Chereads / apakah cinta sejati / Chapter 71 - Munafik

Chapter 71 - Munafik

"Nak Kania..... maukah kau membantu mama??", ucap Ainun dengan nada memelas.

"Tentu saja mama, apa yang bisa Kania lakukan untuk mama??", tanya Kania dengan ceria.

"Tolong bantu mama untuk memberikan berkas proyek kerjasama dengan perusahaan milik Sean..... ucap Ainun sambil tersenyum memeluk Kania dengan lembut dan tersenyum licik disaat Kania tidak bisa melihat wajahnya.

Semua itu tidak tidak lepas dari pengawasan Muzza yang saat itu diam-diam mengawasi Kania dari lantai atas.

"Terlihat mencurigakan, aku akan mengikuti Kania nanti" ucap Muzza dengan mantap bergumam pelan.

Raut wajah Kania yang tadinya tersenyum manis berubah menjadi agak pucat.

"Sean...?, ma.. Sean???..", ucap Kania dengan penuh kebingungan.

"iya nak prusahan nenek mu yang masih berkerja sama dengan kakek Sean sebelanya dan sekarang telan dipimpin oleh Sean." Ucap Ainun dengan lembut menatap Kania setelah melepaskan pelukannya pada Kania.

"Tapi ma..... Kania...," ucap Kania yang terlihat bingung.

"Mam sendiri akan menemui Sean jika kau tidak bisa membantu mama.... "ucap Ainun dengan lembut.

"Tidak ma..... Kania hanya bingung saja...", ucap Kania yang merasa kebingungan.

"Mama sangat paham perasaan mu nak, mungkin kau masih trauma dan takut jika bertemu Sean Lagi. Tapi trauma itu tidak akan hilang jika kau terus menghindar dari kenyataan, kau seharusnya menghadapi dan menerima kenyataan itu agar bisa bersikap biasa saja dan Trauma itu akan terkikis secara perlahan." ucap Ainun.

"Iya ma..... Kania akan berusaha menerima hal ini..... dan nanti Kania akan mencoba untuk menemui Sean." ucap Kania setengah yakin.

"Kau yakin nak?," ucap Ainun.

"Iya ma...", ucap Kania dengan mantab.

"Baiklah naik jika kau yakin temui lah Sean di Cafe Mawar jam 1 siang nanti." ucap Ainun.

"Iya ma....". ucap Kania sambil menunduk ragu.

kania sebenarnya sangat takut jika harus bertemu dengan Sean lagi sekarang tapi Kania juga tidak bisa menolah permintaan mamanya..... yang sangat menyayangi nya itu.

dari jauh terdapat seseorang yang telah memantau gerak gerik Kania dan Ainun dari cctv, tapi orang tersebut tidak menyadari bahwa Muzza sedang menatap Kania dan Ainun dengan intens dari atas kemudian pergi.

"Ainun telah menjalankan rencana ku dengan baik, sekarang kita akan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya...," ucap seorang wanita paruh baya tersenyum licik fokus pada senyum licik Ainun yang menghadap CCTV.

"Kalian cepatlah pergi dan awasi Sean jangan sampai dia menggagalkan rencana ku kali ini." ucap wanita paruh baya itu dengan tegas.

"Aku sangat tidak sabar menunggu kehancurannya keluarga Bagaskoro". ucap perempuan paruh baya itu yang tersenyum licik.

"Hay bu.... dia akan terjebak sebentar lagi. Aku tidak sabar untuk menguasai semuanya yang menang seharinya jadi milik ku" ucap laki-laki dewasa yang tersenyum licik dengan wajah yang sangat mirip dengan Andreas.

"Wanita mu..... itu..... memang pintar ekting, bahkan dia dengan bakatnya itu berhasil membuat Kania nyaman dan kembali pada kita", ucap perempuan paruh baya itu.

"Tertu saja mom, dia adalah anakmu dan Istriku yang sangat berbakat dan juga Akau cintai" ucap laki-laki itu tersenyum bangga menatap wajah Ainun dari cctv.

"Hemmmm..... kuharap kau bisa mengurangi rasa posesif mu sedikit agar rencana ku berjalan dengan mulus!". ucap perempuan paruh baya itu dengan tegas.

"Tentu saja rencana mu itu akan berjalan mulus, dan aku terlalu mencintai putri mu itu aku akan memantapkan kaki laki-laki mana saja yang terlalu tekat dengan-nya". ucap laki-laki dewasa itu tidak kalah tegas.

"Iya aku tau.... kau telah membuktikan nya dulu..... Bahkan Sean telah menjadi korbannya untung dia masih terselamatkan sehingga bisa dimanfaatkan". ucap wanita paruh baya itu menatap laki-laki dihadapannya dengan malas.

