Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 76 - Kecemburuan Azka yang konyol

Chapter 76 - Kecemburuan Azka yang konyol

"Asalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hay Zya...." ucap seorang pria yang terlihat lebih muda dengan tubuh kekar dan tinggi tapi tidak setinggi dan besar Azka.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh".

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Hay juga.... mot. Kamu gak jadi pergi kekantor?" tanya zya bingung .

Mantan adik kelas nya itu tadi tanpa sengaja bertemu dengannya dan meminta maaf padal zya pun telah melupakan kesalahan yang pernah dilakukan laki-laki itu dan memaafkan telah memaafkan nya sejak lama. Dan laki-laki itu bahkan telah mentraktir zya eskrim tadi sebelum Azka datang.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." ucap Azka yang langsung pengangkatan pelukannya pada Zya.

Azka sengaja memeluk erat Kezya untuk membuat laki-laki itu berhenti menatap zya dengan tatapan penuh minat.

"Maafkan telah menggangu kalian, sebenarnya aku tidak jadi kekantor karna Mitting itu ditunda, Aku kira tadi zya sendirian disini aku hanya mencemaskan mu dan calon baby mu saja". ucapan Cemot dengan tersenyum hangat pada zya.

"Hemmmm.... istri saya baik-baik saja, saya akan selalu menjanya dengan baik". ucap Azka dengan tegas.

Azka mengatakan hal itu dengan tegas karna laki-laki itu sepertinya telah menyimpan perasaan pada zya dan tentunya Azka bisa melihat dari cara tatapan mata laki-laki itu pada zya.

"Tolong anda jaga mata anda itu, atau bisa saja saya mencongkel nya karna telah lancang menatap milik ku!!!" ucap Azka dengan tegas, datar dan mengancam.

"Maafkan saya.... saya hanya terlalu bahagia bertemu dengan zya kembali walaupun sekarang saya tidak bisa sedekat dulu". ucap Cemot dengan raut wajah penuh sesal.

"Iya kita masih bisa bersahabat, tapi untuk sedekat dulu aku rasa tidak karna aku hanya ingin berdekatan dengan suamiku saja". ucap zya yang bahkan tanpa malu-malu memeluk suaminya itu didepan Cemot.

"Apakah aku tidak memiliki harapan lagi?" tanya Cemot dengan muka memelas.

"Tidak dia Istriku!" ucap Azka dengan tegas kemudia membawa zya pergi dengan mengunakan taksi.

Azka sengaja membawa zya kedalam taksi karna kemungkinan besar laki-laki itu pasti akan mencari informasi tentang tempat tinggal mereka untuk terus menemui istrinya itu.

Cemot hanya dapat mentap punggung zya dan suamiya yang sangat posesif itu pergi menjauh dari hadapan kemudian mereka memasuki taksi, padahal Cemot sangat ingin tau dimana tempat tinggal zya. Cemot sekarang sangat sadar bahwa perasaannya pada zya terus bertambah besar walaupun zya telah mempunyai suami dan akan mempunyai anak.

"Aku yakin dia pasti tidak bahagia jika bersama dengan laki-laki dingin dan arogan seperti itu, aku akan membawa mu pergi disaat yang tepat nanti....!" ucap Cemot yang tersenyum licik memandang mobil taksi yang telah meluncur pergi bersamaan dengan zya dan suamiya itu.

Didalam taksi Kezya heran pada sikap suaminya itu karna biasanya Azka akan lebih memilih mengubah mobilnya sendiri dari pada taksi untuk berpergian ataupun jalan-jalan ketempat hiburan terdekat.

"Bang kok tiba-tiba kita naik taksi, emngnya kita mau kemana?" tanya kezya penasaran.

"Kita jalan-jalan kepantai yang, bunganya tadi kamu bilang kamu ingin jalan-jalan?" tanya balik Azka.

"Iya sih..... tapikan kita belum bawah apa-apa." ucap Zya.

"Kita gak perlu bawa apa-apa nanti biar Roy dan Kelvin yang akan mengantarkan pakaian kita, yang jangan bersiap akrab pada laki-laki lain kamu kan istri aku.... aku cemburu tau...." ucap Azka memberikan perasaan kemudia membawa tubuh mungil zya kedalam pelukannya.

"Abang kok cemburu Ama bocah itu..... dia itu cuman adek kelas aku diwaktu SMA dulu, ya walaupun dia pernah pura-pura menyukai ku tapi aku tentunya dengan punya tidak terjebak dengan bocah bermulut buaya itu. Walaupun play boy tapi sebenarnya dia hanyalah seorang pria broken home yang hanya kekurangan kasih sayang dan perhatian". ucap zya menjelaskan tentang pria bocah yang mereka temui tadi.

