orang kepercayaan nya untuk memanggil dokter pribadi yang pernah memeriksa Kania.
"Maaf tuan sepertian nona syok dan terlalu memaksa mengingat hal yang berkaitan dengan traumanya yang sebenarnya pernah tidak dingin kannya, Sebiaknya Nona Kania jangan terlalu dipaksa mengingat masa lalu yang kelam biarlah dia mengingat dengan perlahan dan suportlah dia agar tidak kembali terpuruh dengan masalalu. Saya kan memberikan resep obat untuk nona." kata Dokter Cika yang perlu psikototer sekaligus dokter umum .
"Baik kamu boleh pergi, Maafkan Aku sayang telah membuat mu syok." kata Muzza setelah beberapa kali mengecup kening Kania kemudia pergi meninggalkan Kania untuk membeli obat diapotik.
"Aw... kepalaku kenap tiba-tiba sangat sakit seperti ini, bukankah aku selalu meminum obat agar sakit kepelaku berkurang." kata Kania yang berbicara sendiri memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Kania sayang kau telah bangun? apakah kepalamu maksih sakit, sekarang kamu makan dulu makanan ini dan kemudian minum obat agar sakit nya cepat meng hilang." ucap Muzza.
Kania hanya mengangguk dan menerima suapan dari Muzza yang dengan telaten menyuapinya bubur ayam, dan kemudian memberikan nya obat. Kania pun meminumnya tanpa membatah karena sudah tidak sanggup menahan rasa sakit dikepalanya.
"Sekarang tidurlah lah aku akan menjagamu di sini." kata Muzza yang membenarkan selimut Kania dan kemudian duduk sambil menggenggam tangan Kania yang mulai tertidur.
15 menit kemudian kania terbangun karna mimpi buruk.
"Tidak Ayah aku tidak bersalah aku telah berusaha melarang Kania untuk tidak bermain air hujan." kata Kania disertai dengan tangis dan dadanya naik turun seperti ketakutan.
"Sayang kau bermimpi buruk, bangunlah aku disini jangan mengis.". kata Muzza yang menenangkan Kania.
"Kania yang melihat Muzza pun langsung memeluknya dan melangis dipelukan Muzza, Ayah membenciku..., ayah tidak menginginkan ku menjadi putrinya. Zya hampir tertabrak mobil karena aku?" kata Kania yang merancau disele-sela tangisnya.
"Kamu tidak bersalah sayang itu hanya sebuah kecelakaan, ayahmu sangat menyayangi mu. mungkin pada saat itu ayahmu terlalu capek sehingga tanpa sengaja menyalahkan mu." kata Muzza dengan lembut berkata pada Kania dan mengusap lembut rambut Kania yang panjang. Kania yang berada dalam dekapannya pun berangsur-angsur tenang.
"Tapi ayah selalu memarahiku, dan selalu memanjakan Zya". kata Kania yang mengungkapkan perasaan nya.
"Mungkin Ayah menganggap Kania kakak yang kuat sehingga harus bertanggung jawab pada adiknya dan Zya hanyalah adik Kania yang lemah dan harus dilindungi." kata Muzza sambil menatap dalam mata biru Kania yang terlihat mengeluarkan air mata. Kania memeluluk Muzza denga erat kemudian mengangguk seakan membenarkan ucapan Muzza tadi.
"Sekarang tidur lagi yah sayang, aku akan ada disekitar mu. Kamu tidak perlu takut, Ayahmu pasti sangat bangga mempunyai putri uang kuat seperti mu." kata Muzza kemudian mengecup kening Kania tak lama setelah itu Kania kembali tidur dengan tenang tapi tangannya tetap memegang erat tangan Muzza seakan takut ditinggal sendirian.