"iya Bu.... itu karna dia telah membuatku sangat cemburu... bahkan dengan lancarnya dia telah menggoda istriku didepan mataku sendiri", ucap laki-laki itu dengan serius.

"Istri mu itu hanya menjalankan tugasnya sesuai rencana ku, dan jika Sean tergoda itu berarti dia telah berhasil", ucap wanita paruh baya itu dengan malas.

"Tapi tidak perlu penggan tangan juga, dia istriku....!!!!". ucap laki-laki dewasa itu dengan tegas.

"Dasar Posesif, untung saja dia sangat mencintai mu kalau tidak mungkin hubungan kalian akan berada diujung tanduk", ucap perempuan paruh baya itu.

"Ibu jangan berkata seperti itu lagi!!!, aku akan pergi menemuinya aku sangat merindukan putri mu itu!!!!". ucap laki-laki dewasa itu yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"Dasar bocah, aku bahkan tidak pernah menyangka jika umurnya sudah 37 tahun". ucap wanita paruh baya itu memicingkan matanya malas.

Saat ini Kania sedang berada di Cafe Mawar sesuai dengan permintaan Mamanya.

"Hemmm... kamu Kania??!", ucap Sean yang memandang Kania dengan penuh minat.

"Iya....., saya kesini mewakili mama.... untuk memberikan berkas kerja sana ini pada mu.... dan kau bisa membacanya.... dengan baik-baik sebelum tanda tangan....", ucap Kanaya dengan sedikit gugup.

"Baiklah aku akan mengirimkan nya langsung jika telah selesai nanti. Apakah kau masih mencintai ku???", tanya Sean dengan menaik turunkan alisnya.

"Kurang ajar laki itu..... beraninya merayu Kania!!". ucap Muzza yang telah mengepalkan tangannya dibalik persembunyian nya.

Muzza menyamar menjadi pengunjung lain yang duduk tidak jauh dari kursi Kania dan pria bernama Sean itu.

"Tidak Akau tidak pernah mencintai mu!!!", Ucap Kania dengan tegas.

"Jangan berbohong Kania....!!!, aku sangat yakin kau dulu pernah mencintai ku walaupun hanya sesaat!!!!". ucap sean dengan penuh kemarahan.

"Jangan terlalu percaya diri....cinta monyet dimasa lalu ingin kau bawa ke masa depan??!. Aku telah mempunyai tunangan yang sangat kucintai!!!". ucap Kania dengan tegas.

Muzza yang tadinya menahan kesal kemudia tersenyum puas setelah mendapat pernyatan langsung yang telah diucapkan Kania.

"Iya... aku juga sangat mencintai mu." ucap Muzza yang bergumam pelan sambil tersenyum senang.

Wajah Sean tampaknya sangat kesal menahan rasa malu dan marah pada pernyataan Kania.

"Kau tidak perlu berteriak seperti itu, aku sangat paham kau hanya berusaha untuk membuatku menyerah. Aku akan mendapatkan mu kembali!!". ucap Sean tersenyum licik.

"Hahahhahahahahahahha.... kau pikir aku masih bodoh seperti dulu yang dengan mudah mempercayai laki-laki yang munafik Seperti mu!!!!?", ucap Kania dengan tegas.

"Jangan asal bicara kau!!", ucap Sean yang telah merasa kesal bahkan telah mengangkat tangannya ingin menampar wajah cantik Kania.

Kania yang takut di tampar pun hanya memejamkan matanya dengan rapat, tapi setelah beberapa detik Kania tidak merasakan apapun dan memutuskan untuk membuka matanya.

"Kau jangan Ingin bertarung pilihlah lawan yang sebanding!!!", ucap Muzza dengan tegas sabil memelintir tangan Sean .

"Muzza????....", ucap Kania yang bersyukur ternyata muzza telah menyelamatkannya lagi.

"Lepaskan tanganku, kau bisa memanfaatkan tanganku bodoh!!!!", Teriak Sean dengan marah karna merasa sakit pada tangannya.

"Aku tidak bodoh, Bagaimana jika Akau menyeret mu kekantor polisi!, aku tadi telah membuat Vidio yang menarik untuk membuktikan kejahatan mu!!!". ucap Muzza dengan datar.

"Jangan gila kau... lepaskan, aku berjanji tidak akan menggangu Kania lagi!!", ucap Sean dengan nada marah.

"Baiklah... aku harap kau bisa menepati janjimu sebagai lelaki sejati!!". ucap Muzza dengan tegas kemudia melepaskan tangan Sean.

"Ayo kita pulang!!", ucap Muzza yang kemudian memegang tangan Kania dengan lembut dan mereka berdua meninggalkan tempat itu.