"Tidak yang dengan tatapan mata nya tadi aku sangat yakin bahwa dia sangat menyukai mu, memangnya dulu kalian sedekat apa??" tanya azka penasaran dan berusaha menahan cemburunya.

"Tidak ada hubungan spesial dia hanya sering mengikuti ku karna sebuah taruhan bersama teman-teman nya, mereka bertaruh jika bocah itu berhasil menjadikan ku pacarnya makan bocah itu mendapat gelar play boy terkeren karna berhasil meluluhkan dinginnya putri es". ucap zya menceritakan tentang kisah masa SMA nya dulu.

"Kenapa kau mendapatkan gelar putri es sayang?", tanya Azka.

"Aku jarang bicara dan sering menatap dingin mereka yang tidak aku sukai", ucap zya dengan santai.

"Lagi pula aku telah memiliki laki-laki yang hangat yang telah mencairkan sikap dingin dan sekarang aku juga menjadi lebih hangat karenanya" ucap zya dengan tersenyum manis.

"Benarkah sayang lalu siapa laki-laki itu?" ucap Azka dengan datar tapi masih terus penasaran.

Zya langsung memeluk Azka dengan gemas, kenapa Suamiya ini jika sedang cemburu menjadi sangat bodoh dan lampat peka.

"Tentu saja abang." ucap zya dengan malu-malu kemudia telah mengelakkan wajahnya ke dada bidang suamiya itu.

Wajah Azka yang tadi datar menahan rasa cemburunya dan penasaran tadi berubah menjadi senyum bahagia. sebenarnya tadi Azka berfikir mungkin saja orang itu adalah Muzza karna laki-laki yang di pernah menjalin hubungan dengan istrinya itu sampai ketahap tunagan adalah Muzza, tapi syukurlah ternyata laki-laki itu adalah dirinya bahkan Azka telah merasa sngt bodoh karna telah sempat cemburu dengan dirinya sendiri.

"Dek... kau sangat mengemaskan, bagaimana jika kita liburannya sekaligus honeymoon di pantai??" tanya Azka menaikkan turunkan alinya menjahili istrinya itu.

"Tidak bang kita hanya akan liburan saja, tolong jangan mesum didepan calon anak kita. Semoga anak kita tidak terkontaminasi otak mesum ayahnya". ucap zya sbil mengusap pelan perutnya yang terlihat sangat besar dan bulat itu.

"Hay Baby.... kalian harus baik-baik saja kan didalam nak, apakah kalian setuju jika ayah dan ibunda mu ini honeymoon di pantai??" ucap Azka yang telah mengusap pelan perut zya yang tertutup daster dengan gaya modern dan Islami.

"Kamu bisa rasakan yang.... baby... setuju..," ucap Azka yang berbinar senang setelah mendapat respon tendangan kecil yang berasal dari perut istrinya itu.

"Dasar..... mesum...." ucap zya mendesis pelan karna mereka sekarang berada didalam taksi yang untung nya supir taksi itu tidaklah keberadaan denga mereka yang selalu beradu argumen.

"Maaf tuan dan nyonya. Kita telah sampai di pantai." ucap supir taksi itu uang telah memberhentikan mobilnya di pinggir pantai sesuai dengan keinginan Azka tadi.

Azka kemudian membayar ongkos taksi dan membawa zya menuju ke tepi pantai karena zya terlihat sangat senang menatap arus ombak yang pasang suruh.

"Abang kok zya digendong?" tanya zya karnaya azka yang tiba-tiba mengendongnya dengan enteng padahal tubuhnya pasti sangat berat.

"Aku tidak mau kamu kelelahan dek, aku gendong atau kita tiadak akan jalan-jalan sama sekali!" ucap Azka dengan tegas.

"Baiklah, tapi jika Abang merasa lelah karna aku yang terlalu berat Abang bisa menurunkan ku." ucap Zya karna tidak ingin acara jalan-jalan nya batal dan tidak ingin suamiya itu lelah karenanya.

"Dek kau tidak berat sayang ku.... tubuh mu tetap kecil hanya sedikit berisi yang malah lebih seksi . Hanya perutmu saja yang besar karena ada baby kita di dalamnya dan aku tidak keberatan sama sekali malah aku sangat senang bisa mengendong kalian secara bersamaan." ucap Azka dengan sambil menatap mata istrinya itu dengan penuh kelembutan.